Chapter 5

Chen Liu bukannya dia tidak ingin bergabung dengan mereka. Hanya saja, dia tidak pernah mengingat apapun ketika dia tidur disore hari. Ketika dia bangun, itu sudah pagi. Pernah ketika dia masa sekolah senior.

Dia pergi bersama teman-temannya dan mereka mengatakan gosib yang aneh tentang dia keesokan paginya. Setiap kali dia bertanya dengan jelas. Tidak ada seorangpun yang berani menjawabnya.

Mereka bahkan menunjukkan sedikit ketidaknyamanan pada wajah mereka. Sejak saat itu, Chen Liu menghindari pertemuan malam. Dia pergi ke terminal dan naik ke dalam bus. Dia mengatakan berhenti di terminal bus.

Bus berhenti, Chen Liu keluar. Dia melihat apartemen mewah didepannya. dia masuk ke dalam dan melihat keadaan rumahnya. Bersih dan sepi. Chen Liu melirik kearah jam ditangannya.

Ini masih pukul 3 sore. Dia memiliki waktu untuk mengerjakan pekerjaannya saat ini sebelum dia tidur. Kebiasaan Chen Liu adalah tidur disore hari dan dia akan bangun pada pagi hari.

Chen Liu merasa sangat mengantuk. Dia melepaskan kacamatanya dan menguap dua kali. Pria itu pergi ke tempat tidur. Tidak lama dari itu, dia akhirnya tertidur nyenyak.

Satu jam sudah terlewati. Mata Chen Liu terbuka. Dia bangun dan menggosok rambutnya. Dengan menggunakan satu tangannya, dia menyiris seluruh rambutnya ke belakang dan memperlihatkan keseluruhan wajahnya.

“Akhirnya aku bisa bangun.”

Pria itu menurunkan tangannya dari kepalanya. kakinya bergeser ke lantai yang diselimuti oleh karpet lembut. Ketika dia ingin bergerak, seseorang memberinya panggilan.

Chen Liu melihat orang itu adalah saudaranya. Dia menjawab panggilan tersebut. “Ada apa?”

[Oh, kamu sudah bangun. Aku pikir aku terlalu cepat memanggilmu.]

“Jangan berbasa-basi, katakan saja apa yang kamu inginkan kali ini!” Chen Liu menatap kearah cermin, matanya sedikit tajam.

Chen Liu bisa mendengar suara tawa dari balik panggilan. [Adikku, kamu tahu apa yang aku inginkan. Bisakah kamu menghadiri pertemuan malam ini. Aku membeli barang bagus. jadi aku mau kamu mengambilnya untukku.]

“Apa yang kamu beli?”

[Barang mentah dengan harga yang murah.]

Chen Liu tahu harga murah itu seperti apa. Dia lalu berbicara. “Baiklah. Aku akan mengambilkannya untukmu. Beri aku bawahanmu, biarkan dia yang mengatur tempatnya.”

[Oke. Pukul 8 dia akan menjemputmu.]

Chen Liu mematikan panggilannya. Dia masuk ke dalam kamar mandi. Menghabiskan beberapa waktu didalam kamar mandi. Dia akhirnya keluar dan mencari pakaian jas. Chen Liu biasanya mengumpulkan pakaian jas.

Karena saudaranya adalah pengusaha, terkadang dia harus ikut bersama saudaranya menghadiri beberapa pesta perusahaan. Jadi setidaknya dia selalu memiliki setelan jas yang cukup untuknya.

Chen Liu mengambil warna hitam. Setelah merapikan pakaiannya. Dia mengambil gel rambut dan menyisir rambutnya ke belakang. wajah tampan ditampilkan dengan mata tajam.

Dia benar-benar terlihat seperti pemangsa. Chen Liu melirik kearah jam tangannya. Dia pergi ke bawah dan membuka pintu. Disana anak buah yang dikirim oleh Chen Lao. Bawahan itu langsung memberikan penghormatan pada Chen Liu.

“Tuan Muda Liu.”

“Berangkat sekarang!”

“Ya, Tuan Muda.” Bawahan itu langsung pergi mengikuti Chen Liu. Mereka masuk ke dalam lift. Pintu lift tertutup dan bayangan dua orang menghilang.

______

Karena Wen Han mengatakan bahwa senior Chen Liu akan datang. Zhu Lan sudah  bersiap dengan penampilannya. Wen Han tidak tahu bahwa orang ini paling bersemangat. Dia bahkan sudah mengganti pakaiannya tiga kali.

