Chapter 1
Kaki kecil dan putih menelusuri jalan kecil menuju gubuk tua yang sudah rusak, semburat jingga sudah memenuhi seluruh langit. Butiran-butiran keringat memenuhi wajah cantiknya seperti hujan yang mengalir sesekali keringat itu di hilangkankan dengan kedua tangannya yang indah. Li Jinghua pemuda cantik yang harus bekerja keras demi memenuhi hidupnya. Dia terlahir dari seorang wanita Distrik Lampu Merah (Pelacur) sekarang ibunya sudah meninggalkannya dan menghilang, tidak ada yang mengetahui keberadaan wanita itu.
Li Jinghua membuka pintu penuh lubang pada gubuk tua itu dan masuk ke dalam, gelap dan suram hal tersebut yang selalu bersamanya sejak kepergian ibunya. Li jinghua sangat menyayangi ibunya, rasa sakit ketika saat ibunya pergi dan tidak pernah kembali. Li Jinghua mengambil korek api dan lilin yang ada di sudut rumah. Perlahan-lahan cahaya yang kecil menerangi gelapnya rumah Li Jinghua.
Rumah yang sudah usang itu secara bertahap mulai terang, Li Jinghua sekarang berdiri di depan meja dan hanya ada sepotong roti yang tersisa. Li Jinghua memakan sepotong roti untuk mengisi perutnya yang kosong, besok Li Jinghua harus bekerja kembali. Selesai memakan makanannya Li Jinghua pergi ke tempat tidurnya hanya bantal tipis dan kain yang sangat lusu menemani malamnya. Li Jinghua mulai memejamkan matanya dan terlelap dalam tidurnya.
Pagi hari
Li Jinghua bangun sebelum matahari terbit, dia terbiasa bangun sebelum pagi membersihkan tempat tidurnya. Li Jinghua menganti pakaiannya dan bersiap untuk pergi keluar untuk bekerja. Li Jinghua bekerja sebagai budak yang mengangkut barang untuk pedangang besar yang mendistribusikan ke seluruh kerajaan yang ada di xiou la. Li Jinghua hanya budak rendah dia hanya melakukan pekerjaan yaitu mengangkut seluruh barang yang ada di dalam kereta memasukkannya ke tempat di mana barang tersebut dipesan.
Hari ini pedagang tempat Li Jinghua menjadi budak akan pergi ke kerajaan kecil, kerajaan itu bernama Cheun kerajaan tersebut berada di sebelah selatan di daerah perbukitan, kerajaan Cheun berada di bawah kekuasaan kerajaan Kowhai meskipun kerajaan Cheun di bawah kekuasaan kerajaan lain cukup makmur, dan kerajaan Cheun merupakan kerajaan penyuplai bagi kerajaan besar Kowhai.
Kehidupan masyarakat Cheun damai, tidak pernah ada konflik yang terdengar dari kerajaan tersebut. Kerajaan Cheun menjadi kerajaan yang pertahankan oleh kerajaan kowhai karena kerajaan ini menjadi sumber suplai bahan makanan bagi kerajaan kowhai.
Li Jinghua dan beberapa kereta yang membawa barang masuk kedalam gerbang istana, para budak yang bertugas mengangkat barang keluar dari kereta termasuk Li Jinghua. Li Jinghua memiliki tubuh kecil dan tipis tetapi dia cukup kuat untuk membawa beban belasan kilo. Terlihat beberapa deretan budak yang mengangkat barang yang berada di bahunya dan Li Jinghua adalah salah satu budak yang mengankut barang tersebut. Tidak seperti budak lainnya Li Jinghua mempunya rambut yang panjang dan hitam lekat.
Sepasang mata phoenix yang begitu indah sudah memandang Li Jinghua lekat tanpa mengedipkan matanya. Kaisar kerajaan Cheun tidak sengaja berada di luar istananya dan melihat Li Jinghua mengankat barang di pundak kecilnya. Bagaimana bisa seorang budak memiliki wajah yang secantik bunga lotus, warna kulit seputih salju, rambut panjang yang hitam lekat terlihat berkilau di bawah sinar matahari.
“Siapa namanya”. Tanya kaisar kepada kasim yang ada di sampingnya.
Kasim tersigap setelah mendengarkan suara kaisar dengan buru-buru dia menjawab pertanyaan sang kaisar.
“Budak itu bernama Li Jinghua, dia berasal dari desa kecil yang ada di batas kota kerajaan ini yang mulia, dia terlahir dari seorang wanita lampu merah (Pelacur) tapi sekarang ibunya sudah pergi meninggalkannya dan tidak ada seseorangpun yang mengetahui keberadaan ibu Li Jinghua”. Ucap kasim yang ada di belakang sang kaisar.
Sang kaisar Yu Dongya memakai pakaian merah kerajaan Cheun dengan warna emas di setiap garis menambah kemewahan pada pakaian yang dikenakannya. Kaisar Yu Dongya berjalan ke istananya untuk beristirahat setelah seharian dia harus melaksanakan pekerjaan pemerintahan.
Laki-laki yang sudah menarik hati kaisar sekarang berada di depan halaman istana megah dan sangat indah, dengan barang yang cukup banyak berada dibahu kecilnya. Li Jinghua menapaki kaki kecil mulusnya dengan beberapa pengawal istana berjalan menuju istana sang kaisar. Li Jinghua tidak sengaja, kakinya tersanjung salah satu batu yang ada di depan istana membuat tubuhnya terbentur keras di atas tanah dengan beberapa batu kecil.
Baju tipis yang dikenakan Li Jinghua sobek menyebabkan lutut putih dan kecil itu menjadi lecet dan berdarah karena terjatuh di atas batu-batu kecil yang disusun di halaman istana sang kaisar. Kaisar Yu Dongya yang sedang beristirahat di kamarnya, dia bangkit dari tidurnya mendengar suara berisik dari luar istana miliknya.
“Apa yang terjadi di luar?”. Ucap Kaisar Yu Dongya kepada dua pelayan wanita yang ada di kamarnya.
Pelayan tersbut saling bertatapan dan bertukar pandangan salah satu pelayan istana itu menjawab dengan sedikit gugup.
“Di sana ada budak yang membawa barang pesanan Anda Yang Mulia, sepertinya dia sedikit ceroboh saat berjalan sehingga di terjatuh dan barang yang dibawanya juga jatuh ke tanah Yang Mulia”. Pelayan tersebut menjawab pertanyaan Kaisar Yu Dongya dengan butiran-butiran keringat dingin yang ada dikeningnya.
Sang kaisar menganggukkan kepalanya lalu Yu Dongya berjalan ke arah pintu istananya, kedua pelayan wanita itu dengan sigap dan membukakan pintu untuk Kaisar mereka.
Sekumpulan pengawal yang menjaga Istana memandang laki-laki yang terjatuh, dengan buru-buru Li Jinghua memungut barang yang terjatuh di atas berbatuan kecil yang di susun rapi sebagai jalan menuju istana yang megah milik Kaisar.
Saat kaisar keluar dan berada di depan pintu istananya, pengawal yang melihat sang kaisar berada di depan mereka secara bersamaan para pengawal bersujud pada Yu Dongya, Li Jinghua masih sibuk dengan mengambil barangnya yang berantakan.
Saat Li Jinghua melihat kearah kaisar, dia benar-benar terkejut dan dia langsung bersujud di depan kaisar. Dia benar-benar ketakutan sekarang seluruh tubuhnya bergetar detak jantungnya berdebar sangat kencang, rasanya Li Jinghua ingin mati saja, tentu saja karena didepannya adalah seorang Kaisar yang bisa dengan mudah mengambil nyawa siapa saja yang tidak membuat senang, apalagi Li Jinghua sudah menjatuhkan barang yang jauh lebih berharga dari dirinya.
“Maafkan Hamba Yang Mulia Kaisar, Hamba tidak sengaja menjatuhkan barang yang saya bawa. Hukumlah saya sebagai gantinya Yang Mulia?”.
Li Jinghua berkata dengan posisi masih bersujud di depan kaisar, Yu Dongya yang memperhatikan Li Jinghua sangat lekat dilihatnya tubuh kecil yang masih bersujud di depannya.
“Berdirilah dan angkat kepalamu”. Ucap sang Kaisar.
Dengan buru-buru Li Jinghua berdiri dan berhadapan dengan wajah sang Kaisar, Li Jinghua tertegun sesaat melihat bahwa wajah sang kaisar begitu muda dan sangat tampan. Li Jinghua mengira kalau Kaisar Kerajaan Cheun adalah orang yang kejam dan juga tua.
Yu Dongya melihat budak yang bersujud di depannya adalah laki-laki kecil yang tadi membawa barang. Yu Dongya menatap Li Jinghua dari atas kepala sampai ke kaki kecilnya, sang Kaisar meihat bahwa lutut Li Jinghua berdarah terlihat jelas dengan warna merah yang ada di kain tipis yang dikenakan oleh Li Jinghua.
“Bawa dia ke dalam Istana”. ucap sang kaisar yang kemudian berbalik dan masuk ke istananya di ikuti oleh dua pelayan wanita yang berada di belakangnya.
Li Jinghua di bawa oleh pengawal mengikuti sang Kaisar. Li jinghua begitu sangat ketakutan wajahnya yang putih bersih berubah menjadi sangat pucat tubuhnya tidak berhenti bergemetar saat di bawa oleh para pengawal Istana.
Li Jinghua masuk ke dalam istana dan Kaisar memerintah pelayan wanita untuk membawa dia ke kolam yang ada di Istana Kaisar. Dua pelayan membawa Li Jinghua menuju kolam tersebut. Kolam yang hanya di tutupi oleh tirai kain yang sangat tipis, pelayan wanita itu membuka pakaian tipis Li Jinghua, dengan cepat Li Jinghua menghentikan aktivitas mereka.
“Maaf Nona saya bisa melakukannya sendiri, bisakan Anda menjauh sedikit”. ucap Li Jinghua, para pelayan wanita tersebut membungkukkan tubuhnya sedikit dan mengambil langkah perlahan-laman mundur.
Li Jinghua membuka pakaian yang tipis dan lusu yang dikenakannya memperlihatkan tubuhnya yang mulus dan putih seperti salju. Li Jinghua mengambil langkah menuju kolam dan perlahan dia memasukkan kakinya ke dalam air tersebut. Uap berada di atas kolam tersebut seperti embun pagi yang berada di sekitar pergunungan. Li jinghua merendam seluruh tubuhnya sampai ke lehernya, dia merintih perih karena luka yang dialaminya tadi.
