I Let You Love Me – [Bab 1-3]

Chapter 1 – Ras Selain Manusia

 

Namaku Aikawa Ruka. Tahun ini aku berusia dua puluh tujuh tahun. Usia yang matang untuk sebuah keluarga. Namun aku tidak bisa membentuk keluarga dengan mudah. Alasannya sederhana, aku adalah seorang Omega. Kalian tidak tahu itu? Maka aku akan menjelaskannya untuk kalian.

Dunia ini memiliki banyak jenis ras makhluk hidup. Yang paling banyak dan mendominasi tentu saja manusia. Setelah itu akan ada ras werewolf, Vampir, Elf dan semua yang dianggap manusia sebagai legenda.

Lalu aku adalah shape shifter. Aku tegaskan, aku bukan Werewolf yang liar itu. Jangan samakan kami, oke. Aku, atau kami semua para shape shifter dengan perubahan bentuk menjadi serigala merasa iritasi jika disamakan dengan Werewolf.

Kami jelas tidak akan kehilangan kendali saat bulan purnama. Kami juga tidak akan kehilangan kekuatan saat gerhana bulan. Dan kami tidak dengan gila memperebutkan posisi Alpha.

Oke, setidaknya beberapa abad belakangan.

Meski memiliki perbedaan, kami juga memiliki persamaan. Sesungguhnya aku malas mengatakan jika warisan konyol bangsa Werewolf itu juga menyentuh kami.

Benar, kami juga terbagi menjadi omega, beta, dan Alpha. Memiliki siklus estrus pada wanita. Oh untuk Omega wanita dan prianya memiliki siklus estrus. Bukankah itu pengecualian yang tidak adil?

Bahkan ada yang lebih tidak adil lagi. Fisik Alpha adalah yang terbaik, Beta memiliki hal paling normal dan Omega adalah yang terburuk. Pada akhirnya hal itu membuat para Omega hanya bisa menangis ditekan oleh para Alpha.

Lalu yang lebih lebih lebih tidak adil lagi, kenapa Omega pria harus bisa hamil?!

Beta pria dan Alpha pria jelas tidak bisa hamil. Itu membuat jumlah yang harus dihamili dan harus menghamili memiliki ketimpangan, dan sialannya itu menguntungkan para pria Alpha dan Beta untuk berpoligami. Benar-benar diskriminasi!

Untungnya itu berabad-abad yang lalu. Jika masih terjadi sampai sekarang, maka aku akan bunuh diri. Tolong, identitas harus dihamili sudah membuatku cukup stres. Tidak perlu menambahkan poligami sebagai bentuk penyiksaan mental padaku.

Seiring dengan perkembangan zaman, hal-hal menjengkelkan seperti itu teratasi. Sejak berabad-abad lalu, para ilmuwan kami mengembangkan berbagai jenis formula yang memungkinkan pertumbuhan fisik antara Alpha, Beta dan Omega tidak terlalu berbeda.

Yang paling menyenangkan adalah penemuan formula yang menekan siklus estrus. Lalu dengan penggunaan terus-menerus dan turun menurun, kini bisa dikatakan tanpa menggunakan penghambat jenis apapun, Omega tidak perlu mengkhawatirkan masa estrus yang tidak terkontrol.

Tentu saja aku senang karna benar-benar senormal manusia. Kami para Omega tidak lagi melulu harus merengek minta ditindas dibawah tubuh para Alpha sialan itu.

Sayangnya hal menyenangkan itu memiliki dampak yang… ku pikir cukup negatif. Sekarang nyaris setiap Omega yang lahir adalah wanita. Yang lebih negatif lagi, selama aku hidup dan mengikuti berbagai perkumpulan jenis kami, aku adalah satu-satunya Omega pria.

Tolong jangan berpikir aku makhluk langka yang berharga. Tidak ada yang seperti itu! Aku sama biasanya dengan Omega lain. Hanya saja entah kesialan apa jenis kelaminku adalah laki-laki saat terlahir.

Untuk Beta dan Alpha masih dengan keberuntungannya memiliki jumlah yang hampir sama banyaknya antara pria dan wanita.

Untunglah sekarang kami berbaur dengan manusia dan tidak membiarkan poligami merajalela. Menikah dengan manusia bukanlah hal buruk. Aku juga menginginkannya agar bisa memaksimalkan kinerja bagian depan dibanding hanya menjadikannya pajangan.

Kami dan segala jenis ras lain harus bercampur dengan manusia tanpa membocorkan identitas asli. Tentu saja itu untuk mencegah manusia dengan rasa penasaran tinggi melakukan hal-hal buruk pada kami.