Zhu Lan akhirnya menemukan pakaian yang pas untuknya. Ketika dia menatap kearah Wen Han. “Bagaimana dengan penampilanku?”

“Seperti idiot.”

Wajah Zhu Lan yang cerah berubah menjadi gelap. Orang bajingan ini menghinanya lagi. Zhu Lan tidak mengatakan apapun. Dia hanya memalingkan wajahnya dan terus bercermin.

Harus Zhu Lan akui bahwa dia sebenarnya cukup tampan. Dengan penampilannya sekarang, senior itu pasti akan memperhatikannya. Zhu Lan tanpa sadar menyeringai senang.

Wen Han yang memperhatikannya, dia menatap kearah sahabatnya dengan tatapan sedikit memberikan ejekan. Lalu dia berbicara. “Jika kamu terus tersenyum seperti orang gila. Aku yakin senior Chen akan menganggapmu sebagai orang gila.”

Zhu Lan yang mendengarkan ini, dia memberikan tatapan melotot pada Wen Han. Mereka berdua akhirnya keluar dari kamar. Wen Han menatap kearah ponselnya. Mereka mengatakan bahwa pesta itu diadakan disebuah tempat makanan sederhana yang disewa.

Wen Han menyalakan aplikasi lokasi. Mereka berdua saling bertatapan. Zhu Lan berbicara. “Lokasinya terlihat dekat. Haruskah kita berjalan kaki?”

“Baiklah.”

Ketika keduanya berjalan jauh dari asramanya. Siapa yang menduga bahwa tempat itu sebenarnya cukup jauh. Zhu Lan merasa kakinya pegal. “Aplikasi sialan, kita bahkan sudah berjalan selama 25 menit dan belum menemukan tempatnya.”

Wen Han menatap kearah lelaki yang disampingnya. Zhu Lin orang yang paling malas berolahraga. Hanya berjalan kaki sebentar dia sudah berkeringat.

“Tunggu sebentar. Sepertinya didekat sini.”

“Dimana?” Zhu Lan segera bersemangat. Wen Han menatap kearah lokasi dan dia menatap kearah nama toko. “Disana!”

Zhu Lan menatap kearah telunjung Wen Han. Dia akhirnya mengutuk sekali lagi. tentu saja mereka tidak akan menemukannya. Mereka berjalan dari arah yang berbeda.

Wen Han melihat zebracross, dia segera berjalan  kesana. Zhu Lan tidak memiliki waktu untuk mengutuk. Dia segera berjalan menuju Wen Han. Keduanya akhirnya sampai ditempat tujuan.

Kedua ini terlambat 15 menit. Didalam sudah dipenuhi oleh beberapa mahasiswa baru. Nan Shen tidak mengharapkan bahwa dua orang ini akan datang. Dia memiliki tempat kosong dikursinya.

Dia segera melambaikan tangannya. Wen Han menatap kearah senior Nan Shen. Dia membawa Zhu Lan langsung menuju tempat Nan Shen berada. Ketika beberapa mahasiswa baru menatap kearah Wen Han dan Zhu Lan.

Mereka merasa sedikit aneh. Tidak banyak orang yang bisa akrab dengan Nan Shen. Beberapa rumor bahkan mengatakan bahwa dia benar-benar orang yang dingin. Tapi sekarang, dia bahkan menyiapkan tempat untuk dua mahasiswa baru.

Zhu Lan duduk disamping senior Nan Shen. Sedangkan Wen Han duduk disamping Zhu Lan. Ini adalah kursi yang diisi tiga orang. Zhu Lan berada ditengah-tengah, dia merasa sedikit tidak nyaman.

Nan Shen menatap kearah Zhu Lan yang disampingnya. Dia menyerahkan makanan padanya. “Kamu bisa memakannya!”

Ketika Zhu Lan menatap ini, dia segera tersenyum. “Terima kasih senior Nan.”

Nan Shen menganggukkan kepalanya. Wen Han menerima minuman dari orang yang ada didepannya. dimeja mereka, hanya ada 6 pria, namun keempat orang itu adalah senior dan hanya dua orang yang mahasiswa baru yaitu Zhu Lan dan Wen Han.

Mata Zhu Lan menatap kearah seluruh ruangan. Dia berbisik kearah Wen Han. “Aku belum melihat senior Chen.”

