Chapter 2 – Pertemuan Dengan Si Gigantis

Author : Keyikarus
Publish at Kenzterjemahan.

***

Aku melambaikan tangan setelah menyerahkan kartu pinjaman pada Koji dan anak itu berlari keluar. Seharusnya dia adalah pelanggan terakhirku hari ini. Sudah pukul lima sore, sudah waktunya bagiku menutup toko.

Ah demi menunjang hidupku agar lebih baik, selain toko buku kecilku, aku memiliki pekerjaan sampingan. Itu adalah menjadi pelayan di bar. Jam kerjaku dimulai pukul delapan malam hingga pukul tiga pagi. Itu sedikit berat mengingat toko buku ku buka pukul sepuluh pagi.

Tolong jangan tanya kenapa aku begitu bekerja keras. Cicilan rumahku masih satu tahun lagi. Cita-citaku adalah saat berusia tiga puluh tahun maka hidupku akan tenang dan damai. Memiliki tempat tinggal dan penghasilan yang bisa menjagaku tetap hidup.

Bunyi gemerincing membuatku menghentikan gerakanku memasukkan ponsel dan segala teman-temannya ke dalam tas. Aku menghela nafas, seharusnya tadi aku membalik tanda ‘buka’ menjadi ‘tutup’ dulu.

Aku tersenyum manis, namun senyumku berubah menjadi kaku melihat orang yang datang. Dia begitu tinggi dan besar. Dia bahkan harus sedikit menunduk saat melewati pintu tokoku. Dan lagi dia bukan manusia.

Owh, Alpha yang kelebihan hormon. Tumbuh terlalu pesat hingga melebihi batas wajar. Dia baru bisa dikatakan makhluk langka. Ini pengetahuan baru bagiku, gigantisme juga bisa terjadi pada Alpha yang katanya memiliki kondisi paling baik.

“Apakah ada komik xx?”

Tanya dengan ekspresi yang…. ah sudahlah. Sesuai tubuhnya, dia benar-benar kelebihan hormon. Wajahnya terlalu sesuai dengan komik hentai.

Meski aku mengomentari banyak hal didalam hati, pelanggan adalah sumber uang. Sangat tidak mungkin aku mengabaikannya.

“Ada di rak paling kiri. Sebelum itu, sebenarnya kau tidak bisa membelinya.” Itu adalah keluaran dua tahun lalu, tentu saja tidak ada yang tersisa dibagian penjualan. Namun ada dibagian penyewaan.

“Ah? Bagaimana bisa seperti itu? Apakah benar ini toko buku?” Gerutunya.

Hhh. Leherku sakit terus mendongak untuk bisa saling tatap dengannya. Jika ini diteruskan maka leherku akan patah. Jadi, aku berinisiatif untuk membuatnya menjadi pelanggan ku. Itu bukan pemanfaatan, tapi memaksimalkan kesempatan, oke.

“Katakan saja namamu, nomor teleponmu dan alamatmu. Maka kau akan bisa membawanya pulang.”

Tanganku sudah siap mencatat di buku kemudian untuk memberinya kartu keanggotaan. Menunggu beberapa lama masih tidak mendapatkan jawaban, tentu saja aku dengan sangat amat menyesal kembali mendongak.

Aku tercengang dengan wajah memerahnya. Apa yang terjadi? Apa ruangan ini terlalu panas?

“Kau… bagaimana bisa langsung menyukaiku?! Kau beruntung aku tidak langsung menghajarmu karena lancang!”

Setelah mengatakan itu, pria yang terlalu besar itu buru-buru berbalik dan pergi. Melihat tingginya dan prilaku tergesa-gesa seperti itu, pikiranku tiba-tiba khawatir jika dia akan menabrak bagian atas pintu. Jika itu rusak maka aku akan kesulitan untuk memperbaikinya.

Jadi aku langsung berinisiatif untuk memperingatkannya, “Hei tunggu!”

Alpha itu berbalik dan memelototiku. Membuatku tanpa sadar tersentak mundur dan mengurungkan niat ingin mengatakan sesuatu.