Manusia saat ini adalah ras paling mendominasi dalam jumlah. Beralasan perlindungan diri, mereka menciptakan berbagai senjata hebat yang bisa membunuh setiap ras. Lalu yang paling menyebalkan adalah rasa superioritas, ketakutan dan penasaran mereka akan menjadi alasan menindas ras lain. Membunuh atau menjadikan objek penelitian. Intinya ras manusia adalah yang terburuk.

Tapi demi kelestarian jenis kami, kami harus berbaur dengan manusia. Bersembunyi ditengah keramaian. Namun ada ras-ras lain yang memilih bersembunyi ditempat terpencil yang jauh dari jangkauan manusia. Itu tergantung kebijakan kaum mereka.

Gemerincing lonceng yang ku kaitkan di dream catcher dan ku gantung diatas pintu terdengar. Itu adalah pertanda bagiku saat ada yang datang. Cepat-cepat aku mengusap wajah mengantuk ku dan mengukir senyum manis.

Dunia ini terlalu jahat. Aku yang tidak suka tersenyum harus tersenyum demi mendapatkan lembaran-lembaran uang. Di usia ini, aku tidak bisa lagi menggantungkan hidupku pada orang tua.

Seorang bocah berjinjit agar kepalanya melebihi tinggi meja kasir ku. Aku kasihan pada pelanggan kecilku ini. Mungkin seharusnya aku sedikit merendahkan mejaku nanti.

“Onii-san, aku mengembali komik yang ku pinjam. Lalu, ini untuk pinjam yang baru.”

Pelanggan kecilku bersusah payah menempatkan bungkusan plastik berisi komik yang dipinjamnya dua hari yang lalu. Juga beberapa lembar uang untuk pinjaman baru.

“Oke. Apa kau menyukai cerita ini Koji-kun?”

Ini juga keahlian yang ku paksakan untuk muncul. Berbasa-basi dan bermanis ria pada setiap pelanggan. Untunglah kelelahan hatiku selalu diganti dengan lembaran uang.

“Ya! Itu sangat keren. Aku akan meminjam lanjutannya lagi!”

Aku tersenyum puas menatap punggung pelanggan kecilku yang berlari ke bagian kiri toko. Dia adalah pelanggan setia yang datang ke sini dua hari sekali, jadi aku sangat menghargainya.

Bicara tentang ini, toko buku milikku terbagi menjadi dua bagian. Disebelah kanan adalah buku-buku yang dijual, sedangkan disebelah kiri adalah buku-buku yang ku sewakan.

Perbedaannya, buku-buku yang ku sewakan adalah keluaran minimal satu tahun lalu. Jadi tidak terlalu mengganggu penjualan dibagian kanan.

Toko buku ini benar-benar kecil. Ukurannya hanya enam kali enam meter. Dua rak untuk buku yang dijual dan tiga rak untuk buku yang disewakan.

Sejak dibangun empat tahun lalu, sekarang sudah memiliki banyak buku. Itu hampir penuh karna setiap tahun puluhan buku baru terbit. Ngomong-ngomong aku hanya menjual dan menyewakan komik.

Sepertinya aku harus mulai memikirkan membangun ruang tambahan untuk toko ini

***************

 

Chapter 2 – Pertemuan Dengan Si Gigantis

 

Aku melambaikan tangan setelah menyerahkan kartu pinjaman pada Koji dan anak itu berlari keluar. Seharusnya dia adalah pelanggan terakhirku hari ini. Sudah pukul lima sore, sudah waktunya bagiku menutup toko.

Ah demi menunjang hidupku agar lebih baik, selain toko buku kecilku, aku memiliki pekerjaan sampingan. Itu adalah menjadi pelayan di bar. Jam kerjaku dimulai pukul delapan malam hingga pukul tiga pagi. Itu sedikit berat mengingat toko buku ku buka pukul sepuluh pagi.

Tolong jangan tanya kenapa aku begitu bekerja keras. Cicilan rumahku masih satu tahun lagi. Cita-citaku adalah saat berusia tiga puluh tahun maka hidupku akan tenang dan damai. Memiliki tempat tinggal dan penghasilan yang bisa menjagaku tetap hidup.

Bunyi gemerincing membuatku menghentikan gerakanku memasukkan ponsel dan segala teman-temannya ke dalam tas. Aku menghela nafas, seharusnya tadi aku membalik tanda ‘buka’ menjadi ‘tutup’ dulu.

Aku tersenyum manis, namun senyumku berubah menjadi kaku melihat orang yang datang. Dia begitu tinggi dan besar. Dia bahkan harus sedikit menunduk saat melewati pintu tokoku. Dan lagi dia bukan manusia.

