Chapter 1
Seorang lelaki yang memiliki penampilan anggun, menatap yang acuh ke layar komputernya. Disana dia baru saja menyelesaikan transaksinya secara online. Melihat layar yang masih hidup namun dia bisa melihat bayangannya sendiri didepan layar.
Mata lonceng dengan warna biru laut yang cantik, rambut berwarna biru terang. Lelaki yang sudah berusia 22 tahun itu melepas kacamatanya. Dia menatap kearah jendela dimana angin kencang bertiup.
Melepaskan kacamatanya dan tidak bergerak kemanapun. Diluar adalah tempat yang paling menyeramkan baginya. Dia tidak menyukai dunia luar, apapun yang dia lakukan, ingin dia beli atau ingin makan sesuatu.
Dia akan memesan dengan online, terlebih lagi sekarang dunia sudah modern. Manusia bisa melakukan apapun sekarang, hidup begitu nyaman dan mudah hal ini semakin membuat Ye Lu merasa semakin tertutup.
Ye Lu masih melihat adanya badai yang terjadi diluar. Ketika dia mendengar suara panggilan, Ye Lu melihat kearah gelang ID yang ada ditangannya. Disana ada nama ibunya. Meskipun mengatakan bahwa itu adalah ibunya, namun pada kenyataan ibunya adalah seorang laki-laki.
Tidak hanya dunia yang terlalu modern sehingga banyak peneliti sudah mengubah banyak Gen manusia. Setelah melakukan hampir lebih dari 10 tahun. Para peneliti menemukan Gen yang bisa mempermudah manusia.
Tidak peduli apakah mereka laki-laki atau perempuan. Mereka bisa melahirkan sesuai dengan keinginan mereka. Namun ada perbedaan antara anak normal yang terlahir dari pasangan laki-laki dan perempuan.
Mereka lebih cendrung memiliki warna rambut hitam, sedangkan anak yang berasal dengan bantuan Gen, mereka pasti tidak sama dengan anak normal. Sebagai contoh Ye Lu, memiliki warna mata biru laut sama dengan warna rambutnya meskipun ayah dan ibunya memiliki warna mata dan rambut yang kebanyakan orang lain miliki.
Semakin berbeda kamu, jika kamu tidak memiliki status sosial yang tinggi maka kamu hanya akan menjadi bahan pembullyan di sekolah. Bagaimana tidak, hanya 10% dari semua manusia dibumi ini yang terlahir dengan bantuan Gen.
Mata Ye Lu menatap kearah layar, ibunya masih memanggil ID miliknya.
Meskipun Ye Lu membenci dia terlahir dengan bantuan Gen. Namun dia tidak pernah membenci ayah dan ibunya. Keduanya sangat memanjakannya. Terlebih lagi dia adalah anak tunggal dari keluarga Ye.
Mereka tidak miskin, bahkan apartemen mereka dikatakan kelas atas. Ayahnya adalah seorang Jendral, meskipun statusnya tidak setinggi Kolonel. Namun namanya cukup terkenal dan dia juga disegani.
Ibunya dulu adalah seorang penyanyi solo. Setelah menikah dengan ayahnya dia berhenti berkarir yang lebih mengutamakan keluarganya. Pada saat ini ibu dan ayahnya sedang berada diluar.
Ayahnya memiliki pertemuan bersama dengan kolonel maupun Jendral lainnya. Ibunya ikut bersama ayahnya. Karena mereka semua juga akan mengadakan pesta. Meskipun ibunya ingin membawanya pergi juga. Ye Lu akan menggelengkan kepalanya dua kali.
Ibunya hanya bisa mengangguk. Kapan anaknya bisa berkomunikasi dengan orang luar? Hampir 10 tahun dia tidak pernah menampakkan dirinya bahkan keluar dari pintu rumah mereka. Sebuah keajaiban jika orang bisa melihat wajahnya.
Ye Lu menatap kearah layar, dia menekan tombol jawab dan wajah yang sangat akrab muncul didepan layar. Seperti biasa dia ramah dan terlalu mudah tersenyum. Karena dia tidak ingin mengecewakan anaknya.
Ibu Ye Lu, Ye Liangyi mengubah warna rambutnya yang panjang. Dia mewarnai dengan warna biru terang yang sama dengan yang dimiliki oleh Ye Lu.
“Hai Sayang, sudah makan?”
“Ibu, aku baru saja menyelesaikan makan.”
“Hm? Benarkah? Kami mungkin datang terlambat hari ini. Badai besar sedang terjadi diluar. Tidak apa-apa jika kamu harus menunggu kedatangan kami sedikit larut.”
Ye Lu menganggukkan kepalanya. “Kalian tidak perlu khawatir. Aku akan menunggu kedatangan kalian.”
“Anak yang baik. Hei, ibu menemukan banyak lelaki tampan dan memiliki usia yang sama denganmu. Kamu… mau berkenalan dengan salah satu dari mereka?”
“Tidak! Terima kasih.” Ye Lu langsung memotong panggilannya.
Ye Liangyi menatap layar IDnya berwarna hitam. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa kecil melihat tingkah laku putranya. Sang Jendral, Ye Wenxiao mendekati istrinya.
“Kamu memberi Ye Lu panggilan?”
“Ya.” Ye Liangyi mengangguk. “Tapi ketika aku mengatakan banyak lelaki tampan dia langsung memutuskan panggilannya. Sayang sekali, seharusnya diusia ini dia mulai jatuh cinta atau menikah dengan seseorang. Karena dia tidak pernah dekat dengan wanita jadi aku menawarkannya untuk berkenalan dengan banyak lelaki tampan.”
Jendral Ye Wenxiao mencubit hidung kecil istrinya. “Berhentilah menggoda A-Lu. Ketika dia benar-benar menikah dia akan mengatakannya pada kita.”
Ye Liangyi cemberut. “Bagaimana jika dia tidak ingin menikah? Kamu bisa melihat sendiri bagaimana dia lebih menyukai kamarnya dibandingkan bertemu dan berbincang dengan temannya.”
“Ya. Aku akan membawakan laki-laki yang pantas untuknya!” Ye Liangyi tertawa ketika mendengar jawaban suaminya. “Bodoh, apakah dia mau jika kamu langsung membawakan dia pria. Meskipun dia sangat tampan sekalipun, dia pasti akan lari dan bersembunyi dikamarnya.”
“Aku akan memilih calon suami yang paling bisa diandalkan untuknya.”
Ye Liangyi tersenyum dan memeluk lengan suaminya. “Seperti suamiku?”
Sekali lagi, hidung Ye Liangyi memerah karena Ye Wenxiao kembali mencubitnya. Kali ini sedikit tenaga dia keluarkan. “Tentu, namun banyak laki-laki diluar sana yang tidak sama denganku.”
Ye Liangyi hanya tertawa membalas ucapan suaminya. Ketika mereka berdua terlalu akrab dan mencolok banyak mata yang tertuju pada mereka. Meskipun Jendral Wenxiao memiliki pangkat Jendral biasa. Namun dia memiliki wajah yang sangat tampan dan dia juga berusia 45 tahun.
Menikah diusia ketika dia masih menjadi seorang tentara. Meskipun tidak ada larangan menikah pada saat menjalani proses menjadi tentara. Namun itu cukup berat bagi tentara untuk menanggung dua beban sekalipun.
Setelah dua tahun menikah mereka berdua memutuskan untuk menggunakan Gen untuk membantu mereka mendapatkan anak. Ye Lu lahir dan ayahnya mendapatkan pangkat sebagai Jendral.
Semua mata menatap iri pada kedua orang itu. Terutama para wanita-wanita yang menjadi istri baik itu Jendral maupun Kolonel.
——-
Ye Lu menutup panggilannya. Ibunya selalu mengatakan bahwa sesekali berjalan-jalan dengan lelaki lain. Dia menolak dengan keras dan mengatakan pada dirinya sendiri, tidak akan menikah selamanya.
Ketika dia sibuk dengan pemikirannya. Kamarnya tiba-tiba ternguncar beberapa kali getaran. Dia terkejut, “Apa yang sedang terjadi?”
[Peringatan! Peringatan! Seluruh warga yang berada didalam rumah. Harap bersembunyi ditempat yang aman. Badai yang semakin besar akan terjadi!]
