Di dalam ruang tamu yang luas, Han Yang sedang duduk-bersarang di sofa – sambil membaca beberapa file yang berisi data pemrograman. Saat ini dia adalah seorang Junior Kampus, yang di waktu luangnya, mengambil proyek pemrograman kecil untuk mendapatkan uang tambahan. Meskipun ada beasiswa yang didapatkan, dia ingin menyisihkan sedikit uang yang nantinya akan dikirim ke Kakeknya.
Kali ini, proyek yang dia kerjakan adalah situs web perdagangan luar negeri. Itu adalah situs baru, meskipun sebelumnya telah dirancang oleh orang lain, dan sayangnya itu masih memiliki berbagai aspek fungsionalitasnya tidak lengkap. Bagian yang belum selesai ini adalah apa yang sekarang Han Yang terapkan untuk diperbaiki.
Dengan kedua kaki disilangkan dia duduk, laptop di pangkuannya, jari-jari mengetuk-ngetuk pada keyboard. Karena poninya yang sedikit panjang, itu sering menghalangi penglihatannya, dengan sebuah penjepit jilid kertas panjang diambil dari data file yang sudah di-print yang mana dia gunakan untuk menjepitkan rambutnya yang mengganggu.
Saat sedang menulis kode, Han Yang benar-benar terobsesi. Dia begitu asyik saat melakukan tugas ini sehingga dia bahkan tidak memperhatikan ketika seseorang membuka pintu dan memasuki ruangan.
HeLian Qing yang baru pulang menyaksikan pemandangan seperti itu. Cahaya lembut menghantam sisi wajah Han Yang, menyebabkan seluruh tubuhnya memancarkan udara yang lembut, benar-benar tidak seperti sosok dingin dan keras kepala dia selama konfrontasi masa lalu mereka. Jepit rambut yang dia kenakan juga melakukan bagiannya untuk menambahkan sedikit sifat kekanak-kanakan pada wajahnya.
Karena Han Yang begini, HeLian Qing tidak perlu meringankan gerakannya dimana yang lain masih tidak menyadari kepulangannya. Bahkan kepalanya, sama seperti sebelumnya, masih terfokus pada urusannya sendiri.
Suara ketukan ringan menekan pada keyboard, bergema di seluruh ruang tamu saat tangan Han Yang terus mengetik. Tidak sampai HeLian Qing mulai berjalan ke arahnya, apakah dia akhirnya akan menunjukkan respon.
Jari Han Yang tiba-tiba berhenti. Dia kemudian mengangkat kepalanya untuk melihat pria itu, yang pada saat itu sudah berjalan ke arahnya, dan sekarang ada di sampingnya. Orang lain ini mengenakan kemeja putih bersama dengan dasi yang agak longgar, tidak memiliki semua ketegasan yang dia miliki selama pertemuan pertama mereka. Sekarang hanya tampan dan — dilihat dari kurangnya emosi berlebihan — wajah yang cukup serius sedang menatapnya.
Alis Han Yang mengkerut, tindakan halus menciptakan kerutan yang hampir tidak terlihat. Memiliki HeLian Qing, yang tidak pernah terlihat selama dua minggu berturut-turut, memungkinkan dia untuk bersantai sejauh melupakan kesulitannya saat ini. Ketidakhadiran itu juga memungkinkan dia untuk benar-benar mengabaikan bahwa tempat-tinggalnya saat ini bukan miliknya sendiri, tetapi malahan adalah apartemen yang sekarang matanya melirik, HeLian Qing.
Dan yang mana dia, Han Yang, adalah “Istri Kontrak” dari pria ini.
Jujur, jika dia bisa, dia benar-benar lebih suka tidak menggunakan kata-kata itu.
Meskipun gerakan Han Yang cukup halus, tanpa penutup poninya, mata HeLian Qing mengarahkan dirinya tepat di wajahnya, membuatnya sangat mudah bagi pria itu untuk melihat kerutan masamnya.