Owh, Alpha yang kelebihan hormon. Tumbuh terlalu pesat hingga melebihi batas wajar. Dia baru bisa dikatakan makhluk langka. Ini pengetahuan baru bagiku, gigantisme juga bisa terjadi pada Alpha yang katanya memiliki kondisi paling baik.

“Apakah ada komik xx?”

Tanya dengan ekspresi yang…. ah sudahlah. Sesuai tubuhnya, dia benar-benar kelebihan hormon. Wajahnya terlalu sesuai dengan komik hentai.

Meski aku mengomentari banyak hal didalam hati, pelanggan adalah sumber uang. Sangat tidak mungkin aku mengabaikannya.

“Ada di rak paling kiri. Sebelum itu, sebenarnya kau tidak bisa membelinya.” Itu adalah keluaran dua tahun lalu, tentu saja tidak ada yang tersisa dibagian penjualan. Namun ada dibagian penyewaan.

“Ah? Bagaimana bisa seperti itu? Apakah benar ini toko buku?” Gerutunya.

Hhh. Leherku sakit terus mendongak untuk bisa saling tatap dengannya. Jika ini diteruskan maka leherku akan patah. Jadi, aku berinisiatif untuk membuatnya menjadi pelanggan ku. Itu bukan pemanfaatan, tapi memaksimalkan kesempatan, oke.

“Katakan saja namamu, nomor teleponmu dan alamatmu. Maka kau akan bisa membawanya pulang.”

Tanganku sudah siap mencatat di buku kemudian untuk memberinya kartu keanggotaan. Menunggu beberapa lama masih tidak mendapatkan jawaban, tentu saja aku dengan sangat amat menyesal kembali mendongak.

Aku tercengang dengan wajah memerahnya. Apa yang terjadi? Apa ruangan ini terlalu panas?

“Kau… bagaimana bisa langsung menyukaiku?! Kau beruntung aku tidak langsung menghajarmu karena lancang!”

Setelah mengatakan itu, pria yang terlalu besar itu buru-buru berbalik dan pergi. Melihat tingginya dan prilaku tergesa-gesa seperti itu, pikiranku tiba-tiba khawatir jika dia akan menabrak bagian atas pintu. Jika itu rusak maka aku akan kesulitan untuk memperbaikinya.

Jadi aku langsung berinisiatif untuk memperingatkannya, “Hei tunggu!”

Alpha itu berbalik dan memelototiku. Membuatku tanpa sadar tersentak mundur dan mengurungkan niat ingin mengatakan sesuatu.

“Tidak bisa. Mengertilah, kita baru saja kenal. Aku tidak akan menyukaimu begitu cepat. Tapi…. penampilanmu baik. Kau bisa berusaha mengesankanku.”

Kalian tahu seperti apa isi kepalaku? Itu Penh tanda tanya bermunculan. Sebenarnya apa yang orang ini pikirkan? Kenapa ucapannya kacau sekali.

Jujur saja aku tadinya tidak pernah begitu terkejut akan sesuatu. Tapi sekarang aku jelas membeku. Rasanya pikiranku mampet.

Setelah mengatakan itu, Alpha gigantis itu berbalik dan …. duk. Kepalanya menabrak bagian atas pintu. Tingginya satu kepala diatas pintu. Rasanya terlalu pas untuk bagian atas pintu itu menghancurkan wajahnya.

Pria itu berjongkok menutupi wajahnya. Aku meringis membayangkan seperti apa rasa sakitnya. Ah mungkin rasa malunya yang lebih besar.

Hanya setengah menit kemudian, dia berdiri dan berbalik. Kembali memelototiku hingga aku benar-benar termundur. Bagaiana tidak, kalau matanya begitu menakutkan. Aku mengurungkan niat menjadikannya anggota.

“Kau! Kalau menyukaiku seharusnya perhatian pada tinggi pintumu!” Kesalnya.

Kemudian dia benar-benar pergi meninggalkan tokoku dengan kepalaku yang penuh tanda tanya. Bagaimana dia bisa menyimpulkan jika aku menyukainya? Seharusnya tingkat narsis seseorang memiliki alasan!

Baru saja aku menarik nafas lega, aku kembali dikejutkan dengan gemerincing yang tidak samtai sama sekali. Sebenarnya ada apa hari ini?!

Aku mendongak, seketika merasa kosong. Kenapa lagi si gigantis ini kembali? Mau mengatakan hal-hal aneh tentang menyukai? Kali ini aku yang harus menggertaknya. Dia memfitnahku didalam tokoku sendiri.

