Chapter 42 – Secangkir Anggur
Editor : norkiaairy
Proofreader : Chin
Ling Xiao mengerutkan kening dan menggunakan gigi taringnya untuk menggigit lidahnya yang gemetar, menggunakan rasa sakit untuk memanggil kembali sebagian rasionalitasnya, lalu menyatakan kesetiaannya, “Pelayan ini tahu bahwa Kaisar berbuat banyak untuk pelayan ini, Pelayan ini tidak akan gagal untuk hidup sesuai dengan keinginan Kaisar”
Kaisar mengatupkan bibirnya pada apa yang dia dengar, melihat Ling Xiao. Mata kasim kecil itu sangat murni seperti air yang padat, pada penampilannya yang tidak berbahaya terdapat jejak permohonan. Hati Kaisar melunak dan sedikit melemaskan alisnya.
Ling Xiao dengan tergesa-gesa melanjutkan saat dia melihat hal itu, “Yang Mulia menginginkan pelayan ini untuk melayanimu, tentu saja hamba ini juga sangat bahagia dan persis seperti yang ingin dilakukan pelayan ini. Namun, Yang Mulia melihat luka pelayan ini.. Bukannya pelayan ini tidak mau dan karena itu tidak menjawab, tapi karena pelayan ini takut melayani Yang Mulia dengan buruk akibat dari luka dalam tubuh”
Ketika Ling Xiao selesai, dia mencuri pandang pada Kaisar, tapi masih ragu-ragu dan tatapannya dalam. Tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya, hati Ling Xiao berdegup kencang. Apakah kata-katanya tidak berefek pada Kaisar sama sekali?
Memikirkan hal ini dan itu, pikiran Ling Xiao tidak sesuai dengan gagasan dan kekacauan yang sulit ditenangkan.
Melihat kasim kecil di depannya, dengan penampilannya yang hati-hati dan gelisah seperti kelinci ketakutan, tampak menggigil di depannya. Bibir Kaisar mengepal dan hatinya melunak, melepaskan penindasan terhadap Ling Xiao.
Ling Xiao yang telah dilepaskan kemudian mengangkat kepalanya untuk melihat Kaisar, merasa tercengang. Tapi dia masih terlihat begitu misterius.
Ling Xiao menggigit bibirnya, apa yang ada di dalam otak Kaisar ini? Tapi, karena Kaisar bersedia membebaskannya, setidaknya dia menyatakan bahwa Kaisar masih lembut terhadapnya..
Mata Ling Xiao berkedip saat memikirkan ini dan sampai pada sebuah keputusan.
Dia berbalik dan mengambil makanan penutup dari meja, mengangkatnya ke mulut Kaisar, “Yang Mulia, ini kue osmanthus yang dibuat pelayan ini secara pribadi, silakan dicoba Yang Mulia”
Kaisar melirik kue osmanthus di mulutnya, tapi dia tidak membuka mulutnya.
Melihat itu, Ling Xiao mengepalkan giginya, menggigit sudut kue osmanthus dan mendekati mulut Kaisar.
Kaisar sedikit mengangkat alisnya dan menyipitkan matanya.
Si kasim kecil ini jarang mengambil inisiatif untuk mendekatinya. Mata yang hidup terlihat sedikit lembap dan penuh harapan itu seperti anak kucing kecil yang sedang memanjakan majikannya. Kue berwarna kuning keemasan pada bibirnya yang pucat memiliki semacam rasa erotis.
Mata Kaisar menjadi gelap dan dia meraih pinggang kasim kecil itu sementara tangan satunya berada di belakang kepalanya. Dalam satu gigitan dia memakan kue osmanthus yang ada di mulutnya dan menempelkan bibirnya ke bibirnya. Lidahnya juga masuk ke mulutnya sebelum kasim kecil itu sempat bereaksi.
Meskipun dia memiliki beberapa persiapan bahwa Kaisar akan melakukan sesuatu seperti ini, tapi ketika Kaisar benar-benar melakukannya, Ling Xiao sedikit terkejut, jantungnya sepertinya melonjak ke tenggorokannya.
Kali ini, ciuman sang Kaisar berbeda dengan sebelumnya. Yang satu ini memiliki sedikit kelembutan dan rasa sayang, sangat menyentuh.
“Um…. um….”
Ling Xiao sedikit mengerang, tubuhnya melemah karena godaan sang Kaisar.
Dia lumpuh di tangan kaisar, seperti ikan yang kering karena hujan, dia secara aktif mencoba untuk mengambil manisnya di dalam mulut Kaisar.
“Um….” sambil menahan erangan yang bertahan lama, Kaisar meninggalkan bibir Ling Xiao.
Ling Xiao membuka matanya yang kabur dan dengan mata kosong menatap Kaisar di atasnya, matanya yang basah menyihir dan menggoda.