Pelayan wanita yang tadi berada di belakang Li Jinghua berjalan mendekatinya, mengambil lengan Li Jinghua menggosoknya pelan. “Saya bisa melakukannya sendiri Nona, tidak apa-apa”. ucap Li Jinghua, karena dia belum pernah mandi bersama orang lain, apalagi wanita yang akan membersihkan tubuhnya.
“Kami harus menuruti perintah yang mulia kaisar Yu Dongya untuk membesihkan tubuh anda”. Ucap pelayan itu.
Li Jinghua hanya menganggukkan kepalanya mendengar nama kaisar disebut wajah Li Jinghua langsung berubah pucat, meskipun berendam dan mandi di air yang hangat, tubuh Li Jinghua tiba-tiba menjadi dingin, bibirnya yang pucat sekarang bertambah pucat. Pelayan yang menyadari tubuh Li Jinghua terasa dingin dengan cepat dia berbicara.
“Anda tidak perlu khawatir Tuan, Yang Mulia Kaisar tidak akan melakukan hal yang kejam kepada Tuan Muda”. Ucap wanita yang memiliki wajah yang cantik dan begitu tenang, perasaan Li Jinghua sedikit lebih tenang setelah mendengar ucapannya.
Setelah selesai mandi Li Jinghua bangkit dari kamar mandi, pelayan mengambilkannya beberapa kain untuk mengeringkan tubuhnya dan mengambil beberapa pakaian yang akan dikenakannya. Li jinghua menatapi seluruh ruangan ini dan tidak menemukan pakaian yang dikenakan tadi.
“Nona, kemana pakaian yang saya kenakan tadi?”. Ucap Li Jinghua.
Pelayan yang mengambil dan meletakkannya di atas meja, menyerahkan pakaian tipis dan lusu itu kepada Li Jinghua. Senyum terlihat di wajah Li Jinghua para pelayan wanita itu menatapnya bingung dan mereka saling bertatapan dan bertukar pandangan.
Pelayan wanita yang cantik membawakan pakaian untuk dikenakan oleh Li Jinghua. Beberapa wanita yang berada di belakangnya membawa beberapa barang yang mewah dan pelayan lainnya membantu Li Jinghua mengenakan pakaian tersebut.
“Nona bisakah saya hanya mengenakan pakaian yang tadi, saya tidak merasa nyaman dengan pakaian ini?”. Ucap Li Jinghua.
Beberapa pelayan wanita sedang sibuk memasang aksesoris yang sesuai dengan pakaian itu termasuk wanita cantik tadi.
“Tuan Muda, Yang Mulia Kaisar ingin Anda mengenakan pakaian ini, Tuan Muda bagaimana luka Anda apa masih berdarah? Kalau masih biarkan saya membantu mengobati luka Anda, saya sedikit mempunyai pengetahuan tentang obat untuk menyembuhkan luka luar!”.
“Sepertinya hanya luka ringan, jadi Nona tidak perlu khawatir”.
Li Jinghua menjawab pertanyaan wanita itu, dia memang merasa kalau luka di kakinya sudah tidak terasa perih lagi kalau hanya luka kecil seperti Li Jinghua sudah terbiasa menerimanya.
“Biarkan saya melihat luka Anda, Tuan Muda! Maaf jika ucapan saya lancang kepada Tuan Muda sebenarnya saya tidak percaya kalau Tuan Muda bilang luka Anda hanya luka ringan, jadi biarkan saya memeriksa luka Anda , dan percayalah pada saya!” ucap wanita itu dengan kata-kata yang begitu sopan.
Li Jinghua begitu terpesona dengan mendengar setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Li Jinghua menuruti ucapannya dan menunjukkan luka yang ada di lututnya lukanya tidak terlalu dalam hanya luka goresan tapi sedikit masih ada sisa-sisa darah di luka tersebut.
“Kalian tolong ambilkan beberapa obat ramuan di lemari! Ambilkan yang khusus luka ringan dikulit!”.
Beberapa wanita bergerak sesuai perintah wanita cantik itu, Li Jinghua memperhatikan beberapa wanita itu membawa obat di atas mapan dan ada beberapa wanita yang sibuk dengan rambut Li Jinghua.
“Tuan Muda, tolong duduk di sini! Saya akan mengobati luka Anda”.
Li Jinghua duduk di atas kursi dan memperlihatkan lukanya, wanita itu mulai membersihkan darah yang masih tersisa di luka tersebut mengosoknya pelan menggunakan kain basah dengan air hangat dan memngoleskan cairan putih yang menyejukkan pada luka Li Jinghua dan beberapa daun obat yang sudah di haluskan lalu dibalut dengan kain katun yang halus sehingga seluruh luka yang ada dilutut Li Jinghua tertutup rapi.
“Sekarang sudah selesai Tuan Muda, kalian semua apa sudah selesai dengan rambut Tuan Muda Li Jinghua?”. Tanya wanita itu kepada para pelayan, mereka hanya menganggukkan kepalanya.
Li Jinghua sedikit bingung dengan para pelayan itu kenapa mereka hanya diam dan melaksanakan tugas mereka. Li jinghua kemudian keluar dari tempat itu menghadap yang mulia kaisar yang masih berada di istananya.
“Yang Mulia, kami sudah melaksanakan tugas yang Anda berikan”. Wanita yang cantik itu, dan Li Jinghua berada di belakang mereka.
Kaisar Yu Dongya memerintah mereka keluar dari ruangannya hanya meninggalkan beberapa pelayan dan Kaisar juga memerintah mereka untuk membawa beberapa makanan ringan dan teh untuk kaisar dan Li Jinghua. Para pelayan membungkukkan tubuhnya dan pergi keluar ruangan istana Kaisar mereka.
“Duduklah Anda pasti lelah!”. Kaisar Yu Dongya dengan buru-buru Li Jinghua duduk di hadapan kaisar. Li Jinghua merasa sedikit ketakutan karena baru pertama kalinya dia berhadapan secara langsung dengan kaisar yang berada di depannya.
Kaisar Yu Dongya memperhatikan Li Jinghua dengan teliti memperhatikan setiap inci pada tubuh Li Jinghua. Kaisar Yu Dongya benar-benar heran apakah benar budak yang tadi membawa barang di bahu kecilnya sekarang bisa menjadi secantik yang ada di depannya.
Chapter 2
Yu Dongya kemudian tersenyum kepada Li Jinghua, dengan sedikit ketakutan yang ada di Li Jinghua hanya membalas senyum kaku, meskipun hanya senyum sedikit kepadanya, kaisar Yu Dongya merasa kagum dengan senyumnya, apakah benar orang yang di hadapannya ini seorang laki-laki?.
Tidak ada percakapan antara mereka berdua, Li Jinghua menundukkan kepalanya dan Yu Dongya masih memperhatikan Li Jinghua terutama di bagian rambutnya, begitu hitam dan halus dan tusuk rambut dengan mutiara besar dan batu giok yang mengelilingi mutiara itu dikenakannya begitu indah dan cocok dengan warna hitam lekat rambut Li Jinghua.
Mereka berdua hanya diam sesekali Li Jinghua memandang kaisar Yu Dongya yang sejak dari tadi memandangnya lekat. Kaisar Yu Dongya merasa begitu tertarik dengan Li Jinghua dengan memperhatikan yang berada di hadapannya tingkah laki-laki ini tapi seperti wanita saja, membuat sang kaisar senyum sendiri.
Para pelayan datang dan membawa teh dan beberapa makanan ringan, kaisar Yu Dongya memerintah para pelayan itu untuk meninggalkan mereka berdua, para pelayan langsung mengangguk dan berjalan meninggalkan Kaisar mereka dan Li Jinghua.
“Apakah Anda tidak bisa berbicara, dari tadi saya perhatikan Anda sama sekali tidak mengeluarkan suara?”. Kata-kata tersebut jelas membuat Li Jinghua terkejut dan langsung menjawab pertanyaan dari kaisar.
“Ma… Maafkan Hamba Yang Mulia Kaisar, jika Hamba melakukan hal yang lancang terhadap Yang Mulia, hukumlah saya jika membuat Anda merasa tidak nyaman dengan tingkah saya!”. Li Jinghua dengan suara yang sedikit susah di ucapkannya.
Kaisar yang mendengar Li Jinghua mengucapkan kata-kata tersebut tersenyum kepada pemuda yang di hadapannya. Li Jinghua sedikit terkejut kalau seorang kaisar bisa tersenyum seperti itu, Li Jinghua berpikir kalau para Kaisar itu selalu memiliki sifat yang kejam tidak akan memaafkan siapapun yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Itu lah kenapa Li Jinghua saat di panggil oleh kaisar dia merasa begitu ketakutan.
“Apa Anda ingin bekerja sebagai salah satu pelayan di istanaku ini? Jika anda mau, saya kaisar dari kerajaan Cheun akan memberikan hak istimewa kepada Anda untuk tinggal di sini”.
“Maafkan Hamba Yang Mulia, tapi orang seperti hamba tidak cocok berada di istana seperti ini, mohon pengampunan Anda Yang Mulia”.
Li Jinghua sambil meletakkan tangan ke kepalanya lalu menundukkan kepalanya.
“Tidak! Aku akan tetap memaksa Anda untuk bekerja sebagai Dayang (Pelayan yang memiliki hak istimewa di istana tempat dia bekerja) di Istana saja, Anda akan menjadi Dayang lelaki pertama di Istanaku” ucap Yu Dongya, hal itu membuat Li Jinghua jadi terkejut.
(Dayang biasanya di tunjukkan kepada pelayan wanita yang melayani Kaisar atau bangsawan)
“Hamba merasa tidak pantas berada di Istana ini Yang Mulia, di luar sana masih banyak yang lebih cocok daripada saya”. Li Jinghua masih menundukkan kepalanya tanda penghormatan.
Kaisar Yu Dongya sedikit tertegun dengan pemuda yang berada dihadapannya, menolak secara halus permintaannya. Jika Li Jinghua menolak dengan keras permintaan dari Kaisar maka begitu juga Yu Dongya juga bersikeras untuk memintanya.
“Aku sebagai Kaisar Kerajaan ini, akan menjamin kebahagianmu jika Anda mau tinggal di istana ini”. Yu Dongya masih tidak mau menyerah atas permintaannya.
Li Jinghua menatap Yu Dongya dengan tatapan bingung dan juga terharu karena baru kali ini ada yang memohon kepadanya untuk tinggal.