 

Chapter 6

Ketika Zhu Lan berbisik pada Wen Han. Suaranya samar-samar terdengar ditelinga Nan Shen. “Kamu mencari Chen Liu? Dia tidak akan pernah ikut acara dimalam hari.”

Zhu Lan yang membelakangi Nan Shen. Dia akhirnya membalikkan tubuhnya, dua orang menatap kearahan Nan Shen. Zhu Lan adalah orang yang bertanya. “Kenapa?”

Nan Shen mengangkat bahunya. “Tidak tahu. Setiap acara yang diadakan dimalam hari, dia tidak akan mengikutinya.”

“Oh.”

Zhu Lan tidak memiliki sesuatu untuk dikatakan. Wen Han menghabiskan segelas alkohol ditangannya. Zhu Lan terpaksa minum karena dipaksa oleh beberapa seniornya. Ketika dia meminum beberapa gelas.

Wen Han sudah melarangnya. Zhu Lan memiliki toleransi alkohol rendah. Jadi dia hanya meminum tiga gelas, dia sudah mabuk. Wen Han membawa orang itu. “Senior maaf, aku harus membawanya pulang sekarang.”

Nan Shen berdiri, “Aku akan membawanya pulang. Kebetulan aku juga ingin pulang sekarang.”

Wen Han menatapnya sebentar, lalu ponselnya berdering. Wen Han melirik kearah ponselnya. Itu adalah panggilan dari Hua Xie. Dia menganggukkan kepalanya.

“Senior Nan maaf merepotkanmu.”

Nan Shen bahkan tidak mengubah wajahnya. “Jangan khawatir. Aku akan membawanya.” Pria tinggi itu membawa Zhu Lan. Awalnya dia mengambil satu tangan Zhu Lan dan meletakkan ke bahunya.

Dia keluar dari toko dimana pesta penyambutan mahasiswa baru dilakukan. Ketika dia didalam perjalanan, Zhu Lan mengoceh tanpa aturan. “Ah, kenapa para senior semuanya sangat tampan. Kenapa tidak ada yang lebih jelek dariku. Aku sudah berpenampilan rapi seperti ini. Tapi aku masih dibawah mereka. Haruskah aku mencoret-coret wajah mereka dengan spidol permanen sehingga wajah mereka lebih jelek dariku?”

Nan Shen mengerutkan alisnya, ini pertama kalinya dia mendengar Zhu Lan mengoceh tentang ketampanan pria lain. biasanya kebanyakan lelaki tidak akan membicarakan orang lain lebih tampan darinya.

Orang mabuk suka memuji diri mereka sendiri. Nan Shen tidak menjawab. lalu Zhu Lan  kembali mengoceh.”Meskipun begitu, aku juga sangat suka melihat mereka yang tampan. Ah, kamu juga tampan.”

 

Nan Shen semakin mengerutkan alisnya. Lalu Zhu Lan  kembali berbicara. “Ah, meskipun kamu tampan tapi lurus. Itu sangat menganggu. Pria lurus sialan. Tunggu sampai…. hoekk…”

Zhu Lan tidak tahan dengan perutnya yang bergetar. Dia tidak menyelesaikan ucapannya. Semua makanan yang dia makan hari ini dimuntahkan sampai habis. Beberapa orang yang melewati dua orang itu.

Mereka tidak bisa menahan tatapan menjijikkan. Setelah puas muntah. Zhu Lan tidak memiliki kesempatan untuk berbicara. Nan Shen membawa tubuh kurus Zhu Lan ke dalam gendongannya.

Dia meletakkan lelaki itu ke belakang punggungnya dan melanjutkan perjalanan. Sebuah mobil hitam mewah melaju disisi mereka. Chen Liu menatap kearah samping dan kebetulan menatap kearah Zhu Lan dan Nan Shen.

Ketika dia sibuk melihat dua orang yang sedang berada dijalan troktoar. Yang kurus berjongkok dan memuntahkan makanannya. Yang tinggi dan tampan membantunya. Penjaga sudah bersama-sama dengannya selama beberapa tahun.

Melihat Chen Liu menatap kearah luar, dia segera bertanya. “Tuan Muda Liu, apakah anda tertarik pada sesuatu? Apakah kita harus berhenti?”

Chen Liu mengabaikan pemandangan disampingnya. Nan Shen sudah menggendong Zhu Lan. Dia menggoyangkan tangannya. “Tidak perlu, kembali ke apartemen.”

Penjaga itu langsung menganggukkan kepalanya. dia tidak mengatakan apapun dan langsung membawa Tuan Muda Liu ke apartemennya.