Itu adalah alarm peringatan. Ini pertama kalinya dia mendengar suara keras seperti itu. Sebelumnya ini tidak pernah terjadi. Ye Lu ingin berdiri namun dia bergoyang beberapa kali dan terjatuh dikursinya.
Air yang berada disamping mejanya tumpah karena getaran kamar ini. Komputernya sedang menyala. Ye Lu ingin mematikan komputernya namun air sudah tumpah mengenai keybord.
Ye Lu bisa merasakan tubuh tersengat listrik dengan tegangan kuat. Dia hampir tidak bisa menarik tangannya dari komputer itu. Pandangan Ye Lu berubah menjadi buram dalam sekejap pandangannya berubah menjadi hitam.
Awalnya dia melihat hanya ruangan hitam dan gelap. Ye Lu merasa bingung, ini terlalu gelap. Dia tidak bisa melihat tangannya sendiri. Dia teringat dengan ucapan ibunya akan pulang malam ini.
Ye Lu mencoba mencari sesuatu untuk menyadarkannya. Matanya tiba-tiba terbuka, silau cahaya langsung mengenai matanya. Ye Lu menahan cahaya dengan satu tangannya. Ketika dia sadar.
Pakaiannya terlalu besar. Ye Lu segera memeriksa pakaian yang dia kenakan. Ini sangat aneh dan rambut panjang berwarna hitam. Ye Lu segera berlari mencari sesuatu untuk melihat wajahnya sendiri.
Ketika dia menemukan cermin, dia melihat wajahnya namun dengan warna rambut dan bola mata hitam gelap.
“Kesialan apa yang sedang terjadi padaku?” Untuk pertama kalinya Ye Lu mengutuk seumur hidupnya.
*****
Chapter 2
Ye Lu masih berdiri didepan. tangannya memegang meja kayu yang menyatu dengan cermin. Dia memperhatikan wajahnya didepan. Tidak ada yang salah, bentuk mata, hidung dan juga bibir mereka sama. Kecuali warna rambut dan pupil matanya.
God, Apa yang terjadi sekarang?
Ye Lu ingat terakhir dia mendengar ada berita bahwa badai besar terjadi dan penduduk harus berhati-hati. Ye Lu juga ingat bahwa dia meletakkan gelasnya didekat keyboard dan tumpah. Lalu aliran listrik menyengat tubuhnya.
Lalu sekarang apa yang terjadi?
Ye Lu mencoba melihat sekeliling dan dia tidak menemukan ide apapun tempat aneh ini. semuanya tampak kuno dibandingkan dengan kehidupannya. Hanya satu kemungkinan, tapi apakah itu bisa dikatakan secara ilmiah.
Manusia bisa mengubah banyak hal tapi bisakan mereka mengirim seseorang ditempat dan waktu berbeda. Ye Lu berhenti menatap cermin, dia menatap lengan tubuh ini. mereka memiliki tekstur kulit yang sama.
Warna kulit pucat, daging lembut dan lentur. Dia kembali memeriksa dibalik pakaiannya dan menyentuhnya (Burungnya Xuemei). Ini juga sama dengannya. Ye Lu memeriksa hal lainnya semuanya sama dengan tubuhnya, hanya warna pupil mata dan rambut mereka berbeda.
Apakah karena dia membenci dirinya dilahirkan dari Gen? Tuhan ingin mengujinya sehingga dia bisa merasakan sama dengan anak normal lainnya?
Ketika Ye Lu sedang berpikir seseorang mengetuk pintu kamar, suara itu mengejutkannya.
“Nyonya Muda, Yang Mulia menunggu anda dimeja makan?”
(*Nyonya Muda = Aku sedikit menekan kata di sini. Panggilannya Heng Xuemei sebenarnya Wangfei. Tapi Wangfei itu hanya boleh diucapkan oleh suaminya (Pangeran). Jadi pelayan hanya boleh menyebutnya Nyonya Muda)
Apa itu Nyonya Muda?
“A-ah.”
Pelayan itu menatap aneh kearah istri sah dari Pangeran Kedua. “Nyonya Muda? Apakah anda merasa tidak sehat? Saya akan mengatakan pada Yang Mulia jika anda merasa tidak nyaman.”
Karena Tuhan sudah mengirimnya ke sini. Maka dia akan melakukan apa yang dia bisa.
“Aku akan pergi? Tolong tunjukan aku jalannya!”
Pelayan itu semakin merasa aneh dengan Istri Sah ketiga Pangeran Kedua ini. Apakah kepalanya membentur sesuatu? Biasanya dia selalu bersikap anggun dan jarang berbicara. Bagaimana dia berbicara dan mengucapkan kata ‘Saya dan sekarang berubah menjadi ‘Aku’ dengan lantang.
“Di sini Nyonya Muda!”
Pelayan itu dengan menundukkan kepala dan menunjukkan jalan dengan tangannya. Ye Lu mengerti dia berjalan dengan arahan yang diberikan oleh pelayan wanita itu. Pelayan mengikuti Ye Lu.
Ketika mereka sudah sampai. Pelayan membukakan pintu ruangan makan. Ye Lu bisa melihat dimana seorang lelaki dengan pakaian hitam dipeluk oleh dua wanita disampingnya. Lelaki itu menatap orang yang datang.
Dia hanya menatap sekilas dan kembali tersenyum dengan dua wanita dipelukannya. Pelayan langsung menunjukkan meja untuk Ye Lu. Di sini sudah hampir seluruh meja terisi. Ketika Ye Lu duduk.
Ada orang yang membuka kembali pintu ruangan ini. Semua pandangan orang-orang yang ada didalam ruangan langsung tertuju padanya. Ye Lu memandang kearah wanita yang masuk.
Dia mengenakan pakaian merah terang yang mewah. Dengan baju luaran yang besar. Dengan wajah tanpa ekspresi dia melangkah masuk ke dalam dan duduk disamping wanita yang ada didepan Ye Lu.
Ye Lu masih memandangnya. Ketika mata wanita itu memandang kearah Ye Lu, dia menyipitkan matanya dan memberikan tatapan penuh ketidaksukaan dan kebencian dimatanya.
Ye Lu merasa tidak ada yang aneh. Mengapa wanita ini menatapnya dengan pandangan seperti itu.
Karena semua orang sudah hadir. Masing-masing orang mengambil sumpitnya dan memakan makanannya. Ye Lu menatap orang-orang yang mengambil dua kayu kecil itu. Seumur hidupnya, dia tidak pernah menggunakan dua benda kayu kecil (Sumpit) seumur hidupnya.
Dia hanya menatap benda kayu itu. Bagaimana orang-orang bisa makan dengan ini?
Ye Lu mencoba mengambil dua benda kayu kecil itu, meniru apa yang para wanita itu lakukan. Dia mencoba memegang dengan cara yang sama namun kayu kecil itu terlepas dari tangannya.
Mencoba sekali, dua kali, dan sampai seterusnya dia masih saja gagal. Sial, benda apa ini? mengapa memegangnya sangat sulit?
Ketika sumpit itu sering terjatuh dan menimbulkan suara. Semua orang menatap kearah Ye Lu. Pangeran Ketiga tidak terlalu peduli, dia masih terlalu sibuk dengan dua selirnya. Mereka dengan penuh senyuman memasukkan beberapa makanan ke dalam mulut Pangeran.
Kedua wanita yang ada didepan Ye Lu dengan wajah tanpa ekspresi memandang kearah lelaki yang berada diujung meja. Mereka juga mendengar suara genit para wanita yang didalam pelukan Pangeran.
Ye Lu sudah mencoba beberapa kali menggunakan benda kayu kecil dan akhirnya dia berhasil memegangnya. Ketika dia ingin mengambil sayur dan daging yang ada dimeja kecilnya. Benda itu selalu terjatuh.
Belum sampai dimulutnya, potongan daging kecil itu sudah jatuh lebih dulu dan kali ini mengenai pakaiannya yang berwarna putih. Ye Lu merasa kesal dihatinya.
Benda sialan, mengapa sangat sulit mengunakannya.
Pelayan yang memperhatikan Tuannya dia tidak tahu harus bagaimana. Bagaimana bisa Nyonya muda istri Sah ketiga tidak bisa menggunakan sumpit. Lalu terdengar suara tertawa kecil dari salah satu wanita yang ada di dalam pelukan Pangeran Ketiga.