“Jika Yang Mulia Kaisar tidak keberatan dengan saya yang tidak pantas ini, saya akan menerima perintah Anda Yang Mulia!”. Li Jinghua menundukkan kepalanya lebih rendah.
“Baiklah mulai besok Anda akan bekerja di Istana saya sebagai Dayang pribadi untuk saya, bawalah gulungan ini sebagai bukti bahwa Anda adalah pelayan saya!”.
Yu Dongya memberikan sebuah gulungan kepada Li Jinghua, Li Jinghua mengambil gulungan itu dan memberikan penghormatan kepada Yang Mulia Kaisar.
Mereka menikmati teh dan makanan ringan yang sudah disediakan oleh para pelayan tadi, Li Jinghua sedikit gugub saat dia harus berhadapan dengan penguasaKerajaan Cheun, Li Jinghua lebih suka menundukkan kepalanya, sedangkan Yu Dongya tengah melihat dirinya lebih lekat.
Memperhatikan setiap inchi wajahnya, pertanyaan sama masih muncul di kepalanya, kenapa bisa seorang lelaki bisa secantik dan juga semanis orang yang di depannya.
“Saya ada pertanyaan untuk Anda? Saya sedikit merasa aneh setiap saya melihat Anda saya selalu merasa Anda bukan seorang laki-laki. wajah Anda jelas begitu halus dan kulit Anda begitu sangat putih bersih meskipun Anda sudah bekerja dibawah panas matahari. Sekilas orang yang melihat Anda akan mengira Anda adalah wanita cantik yang bertubuh tinggi!”. Yu Dongya saat dia menikmati tehnya dan juga makanan ringan yang ada di atas meja.
Mendengar ucapan dari Kaisar Yu Dongya, Li Jinghua yang sedang menikmati tehnya, hampir membuang semua teh yang sudah masuk kedalam mulutnya dia berusaha sekuat tenaga agar tidak keluar dari mulutnya sehingga dia tidak melakukan hal yang tidak sopan kepada Sang Kaisar.
“Yang mulia maaf atas kelancangan saya. Saya hanya seorang laki-laki yang terlahir dari wanita Distrik Lampu Merah. Tidak ada hal istimewa dari saya, bahkan ucapan dari Yang Mulia tadi terlalu berlebihan untuk saya”. ucap Li Jinghua sedikit menundukkan kepalanya saat dia berbicara kepada Kaisar Yu Dongya.
“Wanita Distrik Lampu Merah?”.
Kaisar Yu Dongya menekankan sedikit suaranya saat dia bertanya kepada Li Jinghua. Li Jinghua mengambil napas sebelum menjelaskannya kepada sang Kaisar.
“Ibu saya seorang wanita pelacur di Distrik Lampu Merah, kami tinggal jauh dari tempat itu kami tinggal di ujung desa. Ibu bilang kepada saya bahwa dia tidak ingin saya mengetahui pekerjaannya dan dia tidak ingin saya di ketahui banyak orang sampai saya berusia 15 tahun. Ibu saya pergi dan tidak pernah kembali dan mungkin Anda benar Yang Mulia, orang-orang yang bekerja di distrik Lampu Merah berbicara kepadaku bahwa kami memiliki wajah yang hampir sama”.
“Apa kamu benar-benar tidak tahu di mana ibumu?”. Sang Kaisar bertanya.
“Ya Yang mulia, saya tidak tahu ibu saya sekarang berada di mana. Bahkan secuil beritapun tidak pernah saya dengarkan tentang ibu saya”.
Li Jinghua sedikit bergerak karena merasa tidak nyaman dengan pakaian yang dia kenakan.
“Apa Anda tidak merasa nyaman dengan pakaian itu?”. Kaisar Yu Dongya yang dari tadi memandang gerakan yang di buat oleh Li Jinghua.
“Sangat nyaman Yang Mulia, saya tidak pernah mengenakan pakaian yang seperti ini, maafkan saya yang lancang ini Yang Mulia”. Ucap Li Jinghua sambil menundukkan kepalanya sedikit.
“Tidak apa-apa, hari ini aku akan menyuruh beberapa pelayan yang akan menemaniku kembali kerumahmu, dan sekarang kamu bisa keluar dari Istana ini!”.
Perintah Kaisar Yu Dongya, beberapa pelayan membukakan pintu dan beberapa pelayan istana mengikuti Li Jinghua dari belakang. Li Jinghua pulang ke desanya dan dia diantar dengan beberapa pelayan yang menemaninya. Untuk menghindari beberapa masalah yang akan terjadi di masa depan. Kaisar Yu Dongya memerintah salah satu penjaga Istana yang memiliki bakat bertarung di Istana.
Li Jinghua kembali kerumah kotor dan tua miliknya, bahkan sekilas orang yang melihatnya pasti akan mengira bangunan tua tersebut akan roboh hanya di tiup angin sedikit. Karena Li Jinghua membawa tamu dari Istana. Dia mempersilakan pelayan istana tersebut memasukkan kedalam rumahnya yang hampir roboh tersebut.
Pelayan istana tersebut menggelengkan kepalanya.
“Saya bertugas untuk menjaga Anda selama perjalanan, terima kasih atas kebaikan hati Anda. Sebaiknya Anda masuk kedalam, hari sudah mulai gelap. Anda harus banyak beristirahat karena besok pagi-pagi kita akan kembali ke Istana!”.
Li Jinghua memandang kearah gunung disana matahari hampir tenggelam, dan langit hampir dipenuhi warna jingga yang indah. Perlahan-lahan warna indah tersebut mulai menggelap. Li Jinghua memberikan senyuman hormatnya lalu dia masuk kedalam. Tidak lupa dia mengambil beberapa potong kain kusan, setidaknya pelayan tersebut tidak kedinginan selama mereka menunggu diluar.
Para pengawal memberikan senyuman terima kasih kepada Li Jinghua. Setelah itu, Li Jinghua masuk kedalam gobrok tuanya dan dia mengunci pintu tersebut. Tidak lupa dia memberikan cahaya penerang dirumahnya. Lalu dia mengambil sepotong kain tipis untuk menutupi kakinya yang sedikit kedinginan.
Keesokkan harinya Li Jinghua datang ke Istana Kaisar bersama beberapa pelayannya yang dia utus untuk menemani Li Jinghua selama perjalan kembali untuk menjamin bahwa dia kembalike Istana dengan selamat.
Li Jinghua memulai pekerjaannya sebagai pelayan utama di Istana Kaisar Yu Dongya, dia yang selalu menemani Sang Kaisar dan membantunya dalam mengerjakan apapun. Mulai dari makan, mandi bahkan menganti pakaiannya, bahkan Li Jinghua butuh dua minggu untuk belajar melayani Sang Kaisar dengan baik.
Sekarang dia sudah terbiasa dengan pekerjaannya bahkan beberapa pelayan kagum dengan apa yang dia kerjakan. Li Jinghua selalu rapi dan baik dalam mengerjakan pekerjaannya meskipun tidak di anggap sederhana, dia selalu melakukannya dengan baik dan benar.
Selain para pelayan yang kagum padanya, Yang Mulia Kaisar juga memuji bakat yang dia miliki yaitu mampu mengerjakan apapun dengan baik tanpa ada kesalahan sedikitpun. Itu sebabnya Kaisar Yu Dongya tidak terlalu membutuhkan banyak pelayan untuk melayaninya.
“Li Jinghua, kenakan pakaianku!”.
Perintah Kaisar Yu Dongya setelah dia selesai mandi dengan tubuh tanpa di tutupi sehelai kainpun, lalu beberapa pelayan sudah berada di belakangnya mereka membawa beberapa handuk kering dan bersiap untuk mengeringkan tubuh Kaisar Yu Dongya.
“Biarkan Li Jinghua yang melakukannya kalian semua bisa keluar sekarang!”. Perintah Kaisar Yu Dongya dengan suara terdengar dingin.
“Ya Yang mulia”. Balas mereka bersama.
Lalu mereka membungkukkan tubuhnya lalu meninggalkan ruangan yang hanya ada Li Jinghua dan juga Kaisar mereka. Li Jinghua meletakkan beberapa pakaian yang akan Kaisar Yu Dongya kenakan pada pagi ini.
Li Jinghua menghela napasnya lalu mendekati sang Kaisar, lalu mengambil beberapa handuk kering dan mengosokkannya ke tubuh Yu Dongya.
“Yang Mulia seharusnya tidak berkata seperti itu pada mereka, mereka hanya ingin membantu anda mengeringkan tubuh Anda!”. Ucap Li Jinghua sambil menggosok pelan handuk kering ketubuh Yu Dongya.
“Jika kamu bisa melakukannya mengapa aku harus memerintah mereka. Aku tidak suka kalau mereka melihat tubuhku terkecuali Permaisuri dan para Selir dan juga Anda”. Yu Dongya saat melihat tangan ramping dan putih yang sedang mengosok dadanya.
“Karena saya laki-laki kah maksud Yang Mulia?”. Ucap Li Jinghua sambil tersenyum lembut masih melanjutkan tugasnya.
“Tidak hanya itu. Itu karena Anda termasuk yang istimewa”.
Yu Dongya memperhatikan tangan Li Jinghua yang begitu ramping dan juga putih bersih. Li Jinghua terkejut tapi tidak memperlihatkan keterkejutannya setelah mendengar kata-kata dari sang kaisar. Dia sibuk mengeringkan tubuh milik Yu Dongya.
“Istimewa? Hanya seorang Permaisurilah yang pantas mendapat gelar tersebut Yang Mulia, untuk Hamba seperti saya kata-kata tersebut hanya seperti sebuah perlecehan harga diri”. Ucap Li Jinghua, mengambil pakaian dalam lalu mengenakannya ke tubuh Yu Dongya.
“Tapi saya sangat menghargai ucapan Anda Yang Mulia, hanya saja kata-kata tersebut tidak pantas untuk Hambamu ini”. Tambahnya lagi sekarang Li jinghua mengambil pakaian resmi Kerajaan Cheun.
“Berhentilah merendahkan dirimu sendiri, aku membenci kata-kata seperti itu yang keluar dari mulutmu!”. Ucap Yu Dongya dengan suara sedikit meninggi.
“Pakaian Yang Mulia sudah siap!”. Ucap Li Jinghua saat selesai mengenakan ikat pinggang pada pakaian.
“Jinghua berhentilah menyebut diri Anda seperti itu”.
Li Jinghua masih memperbaiki pakaian bagian bawah milik Kaisar.