_______

Nan Shen tidak  berpikir bahwa tubuh kurus Zhu Lan memiliki banyak berat. Ditambah orang ini suka menggerakkan kakinya dan berbicara tanpa aturan. Tubuhnya sudah berat,Nan Shen harus menanggung semuanya.

Mereka sampai didepan asrama. Nan Shen membawa Zhu Lan sampai ke lantai tiga. Ketika mereka sudah sampai. Nan Shen bertanya padanya.

“Nomor berapa kamarmu?”

“30…10…” Zhu Lan bergumam. Nan Shen mendengarkan ini, dia segera berjalan menuju pintu kamar yang dikatakan oleh Zhu Lan. Nan Shen melihat bahwa pintu kamarnya dikunci. Dia bertanya kembali.

“Dimana kuncinya.”

“Dikantongku, dipantatku.” Zhu Lan mengeluh.

Dia mabuk, dia hanya ingin tidur, tapi orang ini terus berbicara padanya. Nan Shen yang mendengarkan ini, dia segera mengulurkan tangannya dan memeriksa bagian kantong celananya. Dia menemukan bahwa benda berbentuk kunci memang ada dikantong bagian pantatnya.

Dia tidak menurunkan Zhu Lan, namun dia menggunakan lengannya yang panjang dan mengambil kunci didalam kantong tersebut. setelah dia menemukannya, dia mengambilnya dan membuka pintu kamar.

Kedua orang itu langsung masuk ke dalam kamar. Didalam, dia meletakkan Zhu Lan diatas tempat tidur. Nan Shen mencium aroma alkohol yang dimuntahkan bersama dengan makanannya.

Tidak hanya pakaian Zhu Lan yang kotor. Bahkan pakaian Nan Shen juga kotor dan bau dengan muntahan Zhu Lan. Pria itu membuka satu persatu pakaian Zhu Lan dan mencarikannya pakaian yang baru. Dia tidak tahu dimana pakaian Zhu Lan. Dia membuka salah satu lemari dan mengambil pakaian secara acak.

Dia membantu Zhu Lan mengenakan pakaian. Setelah membantunya mengenakan pakaian. Nan Shen mencium aroma tidak menyenangkan dari pakaiannya. Dia mendengarkan suara gumaman Zhu Lan.

Bibir tipisnya bergerak terbuka, Nan Shen terpaku sebentar. Dia menyentuh bibir Zhu Lan dan menggosoknya sebentar. Zhu Lan menggeserkan wajahnya. Nan Shen terus menatapnya.

Lalu tiba-tiba pintu terbuka. Untung aja masih ada sisi kamar yang menutup keduanya. Wen Han tidak melihat secara langsung. Ketika dia berjalan masuk, Nan Shen berjalan keluar dari sisi kamar.

Wen Han tersenyum.”Senior maaf merepotkanmu. Aku akan membuatnya meminta maaf padamu besok.”

Nan Shen menggelengkan kepalanya. “Tidak perlu, aku akan kembali sekarang.”

Wen Han menganggukkan kepalanya. dia melihat punggung belakang pria itu. setelah itu, pintu tertutup. Wen Han bisa mencium aroma alkohol aneh seperti ada muntahan. Dia masuk ke ruangan kamar dan menemukan bahwa Zhu Lan tertidur ditempat tidurnya.

Ketika dia datang mendekat, dia melhat bahwa pakaiannya dikenakan oleh Zhu Lan. Wen Han ingin mengutuk, namun dia tahu bahwa orang yang membantu Zhu Lan pasti senior Chen.

Wen Han tidak punya pilihan, dia mengganti pakaiannya dan pergi ke tempat tidur Zhu Lan. Dia melirik kearah ponselnya, Hua Xie marah padanya karena dia tidak mengatakan akan pergi ke acara pesta penyambutan mahasiswa baru.

“Aku sudah mengatakan padanya, ini hanya pesta penambutan. Kenapa dia begitu marah tentang ini. Tidak seperti aku selalu melakukan ini.”

Wen Han memiringkan tubuhnya. Dia mengetik pesan.

[Aku sudah datang.]

[Apakah kamu masih marah?]

[Aku sudah meminta maaf padamu.]

Namun tidak ada satupun pesan yang dikirim oleh Wen Han dibaca oleh kekasihnya. Dia menatap ke depan dan meletakkan ponselnya disamping bantal tidurnya.