“Lihat Pangeran, bangaimana dia menjatuhkan potongan daging itu dan mengotori pakaiannya sendiri?”
Ye Lu memiliki telinga yang peka, meskipun wanita itu sedikit berbisik namun dia masih bisa mendengarnya. Urat biru muncul didahi Ye Lu, dia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya.
Karena dia belum pernah berinteraksi dengan orang-orang hanya dengan kedua orangtuanya. Meskipun ibunya sering menggodanya, dia terbiasa dengan itu. Bagaimana dengan orang lain.
Ye Lu tahu bahwa dia sedang dihina. Inilah mengapa dia paling membenci berinteraksi dengan orang-orang. Mereka hanya baik di luar namun didalam hati mereka akan menjelekkan satu sama lain.
“Kampungan.” Salah satu wanita yang lain berbicara.
Meskipun mereka adalah selir, namun status mereka tidak bisa dipungkiri. Mereka semua adalah anak dari menteri-menteri. Ye Lu tidak tahu harus berkata apa. Dia meletakkan sumpitnya bahkan tidak makan sekalipun.
Pelayannya yang melihat Istri Sah ketiga Pangeran ini meletakkan sumpitnya. Dia bergegas mendekat dan menyerahkan sapu tangan putih. Ye Lu tidak bisa memakan dengan benda aneh itu.
Dua wanita yang ada didepannya sudah menyelesaikan makanannya. Satu persatu dari mereka keluar dari ruangan ini. Ye Lu melihat mereka dan ikut berdiri lalu pergi ke kamarnya. Pelayan wanita itu langsung mengikuti kemana Nyonya Mudanya pergi.
Ketika mereka sampai dikamar tubuh ini. Ye Lu segera masuk ke dalam, dia merasa lapar tapi dia tidak bisa makan dengan benda itu (Sumpit).
“Nyonya muda, haruskan saya membawakan anda makanan? Saya melihat anda tidak makan satu gigitpun makanan anda.”
Ye Lu menganggukkan kepalanya, “Jangan gunakan benda kayu itu lagi!”
Pelayan itu merasa aneh, lalu dia menganggukkan kepalanya. dia segera keluar dari kamar Istri Sah Ketiga Pangeran, dia segera berjalan menuju dapur istana dan mengambil porsi makanan yang sama.
Kali ini dia tidak menggunakan sumpit namun memberikan sendok kayu disamping makanan dan membawanya kembali ke kamar Nyonya Mudanya. Ye Lu melihat pelayan wanita itu membawakan makanan untuknya.
Dia duduk dan mulai memakan makanan itu menggunakan sendok kayu. Ini lebih baik dari pada benda kayu kecil tadi.
Chapter 3
[Peringatan! Peringatan! Seluruh warga yang berada didalam rumah. Harap bersembunyi ditempat yang aman. Badai yang semakin besar akan terjadi!]
Ye LiangYi dan juga Ye Wenxiao melihat ke layar ID mereka. Disana ada peringatan badai besar. Ye LiangYi mengelengkan kepalanya. “Sepertinya kita akan datang terlambat malam ini?”
Ye Wenxiao menganggukkan kepalanya. “Coba kamu beri panggilan A-Lu katakan bahwa kita akan pulang terlambat.”
“Baiklah. “ Dia menganggukkan kepalanya.
Ye LiangYi mencoba memberikan panggilan pada anaknya namun orang disana sama sekali tidak memberikan respon. Sudah memberikan panggilan selama 3 kali dan tidak ada satupun yang di jawab.
Melihat kerutan diwajah istrinya, Ye Wenxiao bertanya. “Apa yang terjadi?”
“A-Lu tidak memberikan jawaban. IDnya masih aktif, tapi kenapa dia tidak menjawab panggilan.” Ye LiangYi tidak bisa menahan diri untuk tidak menjadi cemas.
Ye Wenxiao juga menggunakan IDnya. Dia pikir anaknya masih marah karena ibunya menggodanya. Namun ketika dia memberikan panggilan dan Ye Lu juga tidak menjawabnya. Istrinya melihat kearahnya.
“Bagaimana?”
“Dia tidak menjawab.” Ye Wenxiao tahu bahwa istrinya sangat cemas sekarang. Namun dia dengan tenang mengusap wajah istrinya. “A-Lu pasti sudah tertidur sekarang. Kamu jangan terlalu khawatir. Kirimi dia pesan, kita akan datang terlambat. ”
Ye LiangYi menganggukkan kepalanya. Dia mengirim pesan dan mengatakan mereka akan terlambat kembali malam ini. karena badai yang besar terjadi. Jadi keduanya menunggu reda dan kembali ke rumahnya
Seorang jendral berpangkat tinggi datang menghampiri Ye Wenxiao, dia menatap kearah Ye LiangYi. Dia akui, bahkan usianya sudah 40 tahun. Namun wajahnya jelas masih memperlihatkan usia awal 30 tahun.
Ye Wenxiao menatap kearah atasannya yang datang. Dia segera menyapanya. Jendral itu membawa istrinya. Dia memiliki dua istrinya. Yang satu istri sah yang lainnya hanya simpanan. Namun semua orang tahu bahwa dia memiliki dua istri, bahkan istri sahnya sendiri.
“Ada apa?”
Ye LiangYi merasa tidak nyaman. Dia merasa pihak lain berlebihan menatapnya. Bahkan istrinya juga mencubit kulit suaminya. Ye LiangYi datang dan memegang lengan suaminya. Ye Wenxiao adalah lelaki idaman bagi setiap wanita.
Dia begitu setia pada pasangannya. Ketika Ye LiangYi memegang tangan suaminya. Lelaki itu mengusap kepalanya. “Jendral, ini hanya masalah kecil. Istriku terlalu mengkhawatirkan anak kami yang berada sendiri dirumah.”
Jendral besar itu menganggukkan kepalanya. Istrinya menatap sinis kearah Ye LiangYi. “Bukankah anakmu sudah berusia 22 tahun sekarang. Dia bukan lagi untuk di khawatirkan.”
“Ya. Tapi tidak biasanya dia seperti ini.” Ye Liangyi menyela ucapan istri jendral besar itu. Ye Wenxiao menganggukkan kepalanya. “Istriku akan seperti ini jika menyangkut soal anak kami. Meskipun usianya sudah siap menikah, namun tetap saja dia akan mencemaskannya.”
Wanita itu tersenyum. “Anak yang terlahir dari Gen bahkan kamu mewarnai rambutmu agar terlihat sepertinya.”
Ye Liangyi mendengar jawaban wanita itu dia menatap marah. Namun ketika suaminya memegang wajahnya. Dia menjadi tenang. Ye Liangyi tersenyum. “Terima kasih atas peringatannya. Meskipun dia terlahir dari Gen, setidaknya anakku tidak pernah meninggalkan kami.”
Ye Liangyi bukan orang baik, dia akan membalas siapapun yang menghina anaknya. Dan siapa yang tidak tahu kisah anak Jendral Besar, anaknya melarikan diri dari mereka dan sampai sekarang tidak pernah ditemukan. Apakah dia meninggal atau masih hidup, hanya Tuhan yang tahu.
Ye Wenxiao hanya menghela napasnya. Istrinya akan bertindak kalau seseorang menghina anak mereka. Wanita itu marah, dia menatap kearah suami Ye Liangyi. Lalu bibirnya tersenyum mengejek.
“Jendral Ye, kamu memiliki istri yang berperilaku buruk. Tidakkah kamu merasa cukup memalukan?”
Ye Wenxiao bahkan mengerti hinaan wanita itu. Tentu saja apa yang dikatakan istrinya adalah kebenaran. Namun siapapun yang menghina anaknya, dia juga marah namun dia tidak akan mengeluarkan suaranya.
“Nyonya Teng, maafkan istriku yang terlalu menyinggungmu. Istriku adalah orang yang baik, jika seseorang menyinggungnya. Dia akan membalas dua kali lipat. Jadi Nyonya Teng jangan terlalu mengambil hati dari kebenaran ucapannya.” Ye Wenxiao seperti menambahkan bahan bakar pada api yang menyala dia hati istri Jendral besar Teng itu.