“Jinghua ketika aku berbicara, lihat ke arahku! Sekarang berdirilah dan tatap aku!”. Lanjut Sang Kaisar. Li Jinghua menuruti keinginan Kaisarnya dia berdiri dan mereka saling bertatapan.
Li Jinghua hanya setinggi dagu Yu Dongya, mata mereka saling terkunci. Yu Dongya menatap kagum ke arah lelaki di depannya kenapa dia memiliki wajah yang begitu menawan, bahkan Selirnya pun tidak semenawan dirinya, dia memiliki wajah yang putih bersih, hidung mancung dan kecil, bibir yang merah muda dan menawan bahkan tidak memerlukan lipstikpun benar-benar menggoda.
Setelah beberapa lama memandang wajah Li Jinghua Tanpa sadar tangan Yu Dongya mengangkat dagu lelaki yang di depannya lalu menanamkan bibirnya pada bibir Li JInghua. Mata Li Jinghua membesar karena terkejut dengan apa yang Kaisar lakukan padanya, bahkan tidak bisa menolak bibir milik Yu Dongya.
Ini pertama kalinya Li Jinghua melakukan ciuman, dia tidak mengerti harus berbuat apa dia hanya memejamkan matanya. Yu Dongya melihat reaksi polos dari Li Jinghua tersenyum di dalam hatinya bahkan tangannya memegang leher Li Jinghua memperdalam ciuman mereka satu tangannya lagi memegang belakang tubuh Li Jinghua mereka berpelukan.
Angin pagi masuk perlahan dari jendela dan membawa beberapa kelopak bunga merah muda, suasana romantis untuk mereka berdua di pagi hari.
“Ummm…. Ughhhh..”.
Suara erangan yang keluar dari bibir kecilnya, dengan bibir indah yang dia miliki siapa yang tidak tahan untuk menciumnya merasakan seperti apa bibir tersebut. Yu Dongya melepaskan pangutan ciuman mereka, lalu dia tersenyum melihat wajah Li Jinghua yang merona, seperti bunga musim semi.
“Sepertinya kamu adalah pencium yang polos, apa aku benar? Awalnya aku tidak mengira Anda benar-benar sepolos ini”.
Yu Dongya lalu menanamkan kecupan lembut di keningnya. “Aku harus pergi sekarang, ada yang harus kukerjakan”. Yu Dongya bergerak dan melepaskan pelukan mereka, ternyata tangan Li Jinghua memegang belakang punggung milik Yu Dongya.
Chapter 3
Ruang Sidang Istana Kerajaan Cheun.
Kaisar Yu Dongya memasuki ruangan yang megah, para pejabat bersujud saat Kaisar melewati mereka. Kaisar duduk di kursi berukiran Naga yang megah dan terlihat kuat. pandangan kaisar pada para penjabatnya.
“Kalian semua, bangkitlah!”. Ucap Sang Kaisar dengan nada datar.
“Hormat Anda Yang Mulia, semoga Anda memiliki kehidupan seribu tahun”. Balas mereka serempak.
Itu adalah kata-kata penghormatan yang harus mereka ucapkan saat bertemu di dalam ruangan sidang.
“Berbicaralah”. Yu Dongya dengan tenang menatap kearah para menteri kerajaan.
Salah satu dari pejabat itu berdiri dan membawa segulugan kertas di tangannya.
“Pelapor Yang Mulia, Hambamu ini mendapat surat dari Kerajaan Kowhai di dalamnya tertera perintah untuk beberapa kerajaan di bawah kekuasaannya harus menyerahkan pajak setahun sekali harus dibayar dua kali lipat dari sebelumnya, dari berita yang Hamba dengar Kaisar Kerajaan Kowhai akan menghancurkan Kerajaan tersebut jika menolak perintah mereka”. Pejabat tersebut bernama menteri perhubungan, Lu Yunshu.
Setelah mendengarkan ucapan menteri perhubungan, Yu Dongya mengencangkan lengannya, menggepalkan jari-jarinya membuat sebuah tinjuan.
Lalu salah satu pejabat tersebut juga mulai bangkit dari tempat duduknya lalu menteri Lu Yunshu duduk kembali ke tempat duduknya.
“Pelapor Yang Mulia, hamba juga mendengarkan kabar berita seperti itu, mereka juga akan segera melakukan hal tersebut jika masih ada Kerajaan yang menolak perintahnya ada lebih dari seratus ribu pasukan yang akan di kirim ke setiap Kekerajaan”. Setelah dia berbicara, lalu menteri itu duduk kembali ke tempatnya.
“Dua kali lipat, bukankah itu sama seperti menghancurkan Kerajaan ini. Jika kita memberikan mereka dua kali lipat seluruh rakyat akan menderita selama hampir satu tahun dan itu akan berlangsung ke tahun-tahun yang akan datang?”. Ucap Yu Dongya mengeram marah.
Lalu menteri Lu Yunshu bangkit dari duduknya lalu mulai berbicara.
“Yang Mulia benar, jika kita memberikan dua kali lipat itu sama dengan menghancurkan Kerajaan ini, dan jika kita tidak memberikannya maka kita juga akan menghancurkan Kerajaan ini”. Ucapnya lalu bungkukkan memberikan hormat kepada kaisar Yu Dongya.
“Apa para menteri disini ada yang ingin berpedapat lain?”.
Yu Dongya mulai berbicara, semua pejabat menteri saling berpandangan, mereka sama-sama menatap pucat wajahnya. Yu Dongya melihat masing-masing wajah pucat para pejabat yang saling memandang. Lalu salah satu dari mereka mulai berbicara.
“Semua keputusan ada di tangan Anda Yang Mulia, kami para menteri tua akan menuruti semua keputusan yang Anda berikan”. Ucapan mereka lalu mereka menundukkan kepala mereka sebagai tanda penghormatan.
“Baiklah jika tidak ada yang ingin berpendapat lain hari ini pengadilan dibubarkan, keputusan sudah ditetapkan. Kita akan melalukannya atau tidak kehancuran Kerajaan ini sudah berada di depan mata”.
Yu Dongya dengan suara tegas dan berwibawa, semua pejabat yang awalnya ragu harus bagaimana sekarang mereka sudah melihat kaisar mereka dengan kewibawaannya, mereka saling memandang tanpa ada rasa ketakutan memantapkan hati mereka masing-masing.
“Kemuliaan dan Kemegahan Anda Yang Mulia Kaisar”.
Mereka semua bersujud di depan Kaisar, dan Yu Dongya bangkit dari kursi kekuasaannya dan berjalan keluar ruangan sidang tersebut.
Istana Kediaman Kaisar Chuen
“Hormat Anda Yang Mulia, semoga Anda memiliki kehidupan seribu tahun”.
Semua pelayan yang berada di ambang pintu sedang bersujud saat sang Kaisar memasuki istananya, Li JInghua juga ikut bersujud menyambut kedatangan sang Kaisar.
“Jinghua, sediakan pemandianku! Aku ingin mandi sekarang dan juga bantu aku melepaskan pakaian ini!”.
Li Jinghua menundukkan kepalanya menuruti perintah kaisar, dan beberapa pelayan wanita mengikuti di belakang Li Jinghua.
“Tidakkah Kaisar terlihat aneh hari ini?”. Ucap wanita pertama saat mereka menyediakan perlengkapan untuk pemandian Yang Mulia Kaisar.
“Menurutku juga begitu, apa kau sependapat dengan kami Li Jinghua?”.
Pelayan wanita satunya lagi, Li JInghua sibuk dengan menyediakan pakaian mandi untuk Kaisar.
“Aku juga sependapat, tapi mengapa kalian menanyakan hal itu padaku?”. Ucap Li Jinghua sedikit heran dengan pelayan wanita itu.
“Kami hanya bertanya, karena dari semua pelayan yang melayani Sang Kaisar hanya Andalah yang paling dekat dengan Yang Mulia. Anda memiliki wajah yang begitu menawan, bahkan kami sebagai wanita telah kalah dengan wajah yang Anda miliki!”. Ucap pelayan wanita itu yang pertama kali menanyakan sang kaisar.
“Sudahlah jangan membahas hal tersebut yang terpenting sekarang adalah secepat mungkin menyediakan pemandian untuk Yang Mulia”.
Li Jinghua sudah meletakkan beberapa barang di atas meja kecil, dan kedua pelayan wanita itu juga sudah selesai dengan kegiatannya.
Li Jinghua keluar dari kamar pemandian Sang Kaisar, lalu dia bersujud di hadapan Yu Dongya yang sibuk dengan buku laporan yang ada di tangannya, sebenarnya Li Jinghua tidak ingin menganggu Sang Kaisar, tapi dengan keterpaksaan dia membuka mulutnya dan mengucapkan beberapa kata.
“Pemandian Anda sudah siap Yang Mulia”. ucapnya Li Jinghua masih bersujud di depan Yu Dongya. Kaisar tersebut meletakkan kembali laporannya dan mendekati Li Jinghua.
“Berdirilah dan temani aku mandi, aku ingin kita mandi bersama!”. Ucapnya dengan suara yang begitu datar, sampai-sampai Li Jinghua tidak bisa menafsirkan kata-kata tersebut apakah Yang Mulia sedang marah atau senang?.
“Baiklah Yang Mulia”. ucap Li Jinghua saat dia sudah berdiri dan melangkahkan kakinya di belakang Yu Dongya.
Mereka berdua memasuki tempat pemandian, tidak terlalu mewah tapi cukup indah untuk di pandang oleh kedua mata, dua pelayan wanita masih berada di dalam pemandian mereka menundukkan kepalanya tanda penghormatan.
“Kalian berdua boleh pergi, dan sediakan anggur merah untukku dan beberapa kue kering sebagai pasangannya!”.
Hanya beberapa pelayan saja yang ada di dalam istana ini. Pelayan tersebut keluar dari pemandian.
Li Jinghua mendekati Yu Dongya membantunya melepaskan beberapa pakaian luar lalu pakaian dalamnya, sekarang Yu Dongya tidak mengenakan pakaian apapun, tubuh yang begitu indah bahkan Li Jinghua yang jelas laki-laki terpesona dengan bentuk tubuh yang ada di depannya.
“Anda tidak ingin melepas pakaian?”. Sang Kaisar memandang kearah Li Jinghua.
Li Jinghua kembali sadar lalu dia membuka perlahan pakaiannya dan memperlihatkan tubuh yang begitu cantik, putih dan bersih, benar-benar menggoda Yu Dongya.