Mata Kaisar menjadi gelap, senyumnya lembut dan kepalanya miring pada sudut yang bagus, “Kamu terlihat seperti ini, apakah ini untuk memberitahu Zhen, bahwa Zhen dapat melanjutkannya?”
Kaisar sedikit bergerak, menekan bagian yang mengeras di bawah tempat Ling Xiao duduk.
Terkejut, kesadaran Ling Xiao kembali. Tatapan matanya penuh hasrat untuk memandang mata Kaisar sampai membuat hatinya melompat. Seluruh wajahnya menjadi merah dan tiba-tiba dia tidak tahu kemana harus melihatnya.
Tatapan Kaisar berubah lebih berat saat melihat itu, dia dengan lembut meraih dagu Ling Xiao dan membuatnya menatapnya, “Ling Xiao, Zhen katakan untuk terakhir kali, bahwa ketika Zhen tiba, Zhen tidak ingin kamu belum siap, apakah kamu masih ingat?”
“Hamba ini… ingat” Ling Xiao dengan susah payah menjawab, dia tahu di dalam hatinya Kaisar sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Seperti yang diharapkan!
Mendengar jawaban Ling Xiao, Kaisar menyipitkan matanya dengan puas dan melanjutkan ke baris berikutnya, “Kalau begitu, kamu bisa menjadi Kaisar Langit malam ini”
Kata-kata Kaisar tidak lagi dipertanyakan, tapi memberi tahu kelopak mata Ling Xiao melonjak, bersukacita atas kenyataan bahwa dia telah membuat persiapan untuk pergi. Namun, dia tidak tahu mengapa, rasa tidak nyaman terangkat dari hatinya.
Tidak, aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi! Akunharus meninggalkan tempat ini!
Dengan pikiran itu, Ling Xiao membuat tubuhnya se-rileks mungkin dan meringkuk di dada Kaisar, dengan diam-diam berkata, “Hamba ini… bersedia untuk mendengarkan Yang Mulia. Tetapi dengan luka yang dimiliki pelayan ini, jika pelayan ini tidak melayani Yang Mulia dengan baik… wu…”
Sebelum dia selesai berbicara, bibir Kaisar menghentikannya dan berbalik menyentuh ke arahnya.
Ditekankan di bibirnya, dengan seksama dia menuntut rasa manis dari mulut Ling Xiao, bahkan tidak memberinya kesempatan untuk bernafas. Ling Xiao berjuang dan menampar pundak Kaisar, merasa tidak nyaman.
Kaisar merasakan perjuangan Ling Xiao dan bangkit, tampak kesal. Pandangannya yang hitam pekat menatap Ling Xiao seperti serigala kelaparan yang telah kelaparan terlalu lama.
Ling Xiao menarik kembali lehernya sedikit, menelan air liurnya dan bertanya dengan malu-malu sambil tersenyum, “Yang Mulia, sebelum itu, bisakah kamu menukar cangkir anggur dengan pelayan ini?”
Penggantian anggur secara formal antara pengantin pria dan pengantin wanita sebagai upacara pernikahan tradisional.
“………” Tatapan Kaisar dengan mantap mengamati Ling Xiao. Tidak terlihat baik atau buruk, tapi suasana di sekitarnya terasa sangat dingin, tampak tidak senang dengan gangguan Ling Xiao.
Ling Xiao dengan cepat mengambil kendi anggur di atas meja dan menuangkan segelas anggur, lalu mendapat secangkir lagi berisi teh.
“Yang Mulia, hamba ini terluka sehingga tidak bisa minum anggur. Bisakah hamba ini menggunakan teh untuk menggantikan anggur sebagai pertukaran?”
Dengan kata-kata itu, Ling Xiao mengangkat anggur itu ke Kaisar dan pandangan Kaisar menatap bagian bawah minuman itu, seperti sedang berpikir.
Hati Ling Xiao khawatir di lirik oleh Kaisar, dia tergesa-gesa berkata, “Kaisar, malam ini.. adalah pertama kalinya bagi pelayan ini, jadi pelayan ini berharap untuk di minum.. tolonglah Yang Mulia….”
Ling Xiao mengatakan hal yang sebenarnya, matanya yang bergerak menahan air mata dan menatapnya dengan penuh semangat sehingga menimbulkan rasa kasihan. Kaisar menghela napas dan mengambil cangkir anggur dari Ling Xiao.
Ling Xiao memainkan senyum yang cerah dan indah, dengan tidak sabar melewati lengan Kaisar untuk menguras tehnya dengan satu tegukan.
Kaisar melirik anggur itu, mencondongkan tubuhnya lebih dekat untuk mencium baunya dan sepertinya mencium sesuatu saat dia berhenti sejenak dan dengan jelas menatap Ling Xiao.
Ling Xiao ketakutan, takut Kaisar mengetahui sesuatu, jantungnya hampir berhenti berdetak dari ketakutan dan pikirannya.
[…] Chapter 42 – […]