Bukannya hatinya senang karena jendral tampan ini berbicara, namun dia menjadi sangat marah. Dia menatap kearah suaminya meminta pembelaan. Suaminya terlalu sibuk memperhatikan Ye Liangyi.
Jika bukan Jendral Ye Wenxiao yang lebih dulu menikahi Ye Liangyi. Dia mungkin akan mengajukan lamarannya pada mantan artis yang terkenal, Ye Liangyi. Namun ada beberapa kebenaran yang harus mereka ketahui, kedua orang itu (Ye Liangyi dan Ye Wenxiao) adalah teman masa kecil.
Mereka dulu memberikan janji bodoh kekanak-kanakan. Mereka akan menikah dimasa depan. Dan itu benar-benar terjadi. Jendral Ye Wenxiao memang menikah dengannya. Nyonya Teng sedikit lebih muda dari Ye Liangyi. Namun keduanya jelas memiliki perbedaan wajah yang jelas.
Nyonya Teng menatap kearah suaminya. “Siapa yang kamu lihat? Tidakkah kamu sadar ada yang menghina anakmu.”
Jendral Besar Teng menatap kearah istrinya. “Jika kamu tidak memprovokasinya lebih dulu. Akankah mereka membahas anak kita?”
Nyonya Teng benar-benar tidak senang. Dia memberikan tatapan benci pada suaminya dan kedua orang yang ada didepannya. Segera dia pergi meninggalkan tempat mereka berempat.
Jendral besar Teng meminta maaf kepada keduanya atas ucapan istrinya. Jendral Ye Wenxiao menganggukkan kepalanya. Jendral besar Teng segera mengundurkan dirinya. Meninggalkan keduanya.
Ye Liangyi menatap kearah suaminya. “Kenapa jendral besar Teng seperti itu menatapku setiap kali kita memiliki pertemuan dengannya?”
Ye Wenxiao tersenyum melihat kearah istrinya. “Mau kuceritakan sesuatu?”
“Boleh. Aku ingin mendengarnya.”
“Sejak debutmu dulu, Jendral Besar Teng mengatakan bahwa dia menyukaimu. Saat itu dia menjadi penggemarmu. Namun kamu menghilang tiba-tiba dari dunia hiburan dan memutuskan untuk menikah. Dia cukup terpukul. Dan yang lebih menyakitkan baginya, suamimu adalah aku. Tahun-tahun itu aku memiliki banyak kesulitan, pada akhirnya aku mendapatkan gelar jendral dan kelahiran A-Lu. Aku pikir mungkin A-Lu adalah keberuntungan keluarga kita. Tapi aku tidak menyangka bahwa dia masih menyimpan perasaannya padamu sampai sekarang. Benar-benar mengejutkan.” Ye Wenxiao tahu, namun dia tidak menceritakannya pada istrinya.
“Oh kenapa terlihat menyeramkan bagiku.”
“Kenapa menyeramkan? Bukankah itu terlihat sangat romantis?” Ye Wenxiao menatap kearah istrinya. Sekilas orang mendengarkannya itu pasti romantis. Namun berbeda bagi Ye Liangyi. Itu terlihat menyeramkan. Bahkan setelah dua puluh tahun lebih terlewatkan, dia masih menyimpan perasaannya.
Tidakkah dia aneh dan menyeramkan pada waktu yang bersamaan. Ye Liangyi menggelengkan kepalanya. “Kamu harus lebih menjagaku mulai dari sekarang!!”
Ye Wenxiao tertawa mendengar ucapan istrinya. Dia paling tahu bahwa Jendral Besar Teng tidak akan melakukan hal yang bodoh. “Ada apa? Kamu terlihat ketakutan?”
Ye Liangyi menatap kearah suaminya. “Apa kamu menipuku?”
“Aku tidak menipumu. Apa yang aku katakan itu adalah kebenaran. Tapi tenanglah Jendral hanya mengagumi sebagai mantan penyanyi favoritenya.”
“Aku sudah berhenti 20 tahun yang lalu!” Ye Wenxiao hanya tertawa memberikan tanggapannya pada istrinya.
“Sepertinya badai sudah berhenti. Ayo kembali ke rumah. A-Lu paling tidak suka sendirian dirumah.” Ye Liangyi tersenyum. Dia mengangukkan kepalanya dan mengandeng tangan suaminya pergi meninggalkan gedung pertemuan.
Chapter 4
Badai memang benar-benar berhenti. Mereka melirik kearah luar dan menemukan malam sudah semakin larut. Ye Liangyi sedikit cemas untuk putranya. Ye Wenxiao melihat wajah istrinya. Dia segera bertanya.
“Apa yang membuatmu begitu cemas?”
“Aku tidak bisa berhenti memikirkan A-Lu, perasaanku sekarang benar-benar tidak nyaman.” Ye Liangyi menatap kearah suaminya.
Lelaki tampan yang sedang menatap kearah istrinya memberikan senyuman menenangkan. “Aku tahu kamu tidak bisa jauh dari A-Lu tapi yakinlah dia akan baik-baik saja.”
Ye Liangyi tersenyum. Namun perasaan masih sama. mereka segera melajukan mobilnya dan karena badai, jalan hitam terlihat semakin hitam karena basah oleh hujan. Ye Wenxiao fokus mengendarai, mereka dalam kesunyian tidak ada yang berbicara.
“Tidurlah jika kamu mengantuk. Jika sudah sampai aku akan membangunkanmu.” Ye Wenxiao melihat istrinya mencoba memeluk tubuhnya sendiri. Dia berhenti ditepi jalan. Melepaskan jas yang dia kenakan dan meletakkannya di dada Ye Liangyi.
Lelaki berambut biru itu terkejut karena Ye Wenxiao mengambil pakaiannya dan menyisakan kemeja putih tipis. Ujung pakaiannya digantung sampai lengan. Itu memperlihatkan otot tangannya yang kuat dan warna kulit yang sedikit gelap.
Karena dia adalah tentara, jadi kulitnya terbakar oleh matahari. Namun itu sama sekali tidak mengurangi ketampanannya. Ketika kedua mata mereka bertemu, Ye Liangyi mengerutkan sedikit bibirnya ke depan.
Ye Wenxiao tersenyum. Dia tahu istrinya meminta ciuman. Dia memegang kedua wajahnya dan mencium bibir merah muda itu. Karena dia baru saja makan kue-kue yang ada diperjamuan. Mulutnya dipenuhi rasa manis.
Ye Wenxiao tidak menyukai rasa manis kue namun ketika rasa itu ada dimulut Ye Liangyi dia sangat menyukai. Bahkan jika dia tidak memakan makanan manis sedikitpun, rasa mulutnya benar-benar seperti madu.
Setelah mengubah beberapa kali sudut ciuman, suara lidah yang bertempur satu sama lain. Mereka ingat bahwa keduanya masih berada dijalan, jadi segera mereka menghentikan ciumannya dan melanjutkan perjalanan kembali ke rumah.
20 menit, mereka sampai di kediamannya. Ye Liangyi melepaskan sabuk pengamannya dan Ye Wenxiao juga mengikuti istrinya. Dia turun dari mobil mereka dan segera masuk ke dalam rumahnya.
Disana tidak ada yang berubah sejak mereka pergi. Ye Liangyi segera pergi ke lantai dua untuk melihat anaknya. Dia perlahan mengetuk pintu itu. “A-Lu kami pulang. Apa kamu masih terjaga?”
Ye Liangyi tidak mendengarkan jawaban apapun. Dia sekali lagi mengetuk pintu kamar itu. Suaminya juga pergi ke lantai dua untuk memeriksa istrinya. Dia melihat Ye Liangyi masih mengetuk pintu, dia segera datang menghampiri.
“Ada apa?”
“A-Lu tidak menjawab. Dia juga mengunci kamarnya.”
“Mungkin sekarang dia sedang tidur.”
Ye Liangyi tahu mungkin anaknya sudah tertidur. Namun tidak seperti biasanya. Anaknya mungkin tidur, namun setiap kali dia mengetuk pintu, Ye Lu akan membukakan pintu untuk mereka.
“Tapi biasanya dia tidak akan tidur pada jam ini?” Ye Liangyi melirik kearah jam tangannya. Hampir jam 12 malam. Biasanya Ye Lu akan bermain-main dengan komputernya dan akan tidur ketika jam 1 malam.