Lalu tanpa sadar Yu Dongya menarik lengan milik Li Jinghua, tubuh mereka saling mendekat bahkan tidak ada ruang di antara mereka.
Akhir-akhir ini Yang Mulia kaisar lebih memberikan perhatiannya terhadap Li Jinghua, tanpa sadar Li Jinghua menumbuhkan rasa yang seharusnya tidak boleh dimilikinya, tapi sejak Yu Dongya memberikan kasih sayangnya, perasaan Li Jinghua bertambah besar dan bahkan sekarang mungkin dia tidak bisa menahannya lagi.
Yu Dongya yang memperhatikan Li Jinghua dengan wajah yang merah merona, meskipun hanya terlihat sedikit karena dia menundukkan wajahnya.
“Sebaiknya kita mandi sekarang!”. Ucap Yu Dongya lalu dia mengangkat tubuh kecil milik Li Jinghua, tentu saja itu membuat Li Jinghua terkejut lalu tanpa sadar tangannya memeluk leher Yu Dongya.
Perlahan-lahan mereka memasuki kolam mandi yang cukup besar untuk dua orang, Yu Dongya menurunkan tubuh yang di gendongnya ke bawah air, tidak lupa dia menurunkan dengan perlahan-lahan.
Yu Dongya menyandarkan tubuhnya ke tepi kolam tersebut lalu menarik tubuh Li Jinghua bersandar di tubuhnya. Sambil memainkan rambut hitam pekat dan indah milik Li Jinghua lalu membasuh rambut yang indah itu.
“Apa Anda tahu, aku selalu menyimpan perasaanku pada Anda karena status yang kumiliki?”. Ucapnya pertama kali membuka suara saat kesunyian yang ada di antara mereka.
“Perasaan?”.
hal tersebut membinggungkan Li Jinghua, apa yang dimaksud sang Kaisar tentang kata-katanya.
“Perasaanku seperti seorang lelaki mencintai wanita, dan ketika Kaisar mencintai Permaisurinya, dan aku mencintai pelayanku sendiri yaitu dirimu”.
Ucapan itu mengejutkan Li Jinghua, dia tidak menyangka bahwa orang yang dicintainya juga menyimpan perasaan padanya.
“Apa kamu tahu awal mula aku jatuh cinta padamu adalah rambutmu, terlihat hitam tapi ketika diterpa cahaya matahari berwarna coklat sempurna sama seperti matamu mereka begitu cantik, dan beruntungnya jika seseorang bisa melihat replika dirinya ketika menatapmu didalam mata yang menenangkan”. ucap Yu Dongya sambil memainkan rambut hitam milik Li Jinghua.
“Aku tahu kamu hanya menganggap diriku sebagai Tuanmu dan juga Kaisar di Kerajaan ini, tapi untuk malam ini biarkan aku…. Biarkan malam ini jangan pernah membedakan derajatmu dan aku, aku yang sekarang bersamamu bukanlah seorang Kaisar, melainkan orang yang mencintaimu, aku ingin memilikimu malam ini”.
Sang Kaisar mendekatkan bibirnya ke telinga Li Jinghua.
“Aku menginginkanmu Li Jinghua”.
Kata lembut membuat Li Jinghua tidak bisa menahan rasa cintanya yang meluap, lalu dia membalikkan tubuhnya menghadap Yu Dongya.
Mereka saling menatap, mata mereka terkunci seluruh ruangan tersebut sunyi hanya terdengar suara tetesan air yang menguap di antara daun-daun bambu yang bergerak tenang seakan tahu suasana didalam ruangan itu.
“Saya tidak tahu apakah saya harus bahagia atau malah bersedih, saya bahagia ketika Anda mengatakan perasaan Anda semuanya, tapi saya merasa sedikit bersedih ketika melihat sang Permaisuri cinta Anda harus dibagi dua antara saya dan Permaisuri, saya hanya seorang budak yang mencintai Tuannya sendiri tidaknya saya terlihat menyedihkan?”.
Li Jinghua sambil menahan air matanya. Yu Dongya menatap manik mata yang berkaca-kaca itu. Mereka berhasil menjatuhkan butiran bening yang mengalir di wajah yang menawan.
“Sepertinya aku mengatakannya terlalu cepat tapi aku tidak bisa lagi menahannya, dan selagi aku masih punya waktu”.
Yu Dongya bangkit lalu naik ke sisi kolam, Li Jinghua juga bangkit dan mengikutinya. Dia mengambil handuk kering lalu mengeringkan tubuh Yu Dongya. Saat memasang pakaian tidur sang Kaisar, Li Jinghua berdiri di depan Yu Dongya memandang wajahnya yang tampan mencari kebenaran atas ucapannya. Sekarang Li Jinghua mengerti bahwa kedua matanya tidak berbohong.
“Kenakan pakaianmu aku tidak ingin kau sakit karena kedinginan”.
Yu Dongya lalu melangkahkan kakinya menuju tempat tidurnya. Li Jinghua langsung mengambil set pakaiannya lalu memakainya, dia hanya memandang punggung lelaki tersebut menghilang dari pandangannya.
Chapter 4
Li Jinghua selesai dengan pakaian lalu dia berjalan keluar dan menemukan sang Kaisar sedang meminum anggurnya. Li Jinghua mendekatinya.
“Yang Mulia, sebaiknya Anda beristrahat malam ini”. Ucap Li Jinghua tapi Yu Dongya tidak mendengarkan ucapannya.
“Kamu tidak punya hak untuk melarangku”. Ucap kasar Yu Dongya.
“Saya tahu Anda saat ini memiliki banyak pikiran dan masalah, setidaknya Anda harus menjaga kesehatan Yang Mulia sendiri, sebagai Kaisar Kerajaan ini tanggung jawab Negara ini semuanya berada di bawah pemerintahanmu”. Ucap Li Jinghua mendekati sang Kaisar.
“Aku bukan seorang Kaisar lagi, aku sudah mengorbankan seluruh rakyatku seharusnya dari awal aku tidak perlu menjadi Kaisar jika pada akhirnya aku harus mengorbankan seluruh rakyatku”. Ucapnya dengan suara sendu, tersirat kesedihan yang didalamnya.
“Anda adalah Kaisar yang baik apapun keputusanmu maka rakyat akan menerimanya dengan senang hati”.
Li Jinghua mencoba menghibur Yu Dongya, sang Kaisar hanya bisa menatap sendu ke wajah cantik yang sedang menghiburnya.
“Li Jinghua, aku punya permintaan untukmu, maukan kamu mengabulkannya demiku?”. Yu Dongya sekarang mulai mabuk akibat alkohol yang di minumnya.
“Selama saya bisa, saya akan mengabulkannya”. Ucapnya sambil mengambil gelas yang ada di tangan sang Kaisar.
“Tidurlah denganku! Aku ingin memilikimu untuk malam ini aku ingin melupakan masalah ini walaupun hanya untuk satu malam, aku ingin berbagi kepedihanku bersamamu aku ingin kau tahu semuanya tentangku. Ucapnya sambil memandang wajah Li Jinghua.
Li Jinghua tidak mengeluarkan kata-kata setelah mendengar hal yang dibicarakan oleh sang Kaisar. Lalu dia menjawabnya dengan tersenyum sedih tapi dia berusaha menguatkan hatinya.
“Jika itu bisa mengurangi rasa sakit Yang Mulia sebagai pelayan Anda, Hamba akan menuruti permintaan Anda”.
Li Jinghua mengeluarkan kata-kata setelah beberapa saat dia terdiam.
Sang Kaisar langsung berdiri dan memeluk orang yang selama ini dicintainya dalam diam. Lalu dia mencium bibir lembut milik Li Jinghua. Sang Kaisar memeluk erat tubuh Li Jinghua tanpa ada ruang di antara mereka, mereka melepaskan ciumannya.
Lalu Yu Dongya membawa tubuh Li JInghua mengendongnya ala pengantin membawa tubuh yang lebih kurus itu menuju tempat tidurnya sang Kaisar. Lalu sang Kaisar membuka baju tidurnya yang hanya satu lapisan yang menutup tubuh sempurnanya.
“Aku tahu ini pertama kalinya untukmu, aku akan melakukannya selembut mungkin. Aku akan berusaha untuk tidak menyakitimu”.
Li Jinghua menganggukkn kepalanya tanda dia menyetujui ucapan Yu Dongya. Yu Dongya selesai melepas pakaiannya terlihat tubuh yang indah tanpa ada sehelai kainpun yang menutupinya.
Tangan Yu Dongya mulai membuka pakaian milik Li Jinghua, dalam sekejap pakaian itu terlepas dari tubuhnya. Betapa indah tubuh yang dimiliki oleh Li Jinghua lalu perlahan tangan Yu Dongya membelai lembut tubuh tersebut dan menciumnya dari hembusan leher dia mencium seinchi demi seinchi tubuh Li Jinghua.
Li Jinghua hanya menahan rasa gejolak emosi didalamnya, nasfu itu yang terlihat di mata Yu Dongya. Li Jinghua menggigit bibir bawahnya menahan suaranya untuk keluar dari mulutnya lalu tangan Yu Dongya membelai paha halusnya. Menciumnya lalu menggigitnya meninggalkan bekas di paha indah tersebut.
“Li Jinghua, jika suatu saat aku tidak ada dan kerajaan ini juga menghilang saat itu juga apa kau masih ingin mencintaiku?”.
Saat dia mulai memasukkan jarinya ke hole milik Li Jinghua, mendapat perlakuan seperti itu Jinghua tidak bisa menahan suara desahannya yang terlepas dari mulutnya.
Selesai dengan melakukan pelonggaran, Yu Dongya merasa cukup untuk perlakuan awalnya, lalu dia mendekatkan juniornya dan perlahan memasukkannya kedalam hole Li Jinghua. Karena merasa benda asing masuk kedalam dirinya, Jinghua menahan dirinya untuk tidak berteriak, dia menggigit bibir bawahnya.
Melihat Li Jinghua seperti itu, Yu Dongya mengangkat kepala lelaki tersebut lalu menciumnya berharap bisa mengurangi kesakitannya. Merasa sudah sedikit tenang Yu Dongya mulai memainkan perannya menggerakkan pinggulnya maju mundur, dia perlahan memainkan dengan perlahan berharap bisa mengurangi rasa sakitnya.
Li Jinghua tidak bisa menahan rasa sakitnya, dia tidak mengeluarkan suara tapi airmatanya mengalir seolah berkata hal itu menyakitkan.
“Jinghua, jangan menangis aku tahu ini menyakitkan, tapi percayalah ini akan berakhir dengan penuh kenikmatan! Aku berjanji padamu!”.
