Author :Â Keyikarus
Publish at Kenzterjemahan.
***
Jalan untuk menjadi pembunuh profesional yang mulai keluar dari bayang-bayang pengawasan penuh cukup sulit. Tentu saja pengembangan keahlian sangat diperlukan. Track record yang diciptakan harus mengesankan. Harus bisa menarik perhatian para master, kemudian harus bisa menarik kepercayaan para master. Bahkan jika perlu menjadi master. Entah dengan menggantikan master sebelumnya atau justru memaksa dewan dan para master menciptakan posisi baru.
Empat tahun berada dibawah sayap Wang Mo memberi Huo An Ye banyak keuntungan. Dia memiliki akses yang lebih besar untuk menggunakan sarana pelatihan yang dimiliki organisasi. Dia juga memiliki akses yang lebih leluasa untuk memasuki jaringan bisnis Eraser selain pembunuhan yang berada diwilayah mereka.
Huo An Ye menyibakkan rambutnya ketika memasuki sebuah diskotik. Tubuh berkeringan yang menggeliat dilantai dansa menguarkan aroma seks pekat. Tapi bukan mereka yang menjadi tujuan Huo An ye datang ke sini, melainkan ruangan dibagian dalam tempat ini.
“Perlihatkan kartu akses anda tuan.” Pinta seorang pria besar yang menjaga pintu kecil yang berada dilorong setelah melewati ruangan yang menjadi diskotik.
Huo An Ye dengan tenang menyodorkan kartunya. Sementara Diskotik bisa dikunjungi oleh siapapun, ruangan bagian dalam hanya bisa dikunjungi oleh para pembunuh milik Eraser. Ini adalah satu-satunya tempat dimana para pembunuh milik organisasi diperbolehkan saling bertarung.
Ya. Organisasi pembunuh memiliki peraturan mutlak yang tidak bisa dilanggar. Salah satunya adalah para pembunuh miliknya tidak diperbolehkan bertarung apapun alasannya. Karna pada dasarnya sudah disediakan tempat untuk hal itu. tentu saja. ketika organisasi menerapkan peraturan bisa merebut posisi, dia harus memberi fasilitas untuk melakukan pertarungan yang tidak akan mengganggu jalannya bisnis.
Setelah dikonfirmasi, Huo An Ye dibiarkan masuk. Meski dikatakan hanya ada para pembunuh disini, tapi ramainya tidak kalah dengan diskotik yang berada dibagian luar. Karna pada dasarnya ini satu-satunya tempat bertarung dinegara ini yang disediakan oleh organisasi.
Disini selama itu berada diarena pertarungan, maka pembunuhan diperkenanan. Bukankah itu sangat menantang?
Huo An Ye berdiri disudut memperhatikan dua orang yang sedang bertarung didalam arena. Yang satu adalah Gu Si Nian, orang yang saat ini menjadi bagian dari dua puluh Eraser C. Sebutan untuk kaum elit pembunuh yang diberi apartemen satu lantai untuk dipakai sendiri.
Sebagai bagian dari Eraser C, keleluasaannya lebih besar. Ketika dia menerima misi, yang ditekankan hanya batas waktu dan hasil. Sedangkan cara dan kapan dia melakukan misi tidak akan menjadi masalah organisasi. Keleluasaan selanjutnya adalah bisa melakukan apapun dilantai miliknya selagi tidak mengancam dan membahayakan organisasi.
Intinya, yang menjadi anggota Eraser C memiliki kebebasan hampir tak terbatas. Huo An Ye sangat tertarik pada posisi ini.
Yang menjadi penantang Gu Si Nian adalah Ling Er. Seorang gadis berusia dua puluh dua tahun. Seperti Huo An Ye, dia memasuki jajaran teratas newbie pada masa peralihan statusnya.
Huo An Ye menyipitkan matanya ketika Gu Si Nian menghajar Ling Er habis-habisan. Setelah gadis itu muntah darah dan mungkin memiliki beberapa tulang yang patah, Gu Si Nian mencabik-cabik pakaiannya hingga gadis itu telanjang bulat. Kemudian terang-terangan memperkosanya. Itu bisa dilakukan karena selama diatas arena maka tidak ada batasan terhadap apa yang dilakukan kepada lawan.