Setiap kali Ye Liangyi bertanya. Ye Lu akan menjawab bahwa dia sedang bekerja. Tidak tahu pekerjaan seperti apa yang anaknya lakukan. Dia akan berhari-hari didepan komputer dengan tangan yang sibuk menekan setiap keyboard.
Dia akan sibuk dalam beberapa hari setiap bulannya. Jadi Ye Liangyi yang secara pribadi akan mengantar makanan untuknya. Dia menatap kearah suaminya. Lelaki itu mengerti pandangan istrinya.
Dia memegang ganggang pintu dan melihat bahwa ini dikunci. Dia memberikan pandangan pada Ye Liangyi. “A-Lu kamu sudah tidur?”
Ye Wenxiao mengetuk lebih keras daripada yang dilakukan oleh istrinya. Dia berusaha mendengarkan suara dari dalam namun semuanya tampak tenang. Mendengar Ye Wenxiao sudah mengetuk dengan keras namun orang didalam tidak memberikan tanggapan apapun. Dia menjadi semakin cemas.
Ye Wenxiao melirik kearah istrinya. Berkata dengan nada lembut. “Minggirlah ke samping.”
Ye Liangyi menganggukkan kepalanya. Dia segera menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari pintu kamar. Segera Ye Wenxiao memberikan tendangan pada pintu itu. Suara benturan yang keras memenuhi telinga Ye Liangyi. Dia tanpa sengaja langsung menutup telinganya.
Ye Wenxiao langsung masuk ke dalam. Suasana kamar begitu gelap. Dia mencari tombol didinding kamar dan menekan itu. Seketika kamar yang gelap itu akhirnya menjadi terang. Dia melihat kearah komputer dimana Ye Lu selalu menghabiskan waktunya.
Mata keduanya menangkap sosok yang seperti sedang tertidur didepan komputernya. Ye Wenxiao dan istrinya merasa ada yang aneh. Keduanya segera bergerak untuk memeriksa keadaan Ye Lu.
Wajah anaknya sangat pucat bahkan bibirnya sudah membiru. Tubuhnya sangat dingin, ketika Ye Wenxiao memeriksa nadinya itu sangat lemah. Melihat wajah pucat anaknya dan tubuhnya yang dingin.
Dia tidak bisa menahan diri untuk semakin cemas, matanya sudah berkaca-kaca. “A-Lu…” nada suaranya bergetar.
Ye Wenxiao tidak bisa menunjukkan ekspresi tenang lagi. Wajahnya segera menjadi pucat. Ye Liangyi tahu perubahan wajah suaminya. “Apa yang terjadi pada A-Lu?”
“Tunggu sebentar aku akan memanggil dokter untuk memeriksanya.” Ye Wenxiao membawa tubuh anaknya dan meletakkannya diatas tempat tidur. Dia bergerak keluar dari kamar Ye Lu dan memberikan panggilan pada dokter kepercayaanya.
Ye Liangyi yang ditinggal bersama dengan Ye Lu. Dia memegang tangan dingin anaknya. Dia sudah menangis. “A-Lu.. apa yang terjadi padamu? Tubuhmu sangat dingin.”
Ye Wenxiao sudah selesai memanggil dokter. Dia melihat kearah istrinya yang sudah menangis. Lelaki itu membawa istrinya ke pelukannya. “Dokter akan datang dan segera kita akan tahu bagaimana keadaan A-Lu.”
Ye Liangyi tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Segera dia menangis dipelukan suaminya. Tidak lama dokter datang dan memeriksa keadaan Ye Lu. Dia sudah memeriksa jantung dan nadinya.
Dokter melepaskan alat dari telinganya dan memandang kearah kedua orang tua Ye Lu. Wajahnya sedikit sedih. Ye Liangyi yang memperhatikan itu, dia menjadi semakin menyedihkan.
“Katakan apa yang terjadi pada Ye Lu?”
“Jantung dan nadinya sangat lemah. Mungkin jika dia tidak sadarkan diri lebih cepat. Dia mungkin akan kehilangan nyawanya.”
Ye Liangyi mendengarkan itu. Dia segera berteriak menangis. “Itu tidak mungkin.. A-Lu akan tetap hidup.”
Dokter memberikan pandangan tidak berdaya. Ye Wenxiao semakin erat memeluk istrinya. Lalu dia bertanya pada dokter. “Apa penyebab dia seperti ini? Bisakah kamu memeriksanya?”
“Aku sudah memeriksanya. Sepertinya dia tersengat listrik tegangan rendah, namun karena itu langsung menyerang otaknya jadi seperti beberapa sarafnya lumpuh. Otak adalah sistem yang mengatur semua saraf pada tubuh. Jadi ketika dia tersengat listrik, hampir semua sarafnya lumpuh. Hanya jantungnya yang masih bertahan. Sekarang jantungnya berdekat pelan. Aku takut itu akan berhenti sewaktu-waktu. Pernapasannya juga sudah lemah. Kemungkinan besar itu akan menghilang….” Dokter tidak mampu melanjutkan.
“Itu tidak mungkin..” Ye Liangyi berteriak. Ye Wenxiao mengusap rambut istrinya. “Tenanglah. Dokter pasti menyelamatkan A-Lu. Dokter?” Ye Wenxiao memberikan tatapan tajam. Dalam sekejab tubuh dokter itu dipenuhi kedinginan. Dia dengan cepat mengangguk.
“Aku akan melakukan yang terbaik.”
Chapter 5
Ye Lu melihat makanan yang disajikan didepannya sama dengan yang dia makan sebelumnya. Dia juga melihat kayu namun berbentuk sendok seperti didunianya. Namun bahan ini jelas berbeda.
Ketika dia memasukkan ke dalam mulutnya dan merasakan masakan ini sangat enak. Matanya bersinar cerah. Ini pertama kalinya dia memakan makanan aneh yang sangat enak. Dia tidak bisa menahan rasa senangnya.
Dia mengambil gigitan pertama dan memakan habis semua makanan yang ada. Pelayan setia keluarga Heng melihat perubahan perilaku Nyonya Mudanya. Dia tidak bisa menahan diri untuk mengerutkan dahinya.
Dia sudah melayani Nona mudanya sejak dia masih kecil. Hanya saja hal pribadi Nona Mudanya dia tidak pernah mencampurinya. Namun melayani kesehariannya menjadi kebiasaannya.
Dia melihat Nyonya Muda ini makan dengan lahap dan juga dia menghabiskan semua makanan yang dia bawa. Apakah Nyonya Muda-nya sangat kelaparan sehingga dia menghabiskan semua makanannya?
Seingatnya meskipun Nyonya muda-nya tidak makan selama 2 hari juga dia tidak akan makan sebanyak ini. Dia selalu bertingkah seperti dewi yang tidak tersentuh. Sangat anggun, ditambah kecantikannya.
Sebelum dia menjadi istri Pangeran kedua. Dia sudah menerima puluhan pelamar yang datang. Namun kedua orang tuanya jelas menolak, mereka mengatakan bahwa anaknya adalah tunangan dari pangeran Kedua. Setelah itu semua orang tidak berani menganggu Nyonya Mudanya.
Katanya dulu dia memiliki saudari kembar, sayang sekali setahun setelah kelahirannya. Saudarinya meninggal karena demamnya terlalu tinggi. Dia menatap kearah Zhang Xuemei yang sudah menghabiskan makanannya.
Ye Lu sangat puas, karena dia tidak terbiasa tersenyum. Seperti wajahnya sudah dicetak beku. Dia hanya menampilkan matanya yang besar dan cerah. Mulutnya terbuka, “Makanannya sangat enak. Apa yang ada disini?”
Dia menunjukkan kearah semangkuk daging namun itu sudah dihabiskan semuanya. Pelayannya tersenyum. “Ini adalah daging babi yang dimasak dengan cabe segar dan ditambah kecap manis, dan tambahan bumbu lainnya. Nyonya Muda menyukainya?”
Ye Lu menganggukkan kepalanya. “Ini benar-benar enak.”
“Jika Nyonya Muda menyukainya kalau begitu saya akan menyuruh koki istana untuk memasaknya lagi besok.” Ye Lu menganggukkan kepalanya. Pelayan itu mengambil meja kecil dan segera membawanya keluar istana.