“Hua Xie, aku tidak berharap bahwa kamu memiliki perubahan seperti ini. Semoga hanya perasaanku.”

 

Chapter 7

Ketika Zhu Lan bangun dipagi hari. Dia menemukan bahwa dirinya tidak berada ditempat tidurnya. Wen Han sudah bangun, dia menatap kearah tempat tidurnya yang kosong.

Zhu Lan ingat bahwa dia memiliki mata kuliah hari ini, dia bergegas bangun dan menyebabkan kepalanya pusing. Wen Han baru saja keluar dari kamar mandi. Dia melihat bahwa Zhu Lan sedang memegang tempat tidur.

“Kenapa kamu seperti itu?”

Zhu Lan mengangkat kepalanya. “Oh. Aku merasa sangat pusing. Ah, kita ada kelas kan hari ini?”

Wen Han merasa bahwa orang ini masih mabuk. “Tidak ada kelas hari ini. Inilah kenapa senior mengadakan pesta penyambutan mahasiswa baru. Kamu terlalu mabuk tadi malam. Untung saja senior Nan membawamu kembali ke kamar.”

Zhu Lan memang mabuk berat tadi malam. Ketika dia mendengarkan Wen Han mengatakan bahwa orang yang mengantarkannya saat dia mabuk adalah senior Nan Shen. Wajahnya berubah menjadi pucat.

“Kamu bilang siapa?”

“Senior Nan, Nan Chen.”

Zhu Lan menggelengkan kepalanya. dia tidak mengatakan hal-hal aneh bukan ketika dia mabuk. Dia takut bahwa dia akan mengatakan sesuatu yang aneh pada Nan Shen.

Wen Han berjalan menuju lemarinya dan mengambil pakaiannya. Zhu Lan melirik ke bawah dan melihat bahwa ini bukan pakaiannya. “Kenapa aku mengenakan pakaianmu?”

“Kamu bisa menanyakan sendiri pada senior Nan. Aku rasa kamu muntah, dengan kebiasaan burukmu selalu muntah ketika mabuk. Aku yakin itu yang terjadi. Sebaiknya kamu pergi ke kampus dan meminta maaf karena merepotkan senior Nan.” Wen Han mengambil pakaian bagian atasnya dan dia mengenakannya.

Dia berbalik dan melihat wajah Zhu Lan yang pucat. “Ada apa dengan ekpresimu itu?”

Zhu Lan menatap dengan wajah putih. “Wen Han, ketika aku mabuk. Apakah aku sering mengatakan hal-hal aneh?”

“Ya. Kamu bahkan sering mengutuk pria lurus.”

Ketika Zhu Lan mendengarkan ini. Dia segera memegang kepalanya. ekpresinya pucat pasih. Namun keringat dingin muncul pada dahinya. “Jangan katakan bahwa aku juga mengatakan hal itu pada senior Nan.”

Wen Han menatap kearah Zhu Lan. “Kamu sebaiknya menemuinya dan meminta maaf padanya.”

Zhu Lan segera menganggukkan kepalanya dengan patuh. Dia memikirkan bahwa  senior Nan Shen pasti akan memberikan pandangan menjijikkan padanya. Ketika hampir jam satu.

Zhu Lan menatap kearah ponselnya. Disana dia mengirimi Wen Han pesan.

Zhu Lan : [Bagaimana aku menghubunginya?]

Wen Han : [Kamu memiliki kontak ponselnya kan?]

Zhu Lan : [Tidak.]

Wen Han : [Mengirim kontak ‘Senior Nan’]

Zhu Lan melihat pesan yang muncul, dia segera menambahkan kontak Nan Shen kedalam ponselnya. Dia memiliki tangan yang gemetar. Tiba-tiba dia mengerti salah satu ketakutan. Dia akhirnya mengetik pesan.

Zhu Lan : [Senior, bisakah aku bertemu denganmu hari ini?]

Zhu Lan dengan tangan bergetar, dia langsung menekan tombol pesan. Lalu dia melihat bahwa pesan itu sudah terkirim. Zhu Lan tidak berpikir bahwa itu akan dibalas cukup lama. Sekitar sepuluh menit, sebuah pesan masuk ke ponsel Zhu Lan.

Nan Shen : [Siapa?]

Zhu Lan : [Senior ini aku Zhu Lan.]

Lalu pesan kembali masuk. Nan Shen : [Oh, oke. Dimana?]