Dengan wajah tak sabar alpha ini memukul-mukul meja kasir kesayanganku. Bukan pukulan berat yang menghancurkan, tapi tetap saja rasanya aku diintimidasi. Membuatku kesulitan menggertaknya. Alpha sialan.

“Komik xx. Aku membutuhkan itu.”

Aku meluruskan bibir mendengar ucapannya. Hei siapa yang tahu wajahnya begitu tebal. Narsis dan penggemar hentai. Cukup mengejutkan ada makhluk langka dengan sifat tak tahu malu yang langka.

Ingin dia cepat pergi dan aku cepat pulang, tanpa mengatakan apapun aku mengambil komik itu yang memiliki lima volume. Mendorong tumpukan buku yang sudah ku kemas dalam kantong padanya.

Dia meletakkan uang dengan semena-mena dimejaku dan pergi. Sepertinya benar-benar pergi. Aku sedikit memanjangkan leherku untuk melihat bayangannya.

Ketika tidak ada yang terlihat, aku cepat-cepat berlari dan membalik tanda ditokoku. Tidak perlu menyesali buku yang tidak dikembalikan itu. Toh dia meninggalkan uangnya, selain itu aku juga masih memiliki cadangan mereka.

Terkadang ada pelanggan bandel yang tidak mau mengembalikan buku yang dipinjam. Tentu saja aku akan mencarinya dan menuntutnya sampai mati. Tapi aku juga memiliki cadangan setiap buku yang ku sewakan. Itu akan menjaga kestabilan perasaanku.

Selesai mengemasi barang-barang, aku segera saja keluar dari toko. Menarik rolling door dan menguncinya. Huft, rasanya aku sangat lelah. Alpha gigantis itu, lebih baik tidak datang lagi. Atau aku mungkin akan memiliki gejala stres.

Kesan pertama yang buruk.

***********

 

Chapter 3 – Cinta Pada Pandangan Pertama? Aku Tidak Percaya Itu-

 

Sudah pukul dua dini hari. Bar cukup sepi. Itu bukan hak aneh mengingat besok masih hari kerja. Aku membersihkan meja-meja. Menyapu lantai. Mulai membereskan semuanya saat ini tidak akan buruk. Ketika pukul tiga nanti aku bisa langsung pulang.

Aku menguap. Mataku perih dan berair. Kepalaku pusing. Hufft aku benar-benar butuh tidur. Melakukan pekerjaan ini selama dua tahun sama sekali tak membuatku biasa.

“Sakurai-san, aku akan mencuci semua piring kotor.” Gumamku.

Sakurai Kenichi adalah bosku. Sebenarnya dia teman dari sepupuku. Disini selain dia hanya ada dua pekerja. Aku dan Michiro, Nadeshiko Michiro. Tapi kami tentu saja memiliki shift yang berbeda.

Sakurai datang setiap minggu sampai rabu, lalu sisanya adiknya yang datang. Mereka bekerja sepanjang bar buka. Karna kurangnya keingintahuan, aku hanya tahu dua orang itu adalah bosku, Michiro teman kerjaku beda shift dan tidak ada lagi.

Dua tahun, sebatas itu pengetahuan ku.

Bersamaan aku masuk ke bagian belakang, aku melihat tiga orang datang. Dan salah satunya terlaku mencolok untuk membuatku tidak mengenalinya. Dia si Alpha gigantis.

Kenapa hari ini aku harus bertemu kaumku beberapa kali? Padahal biasanya juga jarang.

Bukan karna daerah terpencil atau bagaimana, tapi jumlah kaumku di kota ini hanya seperseribu dari total penduduk. Darimana aku mendapatkan data yang terdengar berlebihan itu? Tentu saja dari perkumpulan kota yang aku datangi. Itu hanya berisi sebelas orang.

Hhh. Sekarang boleh dikatakan jika kami makhluk langka. Tunggu sampai kalian pergi ke kota R, disana tujuh puluh persennya adalah ras kami. Orang tuaku juga disana. Perasaan bercampur dengan jenismu adalah yang terbaik dan bisa memberi rasa aman.

Tapi aku sebisa mungkin tidak bercampur dengan jenisku itu. Apa akan ada yang tahu perasaanku?!

Alpha berkumpul dengan Alpha, lalu Beta berkumpul dengan Beta, ada juga perkumpulan campuran. Tapi…. dimana aku yang Omega pria sendirian ini memiliki tempat?

Berkumpul dengan para pria Alpha, aku mungkin akan diperkosa ramai-ramai. Berkumpul dengan para pria Beta, kemungkinan diperkosa mungkin kecil, tapi aku pasti dibuat menjadi bahan lelucon! Lalu berkumpul dengan Alpha atau Beta atau Omega wanita?! Tolong bunuh aku!