Dia menyerahkan kepada pelayan yang lain dan segera kembali ke istana Nyonya Muda. Dia melihat Nyonya mudanya begitu bersantai setelah makan siang. Bukannya kebiasaannya dia akan mengambil beberapa gulungan dan mulai belajar.
Tapi lihat dia sekarang. Terlalu santai ah! Pelayan wanita itu tidak bisa menahan diri untuk berkomentar. Dia berjalan menuju Ye Lu dan membawakan dia setumpuk kertas yang digulung dengan rapi.
Ye Lu melihat tumpukan benda aneh lainnya. Dia sedikit menaikan satu alisnya dan segera bertanya. “Benda apa ini?”
Pelayan itu tercengang. Bagaimana bisa Nyonya mudanya mengatakan ‘benda apa ini’ dia selalu memegangnya setiap hari tentu saja ini adalah gulungan politik yang anda minta sendiri pada saya untuk membawakannya pada anda. Anda berani bertanya lagi. Apakah anda sakit atau jiwa anda diganti dengan orang lain.
Mendengar jiwanya diganti oleh orang lain. Dalam sekejap dia berubah menjadi batu. Mungkinkah? Ah pasti tidak mungkin? Pelayan itu segera menggelengkan opsi terakhirnya di dalam hati.
Ye Lu memperhatikan orang didepannya dan segera kembali bertanya. “Aku bertanya padamu?”
“Ah…” Pelayan wanita itu segera berteriak. “Nyonya Muda, anda…. Tahu kita berada dimana sekarang?“
Ye Lu yang diberi pertanyaan seperti itu. Dia berpikir sebentar namun dia sama sekali tidak tahu apapun tentang dunia yang dia masuki ini. Dia mengelengkan kepalanya. Pelayan yang melihat reaksi Ye Lu. Dia tidak bisa menahan rasa sedihnya.
“Dimana Nyonya muda?”
“Hah? Apa yang kamu bicarakan?”
“Saya mengatakan dimana Nyonya Muda. Dimana kamu menyembunyikannya ah? Kembalikan dia!” Ye Lu bertambah bingung. Kenapa wanita ini terlihat ingin menangis mencari Nyonya Muda-nya. Mungkinkah Nyonya mudanya adalah orang ini?
“Siapa Nyonya Muda?”
Pelayan itu sudah menangis. Namun dia tidak bisa mengeluarkan suaranya. Semua orang akan mengetahui kalau dia menangis dan tidak ada yang bisa menahan diri untuk merasa tidak curiga sedikitpun.
“Siapa anda? Kenapa ada ditubuh Nyonya Muda?” dia menguatkan mentalnya dan segera bertanya. Ye Lu memandang kearah wanita yang masih menangis ini bertanya dengan wajah basah seperti itu.
Ye Lu hanya memandangnya. Dia menggelengkan kepalanya. Pelayan itu tidak bisa menahan diri untuk tetap bertahan. Karena kejutan yang begitu kuat menghantam mentalnya. Dia segera pingsan.
Ye Lu menatap kearah orang yang ada didepannya. Kenapa dia tiba-tiba menangis, setelah itu bertanya dan tertidur didepannya?
“Hello, jika kamu mau tidur, kamu bisa menggunakan tempat tidur disana.” Ye Lu menggoyangkan tubuh wanita yang ada didepannya. Namun ketika dua menggerakkannya, orang ini sama sekali tidak mau bangun.
Ye Lu menatap sebentar. Ah mungkin dia lebih suka tidur dilantai.
Lelaki itu melihat sekeliling ruangan dimana dia berada. Tempat ini sangat unik, semuanya terbuat dari benda aneh namun dibangun dengan cantik. Ye Lu berjalan menuju dinding dan memeriksanya.
“Terbuat dari bahan apa ini?”
Ketika dia memegangnya. Terasa sama kesar dengan rumahnya namun lebih kasar dibandingnya dengan dinding kamarnya. Ye Lu berjalan menuju beberapa vas dan hiasan kamar. Semuanya belum pernah dilihat Ye Lu.
Meskipun mereka memiliki beberapa kesamaan pada dunianya. Hanya saja ini semua diukir dengan cantik, sangat unik. Ye Lu selesai melihat-lihat dan dia menemukan cermin yang besar. Dia melihat kearah wajahnya. Menggerakkan tangannya dan mencubit wajahnya.
Dia memang tidak bermimpi. Dia terjebak didalam dunia aneh. Semua orang disini memiliki rambut hitam dan mata gelap. Tidak peduli apakah itu hitam atau coklat gelap. Ye Lu melihat rambut panjang sampai ke pantatnya.
“Ini terlalu panjang. Aku ingin memotongnya.” Ye Lu melihat adanya benda aneh yang mirip dengan gunting dia segera memegangnya. Dia mencoba menggunakannya. Setelah mengerti cara kerjanya.
Ye Lu mengambil rambutnya dan mulai memotongnya. Dia sudah memotong setengah rambutnya. Ketika pelayan itu sadarkan diri. Dia merasa kepalanya sangat pusing. Dia melirik kearah sosok yang berdiri didepan cermin. Dia memandang curiga. Ketika dia berusaha bangun, dia melihat orang ini memotong rambutnya.
“Ahh… kenapa anda memotong rambut anda!!!” dia berteriak membuat Ye Lu terkejut dan melepaskan guntingnya. Rambutnya hampir setengah selesai.
Ye Lu memandang kearahnya. “Karena aku tidak suka rambut panjang.”
Pelayan itu kembali menangis. Ye Lu bingung, kenapa orang ini suka sekali menangis. Ini hanya rambut jadi dia bebas memotongnya. Lagipula ini terlalu panjang.
“Anda… Anda… dilarang memotong rambut… itu melanggar aturan bah..”
“Aturan apa? Bukankah ini cuma rambut, kenapa begitu mengkhawatirkannya?”
“Kerajaan melarang bagi Istri sah untuk memotong rambut mereka.” Pelayan itu benar-benar menangis sekarang. “Tapi aku Ye Lu, bukan istri sah?”
Pelayan wanita itu segera bangkit dan melihat rambut hitam yang berjatuhan di lantai. Matanya benar-benar sakit ketika melihat adegan ini. ditambah dia memotongnya dengan sembarangan.
Chapter 6
“Hei!!”
Ye Lu segera berteriak ketika guntingnya diambil oleh wanita ini. perbedaan tubuh mereka tidak terlalu jauh. Pelayan itu mengambil kursi untuk Ye Lu duduk. Dia menurunkan tubuh Ye Lu dan segera melihat kearah rambutnya.
“Apa yang harus saya lakukan selanjutnya?”
“Potong saja sampai selesai. Tolong rapikan ya? Aku tidak pandai memotong rambut.” Ye Lu menarik sedikit bibirnya. Pelayan itu tercengang dengan apa yang diucapkan oleh orang ini. Jika dia tidak tahu kenapa malah memotong sesuka hatinya.
Pelayan wanita itu segera menghapus sisa air matanya. Dia segera mencari sisir kayu dan mulai merapikan rambutnya. Wanita itu mulai meratakan sisa rambut yang dipotong oleh Ye Lu.
“Anda… apakah bukan berasal dari sini?”
Ye Lu menganggukkan kepalanya. “Aku dari dunia yang semuanya sangat canggih. Kami juga bisa berkomunikasi dengan ID dari jarak jauh.”
“ID? Apakah itu alat komunikasi seperti sihir?”
“Sihir? Apa itu? ID itu sebuah alat pengenal tubuh dan juga kamu bisa berkomunikasi dengan orang lain dan melihat wajahnya. Sejauh apapun itu kamu bisa memanggilnya dengan ID.”
Wanita itu tidak mempercayai orang yang ada didepannya. Namun mendengar ceritanya. Dunia seperti apa itu. Di sini, alat berkomunikasi paling cepat hanya menggunakan merpati sebagai pengantar surat. Tidak ada yang bisa langsung berpandang mata.
“Dunia apa itu?”