Zhu Lan : [Aku sekarang berada dihalaman belakang kampus. Jika kamu ingin bertemu ditempat lain. kamu bisa mengatakannya. Aku akan pergi kesana!]

Nan Shen dengan cepat membalas pesan Zhu Lan. Nan Shen : [Aku akan segera kesana!]

Zhu Lan membaca pesan senior Nan Shen. Dia merasakan jantungnya berdetak dengan cepat. Dia merasa sedikit takut. Apa yang dikatakan oleh senior Nan Shen tidak salah. Zhu Lan hanya menunggu selama kurang dari 15 menit.

Seorang pria tampan muncul. Ekpresinya mungkin sedikit tidak berubah, namun dia memiliki beberapa keringat diwajahnya. Zhu Lan mengerutkan alisnya. Apakah dia habis berlari maraton?

______

Kelas Nan Shen berakhir, pada saat pelajaran terakhir. Dia medapatkan pesan dan itu dari nomor yang baru. Dia menggunakan gambar seekor anjing putih lucu. Ketika dia mengirimnya pesan. Biasanya Nan Shen tidak begitu peduli dengan pesan yang masuk ke dalam ponselnya.

Namun dia merasa sedikit aneh. dia membalas pesan tersebut. ketika orang itu membaca pesannya, dia kemudian membalasnya dengan cepat. Zhu Lan, kenapa dia menghubunginya?

Tentu saja dia merasa bahwa sedikit aneh, namun dia merasa senang. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk memerah. Ujung telinga Nan Shen memerah. Chen Liu mengambil kelas yang sama dengan Nan Shen hari ini.

Dia duduk dibelakang pria itu. ketika dia melihat bahwa Nan Shen membuka ponselnya dan melihat kearah ponsel tersebut. tidak biasanya orang itu memainkan ponselnya.

Kelas berakhir, profesor yang mengajar keluar dari ruangan. Nan Shen segera berdiri dan mengambil tasnya. Dia langsung meninggalkan kelas dan pergi menuju tempat yang dijanjikan oleh Zhu Lan.

Chen Liu semakin penasaran, dia berdiri. Ada beberapa teman-teman Chen Liu yang berdiri. Dia ingin mengajak Chen Liu untuk pergi ke tempat karaoke

“Chen Liu, ayo pergi ke tempat karaoke. Aku dengan, Guang Zhou membawa banyak gadis kesana.”

Chen Liu menatap kearah mereka. Dia menggelengkan kepalanya. “Maaf aku tidak bisa. Aku harus pergi sekarang.”

Tanpa menunggu jawaban dari teman-temannya. Chen Liu langsung pergi. Beberapa temannya ingin tahu alasannya. Orang itu sudah menghilang. “Apa yang terjadi denganna?”

Pria lain berbicara. “Dia mungkin memiliki kesibukan. Ayo pergi. Guang Zhou mengatakan bahwa dia sudah memesan tempat.”

“Oke.” Dua orang menjawab bersamaan.

Chen Liu kehilangan jejak Nan Shen. Ketika dia ingin menyerah dan pulang. Dia mendengarkan dua wanita bergosib.

“Hei kamu lihatkan. senior Nan Shen dengan mahasiswa baru itu.”

“Oh. Aku melihatnya. Aku tidak berpikir bahwa senior Nan Shen adalah orang yang dingin. Karena dia menolak banyak wanita yang menembaknya.” Wanita yang lain bergosib.

“Hm. Mungkinkah dia sebenarnya homoseksual?”

“Haha.. bisa jadi. Habisnya dia selalu menolak banyak wanita cantik.”

Kedua wanita itu bergosib sampai topik mereka berubah. Chen Liu mendengarkan ini, dia segera melihat ke taman belakang. dia melihat dua orang sedang duduk dikursi. Chen Liu menyelinap dibalik dinding bangunan.

Zhu Lan melihat senior Nan datang dia agak canggung. Nan Shen duduk disampingnya. Zhu Lan ingin berbicara. Namun pria itu lebih dulu membuka mulutnya.

“Jadi apa yang ingin kamu bicarakan?”

Sebenarnya nada bicara Nan Shen sedikit dingin. Ketika  Zhu Lan mendengarkannya, dia merasa ada bongkahan es dibelakang punggungnya.

“En, itu, senior Nan aku ingin berterima kasih padamu karena membawaku kembali ke kamar tadi malam. Aku benar-benar merepotkanmu. Kamu bisa mengatakan apapun selama aku masih bisa melakukannya.” Zhu Lan berbicara dengan nada sedikit bergetar.