Aku pria! Apa yang bisa ku bicarakan dengan para wanita itu?!

Tinggal di kota manusia terasa lebih baik.

“Apa kau tidak hanya terlalu narsis?”

Aku berkedip mendengar ucapan itu. Saat ini yang berada di bar hanya si Alpha gigantis dengan teman-temannya. Seharusnya itu mereka yang melakukan percakapan.

Ah kelima Indra jenis kami selalu lebih baik dibanding manusia pada umumnya. Jadi meskipun aku mencuci piring diruangan lain itu masih akan terdengar. Kami hanya dipisahkan dengan satu tembok setipis sepuluh centi, bagaimana aku bisa tidak mendengarnya?!

Bahkan suara musik mellow yang diputar sama sekali tidak menggangguku untuk mendengar percakapan mereka dengan jelas. Tolong jangan katakan jika aku menguping, ini hal yang tak bisa ku sangkal. Aku hanya mendengarnya, oke.

“Bagaimana aku bisa terlalu narsis?! Jelas-jelas dia menanyakan nama, nomor telepon dan rumahku. Dikatakan apa itu jika bukan menyukaiku?”

Aku hampir menjatuhkan piring yang ku pegang mendengar ucapan si Alpha gigantis. Aku tidak ingin tahu! Tapi kenyataannya aku tahu itu suaranya. Aku tahu dia membicarakan siapa, tapi aku sangat yakin jika dia jenis manusia yang bukan hanya kelebihan hormon tapi juga kelebihan rasa percaya diri!

Nama, nomor telepon dan alamat adalah hal umum yang biasa ditanyakan, itu sangat umum terlebih jika dikaitkan dengan administrasi. Tunggu…..

“Tapi kau bilang baru pertama kali mengunjungi toko buku itu.”

Krompyang! Suara peralatan makan berbenturan dengan dramatis ketika tak sengaja aku melepaskan peganganku.

Benar saja! Mereka membicarakan ku!

“Kalau begitu jelas dia jatuh cinta pada pandangan pertama denganku. Ini menakjubkan! Pesonaku terlalu menakjubkan!”

Suara riang si Alpha gigantis itu menciptakan aura suram padaku. Bagaimana bisa dia begitu bodoh! Cinta pada pandangan pertama apanya?! Aku bahkan tidak percaya yang seperti itu! Bagaimana bisa aku mengalaminya!

“Hei lalu apa tanggpanmu padanya?”

“Aku? Tentu saja aku menolaknya terang-terangan. Omega itu seharusnya lembut, tidak begitu impulsif dengan menyukai orang terlalu cepat.”

Gerutuan itu membuatku ingin memukul sesuatu! Aku sama sekali tidak impulsif! Aku tidak menyukai orang bodoh sepertimu! Salahkan narsismu yang terlalu besar!

“Shu, tidak boleh begitu. Dicintai orang adalah hal yang paling membahagiakan. Jika kamu tidak bisa membalasnya, kamu cukup menghargainya.”

Suara ini adalah suara yang berbeda dengan dua orang bodoh tadi. Tapi sama sekali tidak menghibur ku. Aku tidak senang! Mengingat kemarsisan tanpa batas si gigantis itu, reaksinya akan….

“Ah kau benar. Apa aku sudah melukai hatinya dengan bersikap kasar? Maka lain kali aku akan lebih menghargainya.”

Mendengar ucapan serius yang seperti janji hidup dan mati itu, nyawaku terasa di ubun-ubun siap terlepas. Sungguh, kau tidak perlu menghargaiku. Tidak perlu bersikap baik padaku. Hanya jangan muncul lagi didepanku. Tidak usah membuat lain kali diantara kita.

Kemudian mereka membicarakan hal-hal lain dan tertawa. Membiarkan diriku merasa pahit sembari mencuci piring. Aku harap aku sama sekali tidak akan bertemu dengannya.

Tapi dia tahu toko bukuku!

Oh sialan. Dimana aku bisa menyewa jasa pemindahan toko. Seandainyaoun ada, maka keuanganku yang tidak mampu. Sudahlah, cukup. Tidak perlu memikirkannya. Jika dia datang lagi maka anggap saja menghadapi anjing raksasa.

Aku tidak mengerti bahasa anjing. Anjing tidak mengerti bahasa ku. Aku terlalu pintar. Anjing terlalu bodoh. Anjing selalu seperti itu. Menganggap semua orang menyukainya.

“Ya ampun….. aku stres. Aku bahkan sudah cemas berlebihan tentang lain kali yang dia katakan.”

************

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!