“Tidak bisa. Mengertilah, kita baru saja kenal. Aku tidak akan menyukaimu begitu cepat. Tapi…. penampilanmu baik. Kau bisa berusaha mengesankanku.”

Kalian tahu seperti apa isi kepalaku? Itu Penh tanda tanya bermunculan. Sebenarnya apa yang orang ini pikirkan? Kenapa ucapannya kacau sekali.

Jujur saja aku tadinya tidak pernah begitu terkejut akan sesuatu. Tapi sekarang aku jelas membeku. Rasanya pikiranku mampet.

Setelah mengatakan itu, Alpha gigantis itu berbalik dan …. duk. Kepalanya menabrak bagian atas pintu. Tingginya satu kepala diatas pintu. Rasanya terlalu pas untuk bagian atas pintu itu menghancurkan wajahnya.

Pria itu berjongkok menutupi wajahnya. Aku meringis membayangkan seperti apa rasa sakitnya. Ah mungkin rasa malunya yang lebih besar.

Hanya setengah menit kemudian, dia berdiri dan berbalik. Kembali memelototiku hingga aku benar-benar termundur. Bagaiana tidak, kalau matanya begitu menakutkan. Aku mengurungkan niat menjadikannya anggota.

“Kau! Kalau menyukaiku seharusnya perhatian pada tinggi pintumu!” Kesalnya.

Kemudian dia benar-benar pergi meninggalkan tokoku dengan kepalaku yang penuh tanda tanya. Bagaimana dia bisa menyimpulkan jika aku menyukainya? Seharusnya tingkat narsis seseorang memiliki alasan!

Baru saja aku menarik nafas lega, aku kembali dikejutkan dengan gemerincing yang tidak samtai sama sekali. Sebenarnya ada apa hari ini?!

Aku mendongak, seketika merasa kosong. Kenapa lagi si gigantis ini kembali? Mau mengatakan hal-hal aneh tentang menyukai? Kali ini aku yang harus menggertaknya. Dia memfitnahku didalam tokoku sendiri.

Dengan wajah tak sabar alpha ini memukul-mukul meja kasir kesayanganku. Bukan pukulan berat yang menghancurkan, tapi tetap saja rasanya aku diintimidasi. Membuatku kesulitan menggertaknya. Alpha sialan.

“Komik xx. Aku membutuhkan itu.”

Aku meluruskan bibir mendengar ucapannya. Hei siapa yang tahu wajahnya begitu tebal. Narsis dan penggemar hentai. Cukup mengejutkan ada makhluk langka dengan sifat tak tahu malu yang langka.

Ingin dia cepat pergi dan aku cepat pulang, tanpa mengatakan apapun aku mengambil komik itu yang memiliki lima volume. Mendorong tumpukan buku yang sudah ku kemas dalam kantong padanya.

Dia meletakkan uang dengan semena-mena dimejaku dan pergi. Sepertinya benar-benar pergi. Aku sedikit memanjangkan leherku untuk melihat bayangannya.

Ketika tidak ada yang terlihat, aku cepat-cepat berlari dan membalik tanda ditokoku. Tidak perlu menyesali buku yang tidak dikembalikan itu. Toh dia meninggalkan uangnya, selain itu aku juga masih memiliki cadangan mereka.

Terkadang ada pelanggan bandel yang tidak mau mengembalikan buku yang dipinjam. Tentu saja aku akan mencarinya dan menuntutnya sampai mati. Tapi aku juga memiliki cadangan setiap buku yang ku sewakan. Itu akan menjaga kestabilan perasaanku.

Selesai mengemasi barang-barang, aku segera saja keluar dari toko. Menarik rolling door dan menguncinya. Huft, rasanya aku sangat lelah. Alpha gigantis itu, lebih baik tidak datang lagi. Atau aku mungkin akan memiliki gejala stres.

Kesan pertama yang buruk.

***********


<< ILYLM Chapter 1

ILYLM Chapter 3 >>

Recommended Articles

0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!