Yu Dongya mencoba menghibur kekasihnya. Sepertinya kata-kata tersebut tidak mempan lalu dia mendekatkan wajahnya.
“Jinghua, Aku mencintaimu” ucap Yu Dongya berbisik lembut di kuping telinganya.
Spontan kata-kata tersebut membuat kesedihan yang begitu mendalam untuk Li Jinghua di satu sisi kebahagiannya yang tak tertandingkan. Malam itu menjadi malam yang panjang untuk mereka, mereka mengungkapkan cinta mereka dengan tubuh. Angin berhembus sedikit kencang, membawa kelopak bungan yang cantik menghiasi malam mereka.
Bulan purnama bersinar terang di bawah langit seakan mereka sedang merestui cinta terlarang yang mereka perbuat. Cahaya bulan masuk kedalam kamar yang penuh dengan kesedihan. Baik sang kaisar maupun Li Jinghua, kesedihan mereka yang tidak bisa di ungkapkan secara langsung. Bahkan jika mereka memberikan cintanya tetapi resiko yang mereka hadapi mereka tidak bisa bersatu.
—–
Li Jinghua bangun lebih awal untuk mempersiapkan beberapa kebutuhan sang Kaisar. Dia bangkit dari tempat tidurnya melihat Yu Dongya masih tertidur lelap. Dia melangkahkan kakinya tapi baru saja beberapa langkah tubuhnya benar-benar terasa menyakitkan.
“Jinghua…?”.
Sang Kaisar yang baru saja terbangun karena merasa sedikit terganggu dengan pergerakan yang Li Jinghua lakukan.
“Anda sudah bangun. Saya perlu mempersiapkan beberapa keperluan Anda untuk pagi ini”. ucapnya masih memakai pakaian luar. Li Jinghua menatap sang kaisar, kaisar tersebut memberikan senyum yang begitu lembut kepadanya.
“Baiklah” ucapnya.
Lalu Li Jinghua melangkahkan kakinya menjauhi Yu Dongya.
Yu Dongya sudah bersiap dengan pakaian resmi kerajaan. Beberapa kasim sudah menunggunya di luar kamarnya. Lalu dia mengambil langkah sebelum dia pergi Yu Dongya mengecup lembut kening Li Jinghua. Meninggalkan seseorang yang masih terpaku dengan perlakuannya.
Seperti biasa saat berada di dalam istana para menteri tua berkumpul dan membicarakan permasalahan kerajaan chuen yang akan segera berakhir di Kerajaan yang memegang tahta terkuat yaitu Kowhai. Sekarang ini kerajaan tersebut di pimpin oleh seorang Kaisar yang haus akan ambisi dan kekayaan. Kaisar tersebut memeras kerajaan yang di bawahnya tidak perduli apapun yang akan terjadi kerajaan itu dan berakibat pada kerajaan Kowhai.
Sebulan sejak kejadian antara Li Jinghua dan juga Yu Dongya. Yu Dongya terang-terangan memberikan kasih sayangnya pada Li Jinghua bahkan jika itu di depan para pelayan lainnya. Para pelayan di penuhi dengan pertanyaan dan tatapan bingung.
Akhir-akhir ini Li Jinghua sering mual-mual, wajahnya yang putih berubah pucat sesekali dia merasa sakit kepala. Hal tersebut membuat sang Kaisar begitu cemas lalu dia memanggil tabib kerajaan untuk mengobatinya. Tabib tersebut memeriksa lengan Li Jinghua lalu memeriksa bagian tubuhnya. Ekspresi sang tabib berubah, setiap orang yang memandangnya pasti akan penuh dengan tanda tanya.
Seketika itu tabib kepercayaan sang Kaisar memberikan senyuman yang tidak bisa di ungkapkan. Lalu dia menghadap Kaisarnya.
“Kebekahan Dewa muncul, ini sebuah keajaiban”.
Sang tabib menadahkan tangannya ke atas lalu seketika dia menghadap sang Kaisar.
“Apa yang terjadi dengannya?”.
Sang Kaisar begitu cemas melihat keadaan Li Jinghua yang melemah.
“Yang Mulia ini…. Ini benar-benar sebuah keajaiban ini baru pertama kali Hamba melihat seorang laki-laki mengandung, sang Dewa memberkati tubuhnya”. Yu Dongya terkejut mendengarnya begitu juga Li Jinghua.
Wajah keterkejutan Yu Dongya lalu berubah menjadi kebahagian dia tidak pernah menyangka bisa mendapatkan anak dari seorang laki-laki, bahkan dia memiliki ratu dan belasan selirnya masih tidak memberikannya keturunan.
“Apa kamu baik-baik saja? Apa tubuhmu masih sakit?”.
Yu Dongya penuh perhatian. Li Jinghua masih dengan mimik wajah terkejut.
“Beritahu seluruh Kerajaan, aku akan mempunya keturunan dan juga beritahu para mentri untuk melakukan persidangan hari ini”.
Sang kaisar memerintah beberapa pelayan untuk menyebarkan berita kebahagian tersebut di seluruh istana.
Sang kaisar bersiap-siap menuju istana dan membahas beberapa urusan kerajaan berhubung dengan kerajaan Kowhai. Sebelum melangkah pergi dia mendekati Li Jinghua, memeberikan senyumnya dan wajah bahagianya. Lalu dengan lembut mengecup kening Li Jinghua.
“Aku tahu Anda bisa selalu membuatku bahagia, tunggu lah sebentar lagi aku akan kembali menemuimu!”. Lalu Yu Dongya melangkahkan kakinya meninggalkan Li Jinghua, meskipun dia sangat enggan melakukannya.
Para menteri sudah berkumpul mereka saling bertatapan mengapa sang Kaisar tiba-tiba memanggil mereka untuk melakukan persidangan. Sang Kaisar memasuki ruangan tersebut mereka buru-buru membungkukan tubuh mereka, Yu Dongya melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut dan duduk di singasananya.
“Hormat Anda Yang Mulia, semoga anda memiliki kehidupan seribu tahun” ucap mereka serempak. Itu adalah kata-kata penghormatan yang harus mereka ucapkan saat bertemu di dalam ruangan sidang.
“Berbicaralah”. Ucap Yu Dongya. “Para menteri beritahu apa perkembangan tentang kerajaan Kowhai” Yu Dongya membuka pembicaraan.
“Tidak ada yang berubah Yang Mulia, sama seperti sebelumnya tapi hamba yang tua ini mendapat kabar dari kerajaan sebrang bahwa tentara Kowhai sudah memulai perang dia sudah membawa seratus ribu tentara dan lima Jendral terkuatnya dari berita yang Hamba dengar mereka sudah menghancurkan satu kerajaan yang lebih kecil dari kerajaan kita. Mereka membunuh dan menjajah kerajaan tersebut tanpa ampun, bahkan kerajaan tersebut sudah hancur tanpa ada bekas”.
Menteri perhubungan, Lu Yunshu. Dia yang baru saja berdiri menyampaikan informasi. Lalu dia kembali duduk.
“APA… mereka sudah memulai perang?”. Yu Dongya kehilangan kendali atas ketenangannya.
“Ya Yang Mulia sepertinya dalam waktu tiga atau empat hari mereka akan sampai ke kerajaan kita”. Dia berbicara lagi, selesai berbicara dia duduk kembali ke tempatnya.
“Jendral Song, apa kita mampu melawan pasukan mereka”. Yu Dongya menatap jendral terkuat yang ada di kerajaan Cheun.
“Hamba Jendral tua Song berbicara Yang Mulia, sejujurnya jumlah tentara kita hanya setengah dari mereka, meskipun kita berani melawan itu hanya bisa bertahan 2 hari, selebihnya dari itu hamba tidak bisa memastikan apakah kerajaan ini bisa terus melanjutkan masa depannya”. Jendral Song kembali duduk di tempatnya.
“Kehancuran kerajaan ini sudah di depan mata, Jendral Song aku ingin Anda memimpin pasukan untuk melawan tentara Kowhai, aku juga akan ikut berperang!”. Yu Dongya dengan tegas.
“Yang Mulia, hormat Anda Yang Mulia, semoga Anda memiliki kehidupan seribu tahun”. Mereka bersujud di depan Yu Dongya.
Yu Dongya berdiri dari kursi kekuasaannya lalu melangkahkan kakinya menuju pintu keluar dari istana ini. Dia berjalan cepat menuju istananya untuk melihat Li Jinghua, rasa bahagia tidak bisa di tahan olehnya.
Dia masuk kedalam istana dan melihat Li Jinghua sedang membersihkan beberapa barang yang ada di ruangan yang megah itu, dia bekerja dibantu oleh beberapa pelayan istana Kaisar.
“Jinghua, apa yang Anda lakukan?”.
Yu Dongya langsung menghampiri dia yang sedang membersihkan ruangan tersebut. Beberapa pelayan bersujud ketika kaisar mereka ada dihadapan mereka.
“Semoga Anda memiliki kesehatan yang baik, Yang Mulia”. Para pelayan bangkit ketika melihat gerakan tangan Kaisar mereka.
“Kalian semua boleh keluar, tinggalkan kami berdua jangan lupa bawakan buah yang lezat untuk kami berdua”.
Yu Dongya memerintah para pelayannya. Mendengar perintah tuannya mereka bergegas keluar istana. “Kamu jangan terlalu banyak bergerak, kamu sekarang sedang mengandung anak kita jadi jangan sampai membuat dirimu lelah”.
Suara terasa sangat lembut lalu membelai wajah Li Jinghua. Sejujurnya Li Jinghua menyukai sentuhan sang Kaisar.
“Terima kasih atas perhatian Yang Mulia berikan kepada saya. Anda terlalu mengkhawatirkan hamba Yang Mulia, Anda juga harus menjaga kesehatan Anda”. Li Jinghua menyentuh tangan Yu Dongya yang memegang wajahnya.
Yu Dongya tersenyum lalu mengangkat tubuh Li Jinghua kedalam gendongannya. Membawanya ke tempat tidur dia tidak mau kalau Li Jinghua kelelahan.
“Kamu harus istirahat yang cukup, sebagai Ayahnya aku juga harus menjaganya!”. Yu Dongya tersenyum pada Li Jinghua. Li Jinghua hanya menundukkan kepalanya menutupi wajahnya yang memerah karena perlakuan Yu Dongya.
Yu Dongya perlahan-lahan meletakkan tubuh kekasihnya itu ke tempat tidur yang empuk, membaringkan Li Jinghua.