Sifat dingin pria itu yang tegas juga berkerut. Dari situasi ini sudah jelas bahwa Han Yang hanya tidak mengharapkannya untuk kembali pada hari ini sama sekali? Tentu saja, dia diberitahu sebelum perjalanan bisnis tanggal kembalinya HeLian Qing. Setelah semua, waktu terpisah diberikan untuk membiarkan dia mengatur perasaannya dengan benar, bersama dengan memberikan kedua belah pihak kesempatan untuk beradaptasi dengan hubungan baru ini.
Atau mungkinkah itu adalah Han Yang – yang dari awal, sepenuhnya, sudah lupa tentang keberadaan HeLian Qing.
Ha ha!
Beradaptasi dengan iblis itu.
Kedua orang, yang satu berdiri, dan yang satu duduk, tidak mengucapkan sepatah kata satu sama lain. Bahkan suara keyboard menghilang setelah beberapa saat. Atmosfer tampaknya menjadi agak canggung.
Pertemuan tatap muka seperti ini selalu sunyi. Sikap merendahkan yang dikenakan oleh orang lain membuat Han Yang sedikit gelisah. Setelah jeda panjang, Han Yang meskipun agak ragu-ragu, dia mulai berbicara, “Kamu… sudah kembali.”
Mengatakan kalimat itu pada saat itu, dia kemudian melihat ke mata orang lain yang menyorotkan ejekan. Tampak jelas menyatakan, seperti halnya layar peluru [1], berpesan “Jika aku belum kembali, menurutmu apa yang kamu lihat – hantu?”
[1] layar Peluru menampilkan komentar yang diposting secara real time pada video. Atau hanya gambar tampilan dan fotonya sebagai meme.
Han Yang mulai berkeringat.
Beberapa detik kemudian, HeLian Qing dengan dingin menjawab, “Ya.”
……Bagaimana waktu berlalu begitu cepat.
Han Yang mengeluh dalam hati, melewati waktu sambil mendesah. Ketika HeLian Qing melihat bahwa Han Yang selesai bertanya dia sedikit tidak bisa berkata-kata. Kemudian dengan ketidaksenangan yang terlihat dalam suaranya dia bertanya, “Sepertinya terlihat kamu tidak menginginkan aku kembali, yah?”
Itu memang benar……
“Tidak.” Han Yang berbicara kecil sebelum melihat jam yang tergantung di dinding menunjukkan waktu sudah lewat jam sembilan malam. Dia juga sadar bahwa kembalinya HeLian Qing dari bandara pasti memakan waktu setidaknya satu jam sehingga berpikir kalau HeLian Qing mungkin belum makan apapun, namun dia masih bertanya, “Kamu sudah makan?”
Melihat bocah itu, yang mana berkat penjepit jilid yang mengangkat poninya, keningnya terbuka untuk menunjukkan sepasang alis yang penuh perhatian, alis HeLian Qing sendiri sedikit rileks saat bibir tipisnya meludahkan satu kata, “Belum.”
Han Yang melihat lalu menyelidiki, di samping kaki HeLian Qing, tergeletak sebuah koper kecil. Menebak kemungkinan besar dia barusan datang langsung dari pesawat dan setelah ragu-ragu selama beberapa detik, dia bertanya, “Jika kamu tidak keberatan, masih ada beberapa makanan di lemari es, jadi….. bagaimana jika aku mendapatkan sesuatu untuk kamu makan?”
HeLian Qing tidak mengucapkan sepatah kata pun saat dia melihat Han Yang yang seolah-olah memikirkannya. Han Yang, yang melihat ini, sekarang menginginkan untuk memiliki beberapa makanan yang dikirimkan untuknya. Tapi sebelum Han Yang dapat berbicara, HeLian Qing menatapnya lalu hanya mengangguk dan berkata, “Aku akan mandi dulu.” Setelah itu menyeret kopernya ke kamar tidur.
Melihat sosok HeLian Qing yang sedang berjalan pergi, Han Yang tiba-tiba berpikir tentang apa yang terjadi dua minggu lalu.
[…] << Contract Marrige Bab 1 […]
[…] Bab 1 […]
Baca ulang .. kekeekekk, pagi ini jadwal ngebom blognya si Achin 😂
.
rupanya seperti ini kisah Han Yang dan He Lian Qing di chapter awal .. apalah daya diri ini yang tidak memperhatikan .. sebenarnya, ini sedikit indah wkwk