 

Chapter 8

“Benarkah?” Nan Shen menatap kearah Zhu Lan. Lelaki itu sedikit ragu-ragu lalu menganggukkan kepalanya. pria itu tersenyum. “Bagaimana kalau kamu mengundangku makan malam. Itu sudah cukup.”

Zhu Lan menatap kearah Nan Shen. Makan malam, apakah hanya makan malam?

Melihat ekpresi Zhu Lan, Nan Shen menarik ujung bibirnya. “Tidak mau.”

Tiba-tiba wajah Zhu Lan memerah. Jantungnya berdetak dengan cepat. Senior Nan Shen yang dirumorkan adalah tipe pria yang dingin. Namun sebenarnya orang ini cukup baik.

Ketika wajah yang pokerface sedang tersenyum. Dia tampak lebih tampan dari sebelumnya. Zhu Lan segera menggelengkan kepalanya. “Aku akan mengajakmu makan malam. Em, kapan senior Nan ada waktu? Aku akan memesan tempat.”

“Malam minggu ini aku ada waktu.”

Zhu Lan menganggukkan kepalanya. dia tersenyum. “Oke. Aku akan memberitahumu tempatnya nanti.”

Ketika Nan Shen melihat kearah wajah yang sedikit memerah. Dia tidak berpikir bahwa wajah ini sangat berlawanan dengan wajah yang tadi malam.

“Apakah kamu baik-baik saja? Kamu cukup mabuk semalam.”

Ketika Zhu Lan mendengarkan ini, dia merasa malu. Benar-benar malu. Dia ingat bahwa Wen Han mengatakan bahwa dia merepotkan ketika mabuk. Tiba-tiba dia ingat sesuatu.

“Senior Nan, apakah aku mengoceh hal yang tidak penting tadi malam?”

Nan Shen menatap kearahnya dan mengerutkan alisnya. “Tidak penting. Kamu tertidur ketika selesai muntah.”

Zhu Lan merasa lega. Tapi dia memandang kearah Nan Shen. “Apakah aku mengatakan sesuatu yang membuat senior merasa tidak nyaman?”

“Apa itu?” Nan Shen memperlihatkan wajah seperti biasanya.

Zhu Lan sedikit berkeringat, sepertinya dia memang tidak berbohong. Mungkin tadi malam dia hanya muntah dan tertidur seperti yang dikatakan oleh Nan Shen.

“Aku merasa tenang sekarang.” Lalu Zhu Lan segera berdiri. “Senior Nan, aku akan kembali sekarang. Em, aku akan menghubungimu nanti. Sampai jumpa.”

Zhu Lan berjalan lebih jauh, lalu tiba-tiba dia berbalik dan tersenyum kearah Nan Shen. Setelah itu dia keluar dari halaman belakang. Nan Shen memiliki ekpresi seperti biasa. Dia menatap punggung Zhu Lan yang pergi menjauh.

Pria itu berjalan menuju gedung, dia tidak berpikir bahwa dia akan bertemu dengan orang ini. Nan Shen dan Chen Liu tidak memiliki tinggi yang berbeda, mereka berdua hampir terlihat sama. Hanya berbeda 1 atau 2 cm, itu tidak terlalu jelas.

“Kamu menguping. Aku tidak tahu bahwa kebiasaan Presiden Chen adalah menguping pembicaraan orang lain.”

Chen Liu tersenyum ramah. “Ketika aku melihat Nan Shen yang dingin setiap hari. Lalu tiba-tiba dia dekat dengan mahasiswa baru. Itu sedikit aneh bukan, aku sebagai Presiden jurusan, tentu saja aku mencoba mencegah beberapa masalah yang akan terjadi.”

Nan Shen mendengarkan ucapan ramah Chen Liu. Dia segera menarik kerah pakaian orang itu. “Berhenti mencampuri urusan orang lain.”

Nan Shen melepaskan kerah pakaian Chen Liu, dia bahkan mendorong tubuh itu karena menghalangi jalannya. Chen Liu yang didorong, dia segera menabrak dinding. Meskipun bibirnya tersenyum seperti biasa. Namun matanya sedikit agak dingin.

______

Zhu Lan kembali ke asrama. Ketika dia datang, dia mendengarkan Wen Han berbicara. Namun nada bicaranya sedikit agak dingin. Lalu segera dia mematikan panggilannya. Wen Han sebenarnya mendengarkan suara pintu terbuka.