“Li Jinghua, ada yang ingin kusampaikan padamu!”. Yu Dongya menatap lembut wajah orang tercintanya.
“Anda bisa mengatakannya Yang Mulia”. Li Jinghua merasa sedikit penasaran.
“Li Jinghua besok aku ingin kamu meninggalkan istana ini, jangan khawatir aku akan mengirim beberapa pengawal untuk mengantarkanmu agar sampai ketempat tujuan dengan selamat”.
Yu Dongya mendekati Li Jinghua sambil mengelus perut yang masih datar tersebut. Li Jinghua matanya membesar mendengar perkataan Yu Dongya.
“Yang Mulia, apa saya memiliki banyak kesalahan sehingga saya di usir dari istana apa karena saya seorang laki-laki? Dan saya mengandung anak dari Kaisar Kerajaan ini?”. Mata Li Jinghua memerah menahan air matanya.
“Tidak… Tidak… Kamu tidak pernah memiliki kesalahan sedikitpun bahkan aku bahagia karena Kerajaan ini memiliki seorang anak”. Dia menatap sendu wajah Li Jinghua. “Tapi.. kerajaan ini akan segera hancur, aku tidak akan membiarkanmu dan anak kita mati bersama kerajaan ini. Aku memerintahmu pergi keluar istana adalah untuk membuatmu tetap hidup dan membesarkan anak kita di luar sana”.
Yu Dongya mengusap lembut wajah Li Jinghua, cinta dan kasih sayang Li Jinghua bisa melihatnya dari kedua mata Yu Dongya. Li Jinghua tidak bisa menahan air matanya setelah mendengarkan kata-kata yang keluar dari orang yang dicintainya.
“Kenapa..? Saya.. Aku ingin bersamamu, dan juga anak kita!”.
Suara serak keluar dari mulut Li Jinghua, wajah cantiknya kini dipenuhi air mata.
“Aku tidak akan membiarkanmu dan anak kita mati bersama kerajaan ini, Li Jinghua aku ingin kamu tetap hidup dan membesarkannya dia adalah keturunan dari kerajaan ini, kerajaan Cheun”. Yu Dongya menatap wajahnya lalu tersenyum seakan-akan semuanya baik-baik saja.
“Tapi bagaimana dengan Anda, apakah Anda akan pergi dengan kami juga…?”. Ucapnya dengan nada lemah, lalu menatap Yu Dongya.
“Aku tetap di sini, menjaga kerajaan ini jika kita menang, aku berjanji akan menjemputmu aku tidak akan meninggalkanmu dalam kesepian. Aku akan selalu menemanimu!”. Yu Dongya mencoba meyakinkan kekasihnya.
“Yu…”.
Belum selesai Li Jinghua berbicara, Yu Dongya menahannya dengan jarinya.
“Li Jinghua, jika memang kerajaan ini ditakdirkan atas kehancurannya. Maukah kamu terus mencintaiku, meskipun aku tidak bisa lagi menemanimu? Li Jinghua jika memang aku harus hancur bersama kerajaan ini, aku akan memohon pada surga untuk terus melindungimu aku juga akan berdoa kita bertemu kembali di tempat yang di sebut taman surga hanya kamu dan aku”.
Yu Dongya membungkukan tubuhnya memegang tubuh Li Jinghua lalu memeluknya. “Bahkan jika dunia ini berakhir, aku akan selalu mencintaimu. Kamu adalah hartaku yang paling berharga”. Ucapnya, kata-kata manis tersebut menambah air mata yang jatuh di wajah Li Jinghua.
“Kamu beristirahatlah malam ini, aku akan keluar sebentar”. lalu Yu Dongya melangkahkan kakinya menuju pintu istana, para pelayan membukakan pintu dan Yu Dongya meninggalkan Li Jinghua.
Li Jinghua hanya memandang punggung belakang Yu Dongya, dia tidak bisa berhenti menangis wajah cantiknya menjadi sembab dan basah.
“Yu Dongya”. Kata-kata yang terucap sebelum dia tertidur.
Chapter 5
Pagi hari
Li Jinghua sudah selesai dengan pakaiannya, Yu Dongya menyimpan sesuatu di dalam bekalnya. Sebelum Li Jinghua pergi Yu Dongya memeluknya dan memberikanya ciuman terakhirnya sebelum Li Jinghua pergi meninggalkan dirinya.
Lalu Yu Dongya mengantarnya ke dalam kereta, hanya orang tiga yang diperbolehkan untuk mengawalnya. Yu Dongya memerintah para pengawal untuk membawanya ke hutan yang paling dalam di luar perbatasan kerajaan Chuen, sehingga tidak ada yang bisa menemukannya.
“Li Jinghua, jaga dirimu baik-baik”. Lalu dia mendekati Li Jinghua dan membisikkan kata-kata. “Li Jinghua, aku mencintaimu”. Ucapnya lalu memerintah pengawal untuk membawanya masuk kedalam kereta.
“Tunggu sebentar, lepaskan aku!”.
Li Jinghua meronta-ronta saat di bawa oleh pengawal.
“Yang Mulia sudah memerintah kami untuk membawa Anda dengan aman selama di perjalanan”. pengawal lalu membawa paksa Li Jinghua masuk kedalam kereta lalu menguncinya.
Para pengawal tersebut melajukan kereta meninggalkan istana dan Kaisar Yu Dongya.
“Yu…..”. ucapny a saat dia berteriak, Yu Dongya melihat kepergian Li Jinghua tanpa sadar dia meneteskan air matanya. Li Jinghua mampu melihatnya hanya bisa berteriak.
“Yu…. Kumohon Yu.. biarkan kami bersamamu!”. Ucapnya.
Li Jinghua tidak bisa menahan air matanya sekali lagi, dia menangis keras. Mereka tidak bisa lagi bertemu. Mungkinkah ini akan menjadi pertemuan mereka yang terakhir. Li Jinghua baru pertama kali merasakan betapa dia dicintai, namun pada akhirnya orang tersebut memerintahnya untuk meninggalkan dirinya.
Para pengawal saling memandang, tapi mereka tidak menghiraukannya. Hanya mereka perlu menjalankan tugasnya mengantar Li Jinghua ke hutan terdalam di luar kerajaan Cheun.
Perjalanan mereka hampir memakan waktu satu hari, sekarang fajar mulai tenggelam dan hutan mulai gelap. Para pengawal sudah yakin kalau mereka sekarang berada di tengah hutan. Lalu salah satu dari mereka turun dari kuda dan mencari tempat.
Pengawal yang mengantarnya kembali setelah satu jam dia pergi, lalu dia memberikan kabar baik kalau dia menemukan gua yang layak untuk di huni, gua tersebut tidak dalam hanya setengah saja setidaknya bisa untuk melindungi Li Jinghua.
Lalu mereka bertiga mengantar Li jinghua ke gua tersebut. Mereka membawa barang-barang keperluan Li Jinghua baik itu makanan maupun pakaiannya.
Mereka menyalakan obor untuk di jadikan cahaya penerang gua tersebut, lalu meletakkannya di sisi gua. Setelah itu mereka membungkukkan tubuhnya lalu pergi meninggalkannya.
“Yang Mulia, kami harus kembali. Semoga Anda tetap menjaga diri Anda sendiri. Ini pedang yang diberikan Kaisar. Semoga ini sedikit berguna untuk membantu Anda menghindari bahaya”.
Li Jinghua menerima pedang tersebut, pedang yang sangat indah. Setelah pengawal tersebut menyerahkan pedang itu. Mereka membawa kembali kereta kuda dan meninggalkan satu kuda untuk Li Jinghua.
Setelah kepergian para pengawal, Li Jinghua masuk kembali kedalam gua.
Kini Li Jinghua hanya sendiri di dalam gua, lalu dia membongkar semua pakaiannya dan menemukan kertas dan juga liontin Giok hijau berlambang kerajaan Cheun. Dia mengambil kertas tersebut lalu membacanya.
“Li Jinghua, apa kau tahu? Mungkin aku pernah memberitahumu bahwa aku jatuh cinta saat pertama kali aku melihatmu. Seseorang bertubuh kurus membawa beban di pundak kecilnya
Warna rambut coklat seperti matamu, mereka begitu cantik setiap kali aku melihatmu aku tidak bisa berpaling dari mereka
Lalu aku perasaan itu yang selalu kusembunyikan tumbuh semakin hari semakin membesar dan aku tidak bisa menahannya
Malam itu menjadi malam kesalahanku, tapi kamu memberiku kebahagian yang tidak pernah kubayangkan selama ini, aku selalu mendambakannya untuk hadir dari Permaisuriku maupun para Selirku
Setelah peperangan ini selesai aku akan menjemputmu, jika kamu kembali maka jadilah Permaisuriku. Permaisuri Kerajaan Cheun
Dan anak kita baik dia laki-laki atau perempuan, dialah keturunan resmi kerajaan cheun dan dialah yang akan memimpin kerajaan ini
Li Jinghua jagalah baik-baik anak kita, aku ingin dia tumbuh besar dan sehat kuharap dia secantik dirimu
Li Jinghua, biar kukatakan sekali lagi
Atas nama bulan dilangit malam hari
Matahari dilangit siang hari
Bunga di musim semi
Salju di musim dingin
Aku sebagai Kaisar Kerajaan Cheun, mencintai seorang laki-laki yang begitu cantik dan mengandung anakku
Aku mencintaimu sampai aku mati”
Setelah membaca surat tersebut, Li Jinghua benar-benar menangis. Dia berteriak sekeras yang dia bisa. Dia kehilangan orang yang dia cintai untuk kedua kalinya, kali ini dia kehilangan kekasihnya.
9 bulan kemudian.
Perut Li Jinghua membesar dan dia juga cepat kelelahan. Terkadang dia menahan rasa sakit di perutnya. Bulan-bulan ini merupakan yang terberat bagi Li Jinghua. Setiap hari dia bekerja mencari sesuatu untuk dimakan, kadang-kadang menangkap ikan dan kadang-kadang berburu.
Namun sekarang dia tidak mampu melakukannya lagi, tubuhnya benar-benar terasa sangat berat belum lagi perutnya seperti ada yang menendang dari dalam. Setiap merasakan hal tersebut dia tersenyum.
Pagi ini Li Jinghua membersihkan halaman di depan gua, dia juga menanam sesuatu yang layak di makan olehnya. Dan dengan itu, dia bisa bertahan selama ini. Saat ingin mengambil buah tanaman tersebut, perutnya tiba-tiba terasa sangat sakit. Rasanya seperti perutnya akan pecah.