Ye Lu mendengar pertanyaannya dia menjadi bingung. Mereka juga menyebutnya dunia ya hanya dunia tidak ada nama lain. “Ngomong-ngomong, aku terjebak dimana sekarang? Ini rasanya sangat aneh, kenapa aku berambut panjang? Meskipun ibu-ku juga berambut panjang namun aku tidak suka berambut panjang. Itulah kenapa aku ingin memotong rambutku.”
Pelayan itu akhirnya selesai merapikan rambutnya. Untung saja Ye Lu tidak memotong rambutnya lebih pendek dari ini. Butuh waktu satu bulan untuk membuatnya kembali seperti semula.
Namun mendengar suara Ye Lu mengatakan ibunya juga berambut panjang. Dia segera bertanya. “Bukankah wanita memang memiliki rambut yang panjang ah?”
“Wanita? Ibu-ku laki-laki ah.”
Gunting yang ada ditangan wanita itu segera terjatuh. Ibunya laki-laki. Lalu dia lahir dari apa?
“Lalu anda lahir dari mana?”
Ye Lu segera menjawab. “Tentu saja dari ibuku ah. Kalau tidak dari siapa lagi.” Jawaban Ye Lu membuat pelayan wanita itu seperti disambar oleh petir. Seorang laki-laki bisa hamil dan melahirkan? Apakah itu benar-benar ada?
“Oh aku juga ingin bertanya tentang sesuatu padamu. Siapa namamu?”
Pelayan wanita itu mendengarkan pertanyaan Ye Lu dia segera menjawab. “Namaku, Hua Yi. Aku adalah pelayan dari keluarga Heng. Kamu benar-benar bukan Nyonya Muda. Tidak akan mungkin Nyonya Muda melupakanku.”
“Kalau begitu aku ingin bertanya. Kenapa aku mengenakan pakaian seperti ini dan berkumpul dengan semua wanita yang tadi ruangan yang sama dan kenapa ada laki-laki yang dipeluk oleh wanita-wanita cantik itu. Kamu tahu aku juga laki-laki.” Pelayan wanita, Hua Yi sudah tidak lagi memiliki sisa keterkejutannya. Dia segera menjawab pertanyaan Ye Lu. “Oh laki-laki yang anda maksud adalah suami anda sendiri, Pangeran kedua Zhang Yuwen. Dan wanita-wanita yang anda maksud adalah haremnya. Meskipun anda laki-laki dimasa lalu tapi setidaknya anda terjebak di tubuh Nona Heng Xuemei. Jadi anda harus bertingkah seperti wanita selama disini.”
“Wanita? Aku? Kenapa bukannya tubuh ini juga laki-laki ah?” Ye Lu bertanya pada Hua Yi. Ketika mendengar pertanyaannya pelayan wanita itu melototinya.
“Nona Muda adalah perempuan sejak kapan dia menjadi seorang pria?”
Ye Lu mengambil tangan wanita itu dan meletakkan pada adik kecilnya. Wanita itu tentu saja sadar ada benda aneh seperti tongkat kecil berbeda dari dengannya. Segera wanita itu menarik tangannya dan berteriak.
“Ahhh…” dia baru saja dikejutkan dengan cerita pria yang bisa hamil dan melahirkan, sekarang Nona Mudanya juga berubah menjadi pria. Bagaimana mungkin? Sekali lagi wanita itu menangis. “Nona Muda-ku, ah kenapa berubah menjadi seorang pria?”
Ye Lu menatap bingung kearah Hua Yi yang menangis sekali lagi. Ini adalah pertama kalinya dia berinteraksi dengan orang lain selain ibunya. Jadi dia menyimpulkan bahwa orang ini suka menangis. Jadi dia memandang tanpa ada perubahan ekspresi diwajahnya.
“Kamu sangat suka menangis ya? Bagaimana kalau aku memberimu nama, gadis penangis. Kamu jangan salahkan orang lain atau semacamnya. Sejak aku masuk ke dalam tubuh ini, dia memang sudah memiliki benda ini.” Sekali lagi Ye Lu menunjukkan bagian selangkangannya.
Hua Yi yang polos dan tidak pernah mengenal benda itu, hari ini dia memegang mereka dan sekarang orang ini dengan santai menunjukkan daerah yang dia pegang. Tentu saja dia merasa malu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak memerahkan wajahnya.
Ye Lu sama sekali tidak menyadari bahwa pihak lain merasa malu. Dia hanya masih ingin banyak bertanya. “Ngomong-ngomong, ini dimana?”
Hua Yi cepat menyadarkan dirinya. “Ini adalah kerajaan Tian. Anda adalah istri sah ketiga dari Pangeran Zhang Yuwen. Karena perjodohan keluarga Heng dan kerajaan, jadi anda menjadi istri ketiga pangeran. Saya sudah melayani anda bertahun-tahun. Kenapa saya tidak tahu bahwa Nona Muda adalah seorang pria ah?”
Lalu Hua Yi pernah mendengar pesan dari kepala keluarga Heng. Apapun yang kamu ketahui tentang Heng Xuemei. Pastikan rahasianya tidak terbongkar, lindungi dia sebisamu.
Sekarang Hua Yi mengerti kata tersebut. Dulu dia masih bingung dengan apa yang diucapkan oleh kepala keluarga Heng. Ternyata selama ini Nona Muda-nya adalah pria ah. Benar-benar tidak terduga bahkan dia yang sudah bersama-sama selama beberapa tahun.
Hua Yi cukup pintar sebagai pelayan, itulah kenapa kepala keluarga Heng menyuruh dia untuk menemani Heng Xuemei ke istana. Sekarang apa yang terjadi jika kerajaan tahu bahwa istri sah pangeran Zhang Yuwen adalah seorang pria.
Tidak hanya Nona Muda-nya yang dihukum, bahkan seluruh keluarga Heng akan menderita. Kematian mungkin lebih mudah, tapi bagaimana dengan yang lain. Penyiksaan sampai mati. Penghinaan untuk keluarga Heng.
Memikirkan hal ini membuat Hua Yi ketakutan. Jadi mulai sekarang dia akan terus menjaga Nona Mudanya. Menjaga rahasianya. Dia menatap kearah Ye Lu yang jelas memberikan kesan berbeda dari Zhang Xuemei sebelumnya.
Sebelumnya, Zhang Xuemei terlihat sangat berpendidikan dan pintar. Dia benar-benar terlihat seperti dewi yang turun dan tidak akan pernah bisa disentuh oleh orang lain. Sekarang wajahnya penuh dengan kebingungan dan juga perbedaan yang terlalu mencolok ah.
“Karena kamu sudah berada dibadan Nyonya Muda anda harus bertindak sebagai dia. Apapun yang terjadi jangan katakan bahwa kamu adalah pria. Jika tidak, kerajaan akan menghukum kita. Tidak hanya kita bahkan seluruh keluarga Heng akan menderita.” Hua Yi mencoba menjelaskan pada Ye Lu. Namun reaksi orang ini malah membuatnya sakit kepala.
“Kenapa? Aku bukan pemilik tubuh ini, aku Ye Lu.”
“Kamu tahu hukuman dari orang yang datang dan mengambil tubuh orang lain. Mereka semua dihukum mati, itu dengan gantung diri, setelah itu tubuh mereka harus dibakar. Bahkan abunya tidak akan pernah dimasukkan ke dalam kendi.”
Ye Lu sedikit merinding. “Apakah dunia ini sekejam ini?” Hua Yi menganggukkan kepalanya. Hanya ini cara satu-satunya menakuti orang ini.
Chapter 7
Hua Yi melihat jejak kecemasan dari mata Ye Lu, dia menjadi semakin percaya diri untuk menipu orang ini. Ye Lu tidak tahu apakah dia mati didunianya sehngga dia berpindah ke sini.
“Apa yang harus aku lakukan?”
“Jawabannya mudah, anda hanya perlu berpura-pura menjadi Nyonya Muda, pertama saya akan membantu anda bertingkah sepertinya. Ingat, ini tidak boleh sampai bocor ke kerajaan. Anda sudah tahu kan resikonya?”
Ye Lu tidak bisa membantu namun hanya menganggukkan kepalanya dengan patuh. Hua Yi sangat puas dengan balasan Ye Lu. Sekarang dia tinggal mengatur semua kegiatan yang biasa nona mudanya lakukan.