Dia berjalan melewati dinding dan melihat bahwa Zhu Lan berada disana. “Apa yang kamu lakukan disini? kamu sudah selesai berbicara dengan senior Shen?”

“Ya. Aku sudah selesai. Dia mengatakan bahwa aku tidak aneh tadi malam. Hanya muntah dan setelah itu tertidur.” Zhu Lan berbicara dengan nada bahagia. Dia sangat senang karena dia tidak mengatakan apapun yang aneh.

Wen Han tidak idiot seperti Zhu Lan. Dia juga pernah bersama Zhu Lan beberapa kali ketika lelaki itu masuk. Dia tahu bahwa Zhu Lan selalu mengoceh betapa tampannya orang lain.

Namun meskipun Zhu Lan seorang homoseksual, dia tidak pernah pacaran sebelumnya. dia hanya menyukai pria yang tampan.

Lalu Zhu Lan langsung tersenyum. “Karena dia tidak mengatakan apapun, jadi aku tidak perlu cemas. Karena aku sudah menyusahkannya, dia memintaku untuk mengajaknya makan malam bersama.”

Wen Han yang mendengarkan ini. Dia mengerutkan alisnya. Dia membuka suaranya. “Zhu Lan, bagaimana menurutmu senior Nan?”

Zhu Lan menatap kearah Wen Han. “Hm, tampan, dingin tapi aku pikir dia orang yang baik.”

Wen Han tersenyum. “Bagaimana kalau dia menyukaimu? Apa yang akan kamu lakukan nanti?”

Zhu Lan menatapnya. “Siapa?”

“Senior Nan Shen.”

Zhu Lan segera melambaikan tangannya. “Itu sangat tidak mungkin. Aku sangat tidak yakin itu.”

Wen Han tersenyum. “Siapa yang bisa menebak hati orang lain.”

“Kamu bercanda dengan buruk.” Zhu Lan berdiri. Dia pergi ke kamar mandi. Wen Han yang menatap kearah sosok Zhu Lan yang pergi ke meja lain. dia segera menyipitkan matanya. “Tentu saja, dilihat dari sisi manapun itu sangat jelas.”

______

Malam minggu begitu cepat, sebelum pukul 3 sore. Zhu Lan sudah mengirim pesan pada senior Nan Shen. Dia mengatakan bahwa dia sudah menemukan tempat. Itu bukan restoran, namun toko yang menyiapkan makanan.

Nan Shen sudah bersiap, dia bahkan menunggu di depan gerbang asrama. Zhu Lan keluar dengan pakaian santai. Dia terlihat masih seperti seorang remaja. Zhu Lan menemukan bahwa Nan Shen sudah menunggunya. Dia merasa sedikit malu karena terlambat.

Zhu Lan segera datang. “Senior Nan, apakah kamu sudah lama menunggu?”

“Tidak. Aku baru sampai. Apakah kita akan pergi sekarang?”

Zhu Lan menganggukkan kepalanya. “Oke.”

Keduanya pergi menuju tempat dimana toko yang dijanjikan oleh Zhu Lan. Pada kenyataannya dua orang tersebut pergi bersama ke tempat makan itu. Zhu Lan masuk ke dalam dan melihat cukup banyak pasangan didalam.

Fuck, sepertinya dia sedikit salah memilih tempat.

Zhu Lan merasa bahwa tempat ini cukup biasa, jadi tidak terlalu menarik perhatian. Namun dia melupakan bahwa ini adalah malam minggu. Malam kencan bagi setiap pasangan.

Nan Shen melihat bahwa Zhu Lan tidak masuk ke dalam. Dia segera bertanya. “Apa yang terjadi?”

Zhu Lan berbalik. “Tidak ada senior. Em, tempat ini penuh, haruskah kita mengganti tempat?”

Nan Shen menatap kearah ruangan dan dia menemukan bahwa ini tidak juga cukup penuh. Masih ada beberapa meja kosong. Hanya saja, sekilas Nan Shen tahu apa yang dimaksudkan dengan ucapan Zhu Lan.

Pria itu menjawab. “Tidak perlu. Masih ada meja kosong. Jika kita mencari tempat sekarang, kita mungkin akan terlambat makan malam.”

Zhu Lan tidak bisa menolak. Dia akhirnya menganggukkan kepalanya. Keduanya akhirnya masuk ke dalam dan duduk ditempat kosong.

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!