Dia perlahan-lahan masuk kedalam gua lalu membaringkan tubuhnya. Perutnya sangat sakit penglihatannya kabur, napasnya terputus-putus. Terkadang dia berteriak-teriak kesakitan hampir setengah jam dia merasa sangat kesakitan. Dan sebuah teriakkannya sangat keras tak lama dari itu suara anak kecil menangis diantara kakinya.
“Hah… Hah….Hah…”.
Suara Li Jinghua yang terputus-putus hampir setengah jam dia menahan rasa sakitnya seakan-akan napasnya akan habis pandangannya sedikit gelap setelah melahirkan, namun setelah dia mendengar suara kecil yang sedang menangis. Dia tersenyum mendengar suara kecil yang baru saja dilahirkannya itu sedang menangis.
“Selamat datang sayangku, oh Dewa terima kasih atas semuanya. Kamu memberikanku kebahagian yang tidak terduga. Cintaku dan dirinya sudah lahir dan melihat dunia”.
Li Jinghua bangkit perutnya terasa sangat sakit, bayi itu masih berdarah begitu juga kakinya di penuhi darah.
“Oh lihatlah kamu begitu sangat cantik bahkan melebihiku, aku berharap semoga kamu bahagia di masa depan”. Li Jinghua mengendong bayinya, lalu mendekatkannya wajah manis tersebut dekat wajahnya.
“Kamu adalah bentuk cinta kami, kamu adalah putra mahkota Kerajaan Cheun. Tumbuhlah besar dan sehat LI JINGMI “. Lalu Li Jinghua meneteskan airmatanya. ” Yu… Lihat putra kita, dia sesuai harapanmu dia sangat cantik dan bahkan melebihiku”.
“ Yu….. Aku merindukanmu”.
Sebulan Setelah Li Jinghua melahirkan. Sekarang tubuhnya mulai membaik sekarang dia mencari tempat yang layak untuk mereka. Setelah berkeliling hampir setengah hari Li Jinghua menemukan sebuah tempat terlihat seperti gubuk miliknya dulu. Sedikit berbeda gubuk ini lebih indah dan besar kayu yang kokoh sebagai tiang gubuk tersebut.
Lalu Li Jinghua melihat seseorang keluar dari gubuk tersebut, seorang laki-laki yang menurutnya berumur sekitar 40 tahunan. Dia keluar membawa busur dan beberapa anak panah di belakang punggungnya.
Dari yang terlihat, dia sepertinya sedang ingin berburu. Li Jinghua memperhatikan wajahnya dengan seksama. Bekas luka ada di keningnya, besar tapi tertutup rambutnya. Setelah memperhatikan orang tersebut. Li Jinghua menjauhi gubuk tersebut lalu kembali ke guanya.
Dia melihat putra tercintanya masih tertidur lelap di dalam ayunan. Dia berjalan mendekati ayunan tersebut lalu menggerakkannya perlahan-lahan. Membuat Li Jingmi merasa nyaman diayunannya.
“Li Jingmi, aku sudah menemukan orang yang tepat untuk merawatmu sampai kamu tumbuh dewasa nanti. Maafkan aku bukan maksud meninggalkanmu, tapi aku ingin kamu tumbuh besar dan sehat nanti. Aku akan pergi jauh untuk melihat kembali kerajaan mungkin aku akan menemukan ayah kamu jadi bersabarlah Li Jingmi”. Ucapnya sambil mengelus-elus kepala Li Jingmi.
“Aku menyayangimu, mencintaimu begitu juga ayahmu sangat menyayangimu. Kami berdua mencintaimu”. Tambahnya lagi. Li Jinghua mencium lembut kening Li Jingmi, Li Jingmi sedikit gelisah lalu dia sedikit bergerak dan mulutnya tertarik kebawh seolah-olah dia akan menangis.
Li Jinghua membereskan beberapa pakaian Li Jingmi dan tak lupa Liontin Giok hijau yang melambangkan kerajaan Cheun. Dia mengalungkan Liontin tersebut ke leher Li Jingmi.
Dia membawa perlengkapan Li Jingmi lalu mulai berjalan ke tempat orang tadi. Li jinghua meletakkan Li Jingmi di depan pintu gubuk. Sebelum melepaskannya Li Jinghua mencium kening, hidung dan bibir mungil Li Jingmi. Begitu enggan melepas Li Jingmi.
Setelah melihat Li Jingmi begitu lama, lalu Li Jinghua menyakinkan tekatnya. Meletakkan Li Jingmi di depan pintu. Dia menulis sesuatu di sebuah kertas nama Li Jingmi dan permintaan untuk merawatnya dan memberikan dia kasih sayang.
“Uueee…….”. Suara tangis dari sikecil Li Jingmi.
“Huam… Masih terlalu pagi”. Ucap laki-laki separuh baya yang baru bangun dari tidurnya. “Hm… Kenapa berisik sekali seperti suara bayi kecil…?”. Matanya masih terasa berat, setelah mendengarkan lebih teliti menggunakan kedua tangannya, dan dugaannya benar itu adalah suara bayi.
Lelaki itu buru-buru keluar dari rumahnya mendengar suara bayi yang semakin jelas. Lalu laki-laki membuka pintu rumahnya dan terkejut melihat apa yang ada di depan pintu rumahnya.
Seorang bayi yang tidak lebih berumur 1 bulan, bayi yang masih kecil dan lucu. Lelaki itu sempat mengagumi bahwa bayi ini benar-benar cantik dan rambutnya coklat sempurna. mereka sangat cocok dengan kulitnya yang putih.
Setelah mengagumi bayi cantik ini. lelaki itu sadar siapa yang meletakkan bayi mungil dan cantik ini di depan rumahnya. Lelaki itu juga penasaran kenapa ada orang yang tahu kalau di dalam rumah ini ada penghuninya.
Selama ini dia berpikir kalau hanya dia yang tinggal di hutan perdalaman seperti ini, tapi setelah melihat kekiri dan kekanan tetapi tidak ada siapapun yang terlihat. Dia kembali melihat bayi itu yang mulai berhenti menangis. Lalu dia melihat ada kertas di samping kepalanya.
Lelaki itu mengambil kertas kecil lalu membacanya, untung saja dia mantan Jendral yang terkuat namun sayangnya dia di jatuhkan oleh wakil Jendral yang iri dengan status jabatannya lalu mengambil langkah dan menjebaknya sehingga Jendral tersebut harus mengalami penyiksaan selama di penjara lalu saat ada kesempatan kecil dia melarikan diri penjara dan memulai hidup yang baru di tengah hutan ini.
Dia mulai membaca tulisan yang ada di kertas tersebut:
“Tuan, tolong maafkan saya.
Saya hanya ingin menjamin keselamatan putra saya
Jadi saya ingin memohon pertolongan Tuan untuk merawat putra tercinta kami
Saya mohon jagalah dia, sayangi dia, saya berharap Anda mencintai putra saya seperti anda mencintai keluarga Anda
Untuk sekarang saya meminta anda merawatnya, saya akan kembali mengambilnya dan membalas semua kebaikan anda, tuan.
Jika saya tidak kembali sampai dia dewasa, berarti saya sudah berada di surga.
Namanya Li Jingmi
Namanya sama seperti nama saya
Saya mohon kepada Anda tuan, atas Dewa-Dewa yang ada di surga, saya pasti akan membalas kebaikan Anda”
“Li Jingmi….” Dia menatap bayi itu lalu mengendongnya. “Namamu secantik dirimu, Li Jingmi. Aku percaya kalau ibumu juga benar-benar cantik” Setelah mengendongnya, lelaki tersebut membawa Li Jingmi masuk kedalam lalu menutup pelan pintu rumahnya.
—–
Sebulan setelah lelaki itu merawat Li Jingmi. Dia masih belum mengerti caranya merawat seorang bayi. Dia tidak pernah punya pengalaman. Sisa hidupnya di habiskannya untuk negaranya. Bahkan dia sama sekali belum menikah.
Terkadang Li Jingmi menangis jika merasa kedinginan, dan kulitnya berubah pucat. kadang-kadang buang air kecil dan besar. Sedikit menyusahkan lelaki tersebut, tapi lelaki tersebut menikmatinya.
Dulunya tempat ini begitu sepi, tetapi semenjak sebulan kedatangan Li Jingmi. Rumah ini terasa ramai dan hangat.
—
5 tahun kemudian
“Jingmi, buka pintunya kakek bawa sesuatu!”. Ucap lelaki itu bernama Xia Yushou. Lelaki itu dapat mendengar langkah kaki kecil yang mendekati pintu rumah mereka.
“Kakek, apa yang kakek bawa?”.
Dia memperlihatkan wajahnya yang manis, lalu Xia Yushou memberikan beberapa buah langka yang hanya berbuah setahun sekali dan sangat sulit di dapat.
“Kamu suka buah ini kan?”. Ucapnya sambil mengulurkan buah tersebut.
Li Jingmi dengan wajah ceria dan mata yang berbinar-binar, dia lalu mengambil buah tersebut lalu tertawa bahagia kadang-kadang dia melompat.
“Umm.. saya sangat menyukainya kek, mereka manis dan enak”. Li Jingmi benar-benar memperlihatkan ekspresi bahagianya.
“Sekarang bawa ke dalam. Kakek ingin berburu dulu” . Dia mendorong tubuh Li Jingmi ke dalam rumah.
“Kakek ingin berburu? Kek, Jingmi ingin ikut berburu bersama kakek!”.
Li Jingmi menahan dirinya tidak mau masuk kedalam.
“Jingmi dengarkan kakek, kau masih anak-anak nanti jika kau sudah berumur 8 tahun kakek akan membawamu berburu bersama kakek, sekarang masuklah kedalam jadilah anak baik dan penurut. Kakek janji tidak akan lama, sebentar lagi kakek akan kembali!”.
Xia Yushou duduk dan menyetarakan tubuhnya dengan Li Jingmi, menyakinkan cucunya. Sikecil Li Jingmi mengangguk dan masuk kedalam rumah.
Pintu rumah tertutup kembali. Xia Yushou membawa busur dan beberapa anak panah yang sudah diasahnya. Kali ini dia akan berburu binatang besar, mungkin rusa bisa dia dapatkan dihutan ini.
Xia Yushou melihat pintu rumahnya, dia memastikan bahwa Li Jinghua tidak keluar dari rumah. Dia mendesah lalu melangkahkan kakinya menuju hutan.