Sebenarnya tidak bisa dikatakan memperkosa karena Ling Er sama sekali tidak melawan. Semua orang tahu tidak ada yang spesial dari melakukan seks disini. Kehidupan mereka tidak nyaman dan manis seperti diluar sana yang mementingkan hal seperti ini.
Ketika selesai dengan selakangannya, Gu Si Nian melemparkan gadis itu keluar arena. Pria tiga puluh lima tahun itu menjilat bibirnya dan tertawa terbahak-bahak melihat gadis itu dibantu temannya untuk pergi.
“Tantang aku lagi lain kali. Rasanya menyenangkan bisa menunggangimu seteah menghajarmu.” Ucapnya dengan nada penuh kegilaan.
Huo An Ye melangkah maju. Dia tersenyum manis memamerkan dua lesung pipinya yang dalam. Matanya menyipit seperti bulan sabit. Kulit putih pucatnya terasa seperti es beku dibawah pantulan cahaya lampu.
“Apa kau lelah? Bisakah aku menantangmu? Aku ingin memiliki apartemen satu lantai sendiri.” Ucap Huo An Ye dengan nada sangat manis.
Gumaman terdengar dimana-mana. Reputasi Huo An Ye sangat cemerlang sehingga sangat dibanggakan oleh Wang Mo. Rumor mengatakan jika Huo An Ye memiliki kemungkinan menjadi master dimasa depan. Kemampuannya dikatakan sejajar dengan Eraser-eraser terbaik diberbagai negara. Tapi karna dia belum pernah menantang Eraser manapun, rumor itu dianggap sebagai isapan jempol belaka.
Dan sekarang anak yang terlihat lebih cantik dari profilnya dalam database itu membuat tantangan. Ini sangat menarik minat penonton. Terlebih lagi minat pria cabul yang ditantang.
“Wah wah Huo An Ye lebih cantik aslinya daripada sekedar foto. Aku tidak keberatan menunggangimu meskipun kau pria.” Ucap Gu Si Nian dengan tawa penuh kesombongan.
“Apa itu berarti kau menerima tantanganku?” tanya Huo An Ye sembari tersenyum.
Dikehidupan yang lalu penampilannya tidak buruk. Hanya saja satu-satunya perawatan yang diakukannya adalah mandi. Tapi dikehidupan ini, dia sangat memanjakan dirinya. Bahkan hanya untuk memotong kuku dia akan pergi ke salon. Penghasilannya sangat sebanding dengan penampilannya yang bening.
“Tentu saja. ayo naik. Aku sudah tak sabar untuk melihan dan menyentuhmu disana sini.” Gu Si Nian menjilat bibirnya penuh nafsu.
Huo An Ye dengan santai mengambil ikat rambut disaku celananya kemudian membuat rambut panjangnya menjadi seperti ekor kuda. “Jangan tak sabar begitu. Sebenarnya kau tidak perlu menyentuhku, aku yang akan menyentuhmu.” Kekeh Huo An Ye dengan nada jenaka.
Dia melompat masuk ke dalam arena yang memiliki kawat pembatas setinggi dua meter. Dia menggeretakkan jemari dan lehernya, membuka kancing kemejanya, kemudian tersenyum manis menatap Gu Si Nian.
“Senjata?” tanya Huo An Ye.
Diarena pertarungan diperbolehkan menggunakan senjata selain senjata api. Ketika pembunuhan diijinkan tentu saja cara membunuh juga bervariasi. Kekuatan setiap orang yang akan bertarung tidak selalu seimbang, maka penggunaan senjata dibebaskan untuk membuat pertarungan lebih menarik.
“Aku tidak membutuhkannya.” Ucap Gu Si Nian angkuh.
“Baiklah. Aku membutuhkan pisau untuk mengimbangi bobot kita.” Huo An Ye mengulurkan tangannya dan seorang pengawas mengulurkan pisau kecil kepadanya. “Kau ingin aku langsung membunuhmu atau ingin aku melakukannya perlahan?”
Gu Si Nian tercengang mendengar pertanyaan bernada sombong itu. dia mendengus dan tertawa lebar. Bahkan dia bertepuk tangan mengapresiasi kesombongan bocah cantik didepannya.
“Lakukan apapun yang kau inginkan. Selama kau bisa melakukannya.” Mata Gu Si Nian berkilat-kilat ala predator yang siap menerkam mangsanya.
*************************