Meskpun belum sepenuhnya menerima kenyataan bahwa Nona Mudanya adalah seorang pria. Sebagai pelayan kepercayaan Heng Jia, tentu saja dia akan melakukan apapun untuk tetap merahasiakan identitas Zhang Xuemei.
Ye Lu menatap kearah wanita yang ada didepannya. “Bisa kamu katakan sekali lagi siapa lelaki yang makan bersama kita dia dkelilingi oleh wanita? Lalu jika dunia ini tidak menerima pasangan pria, lalu mengapa tubuh ini bisa menikah dengan pria?”
“Anda bertanya soal Pangeran Kedua Zhang Yuwen. Meskipun dia mendapat gelar Pangeran Kedua, namun jika Kaisar turun tahta, dia yang akan naik menjadi Kaisar selanjutnya. Adapun istri, dia memiliki 3 istri sah dan 4 wanita harem miliknya. Anda secara kebetulan dijodohkan oleh keluarga Heng untuk istri ketiga Pangeran. Oh kita baru sampai disini satu bulan. Saya akhirnya mengerti ini.”
“Apa?” Ye Lu bertanya padanya.
“Ini alasan kenapa Nyonya Muda tidak ingin akrab dengan pangeran kedua, saya sudah memaksanya beberapa kali namun dia masih saja tetap dingin pada pangeran.”
Ye Lu menganggukkan kepalanya. Dia tidak begitu mengerti. Didunianya tidak peduli dengan siapapun kamu menikah, kamu akan memiliki anak dimasa depan. Apa yang perlu dikhawatirkan.
Hua Yi menatap kearah Ye Lu. Wajah cantiknya benar-benar membuat siapapun menjadi iri karenanya. Ketika dia memberikan pandangan bingung, siapapun yang menatapnya, mereka pasti akan terpesona dengan keindahannya.
Namun Zhang Xuemei bahkan tidak akan membiarkan siapapun melihatnya. Dia akan memasang wajah dingin pada mereka. Itulah kenapa sejak dia datang ke istana, dia tidak pernah memiliki interaksi yang banyak dengan Pangeran.
Zhang Xuemei bahkan sangat dingin pada pangeran. Dia hanya akan bertemu ketika makan siang dan malam. Itupun jika pangeran tidak memiliki kesibukan. Sejak beberapa bulan ini dia menjadi orang yang sibuk.
Kaisar yang tua sudah mulai sakit-sakitan. Jadi secara alami dia mengambil alih pemerintahan. Hanya menunggu kematian Kaisar, maka dia akan menjadi Kaisar selanjutnya.
Ye Lu menganggukkan kepalanya ketika dia mendengarkan cerita Hua Yi. “Em, jika ada Pangeran Kedua, pasti ada yang pertama kan? Dimana dia?”
Hua Yi menatap kearah Ye Lu. “Pangeran Pertama sudah meninggal, dia waktu itu memimpin pasukan perang dan mati di tanah perperangan. Jadi Pangeran Kedualah yang akan naik tahta selanjutnya.”
“Dunia ini juga melakukan perang?”
“Tentu saja, perebutan tanah. Peluasan wilayah kekuasaan, politik, ekenomi. Semuanya akan menyebabkan perperangan. Kenapa anda bisa tidak tahu tentang hal ini?”
Ye Lu menganggukkan kepalanya. “Di dunia-ku sudah 100 tahun tidak pernah terjadi perang. Jadi aku pikir dengan dunia sedamai ini tidak akan ada perang.”
Hua Yi merasa tercekik, kenapa pikiran orang ini begitu polos ah. Jika dia terus seperti ini, dia akan ditendang dalam istana dalam, tapi aku rasa ini lebih baik daripada harus ketahuan oleh kerajaan bahwa dia adalah seorang pria.
Tidak ada yang salah dengan itu. Bahkan Kaisar sebelumnya juga memiliki selir pria dimasa lalu. Namun ini istri sah ah, jika Pangeran Kedua memang menjadi Kaisar dimasa depan. Tiga istri sah ini yang akan menjadi salah satu Permaisuri Kaisar.
“Baiklah jangan memikirkan hal ini. Bagaimana kalau kita memulai latihan kita sekarang?”
Ye Lu menganggukkan kepalanya. “Baiklah. Aku akan mengikutimu.”
Hua Yi benar-benar merasa senang. Dia mulai mengambil banyak tumpukan kertas dan meletakkannya didepan Ye Lu. Dia mengambil kuas dan tinta menyerahkannya pada Ye Lu. Lelaki itu bingung, apa yang harus dia buat.
“Ini semua untuk apa?”
“Untuk menulis ah, anda harus menulis kaligrafi dengan kuas ini.”
Ye Lu memandang batang kayu dengan ujung bulu yang lembut. Dan sudah berwarna hitam gelap. “Bagaimana menggunakannya?”
Hua Yi seperti akan mengajari seorang anak kecil sekarang. Dia memegang tangan Ye Lu dan mencelupkan ujung kuas ke tinta hitam dan mulai menulis kaligrafi diatas kertas. Karena Ye Lu hanya mengikuti dia bergerak sesuai dengan intruksi Hua Yi.
Setelah menulis, dia melihatnya. “Ini bagaimana cara membacanya?”
Hua Yi seperti tersambar petir. Dia membeku beberapa detik. Sekali lagi dia ingin menangis. Ye Lu selain tidak tahu apapun, sekarang dia tidak bisa membaca. Bagaimana bisa, Nona Mudanya yang cerdas dan jenius ini tidak meninggalkan apapun diotaknya.
“Kamu tidak tahu?”
Ye Lu menganggukkan kepalanya. “Bagaimana bisa aku tahu?”
“Tidakkah ada kenangan didalam otak Nyonya Muda?”
“Aku sama sekali tidak melihat adanya kenangan apapun ditubuh ini.”
Hua Yi menangis sekali lagi. Kali ini dia tidak perlu menahannya. Sekarang Ye Lu benar-benar memanggil Hua Yi gadis penangis. Orang ini benar-benar suka menangis ah, Ye Lu tidak pernah berinteraksi pada orang sebelumnya.
Dia hanya berbicara dengan kedua orang tuanya dan tidak lebih dari itu. Namun ketika dia berada disini. Dia sudah menjadi orang yang luar biasa, bisa berinteraksi dengan orang lain. Dia dulunya terlalu takut untuk melihat orang namun sekarang, dia merasa baik-baik aja.
“Saya harus mengajari anda membaca mulai dari sekarang.”
“Kalau begitu ayo mulai. Oh iya, aku biasanya mudah mengingat apapun setelah membaca.”
Hua Yi tidak begitu memperdulikan pembicaraan Ye Lu. Sekarang dia membuka gulungan dan memperlihatkan deretan tulisan yang tidak dimengerti Ye Lu. Hua Yi mulai membantunya membaca dan memisahkan kata yang sulit untuk dijelaskan.
Sampai makan malam tiba, mereka akhirnya memutuskan untuk berhenti. Ye Lu merenggangkan pinggang dan tubuhnya. reaksi seperti ini tidak aneh, namun sangat tidak cocok dengan seorang bangsawan.
Hua Yi langsung membereskan kekacauan yang ada dimeja dimana mereka belajar. Sekarang semuanya sudah rapi kembali. Ketika dia melihat matahir mulai tenggelam, sebentar lagi makan malam tiba.
Apakah Pangeran kedua akan makan malam bersama lagi?
Sebelum Hue Yi menebak-nebak pikirannya. Sekarang apa yang dia ucapkan sudah jadi kenyataan. Seseorang datang dan mengetuk pintu kamar Ye Lu.
“Nyonya Muda, Yang Mulia Pangeran Kedua meminta anda untuk datang dan makan malam bersama.” Hua Yi tidak bisa membantu namun dia harus menyetujui hal ini. “Nyonya Muda akan segera datang. Terima kasih!”
Kasim itu menganggukkan kepalanya dan meninggalkan istana istri sah pangeran kedua. Hua Yi menyeret Ye Lu ke depan meja. “Aku akan menghiasmu, jadi tunggu sebentar.”
Ye Lu menganggukkan kepalanya. Dia duduk didepan cermin. Mata hitam dan rambut hitam yang dia impikan. Namun kenapa dia merindukan mata biru dan rambut biru miliknya. Itu lebih cocok dengannya.