Chapter 1

Pagi yang menyenang bagi setiap orang, namun tidak bagi Jiang Zuirui. Dia tidak pernah menikmati pagi, selama kedua orang tuanya meninggalkan dia dirumah panti asuhan. Bahkan dia tidak ingat kapan terakhir dia menikmati pagi yang indah.

Jiang Zuirui bangun dari tempat tidur. Membuka tirai jendela apartemen kecilnya, cahaya pagi dengan lembut menyentuh wajahnya. Mata almond Jiang Zuirui menatap kearah pohon yang ada disamping jendelanya.

Ada dua burung yang sedang bernyanyi bersama. Sepertinya mereka adalah pasangan. Menikmati pagi dan bernyanyi dengan riang. Jiang Zuirui menatapnya beberapa detik dan berjalan ke kamar mandi.

Ini benar-benar apatemen kecil. Hanya ada ruang kecil, kamar tidur, kamar mandi dan dapur. Ketika dia menatap wajahnya yang dipantulkan oleh cermin, Jiang Zuirui menatap dirinya sendiri.

Dia masih bersyukur bahwa Tuhan memberikan wajah yang indah ini padanya. Setidaknya dia tidak akan mati kelaparan diluar sana. Jiang Zuirui menggosok giginya dan membersihkan wajahnya.

Setelah selesai dia pergi keluar dan berada didepan meja kecil rias. Duduk disana dan mulai mengaplikasikan berbagai makeup. Liptin diterapkan dibibirnya, warnanya lebih alami cocok untuk bibirnya.

Menggoyangkan bibir bawah dan atas untuk meratakan liptin dibibirnya. Jiang Zuirui menatap wajahnya, sempurna. Rambut panjang berwarna coklat kayu dirapikan. Diikat tinggi ekor kuda, leher ramping dan putih.

Jiang Zuirui pergi ke lemari dan mengambil pakaian yang dia kenakan. Mengambil pakaian warna biru Muda dan rok selutut, siap untuk pergi. Setelah bersiap, mengambil tas biasa yang dia gunakan dan pergi ke tempat kerja.

Apartemen Jiang Zuirui dan tempat dia bekerja tidak jauh. Hanya menggunakan jalan kaki, memakan waktu 15 menit. Jadi setiap kali dia pergi, dia selalu berjalan kaki. Beberapa orang yang menatap kearahnya menyapanya dengan ramah.

“Pagi nona Jiang.”

Jiang Zuirui tersenyum. “Pagi, kakek dan nenek Lou. Sedang menikmati teh pagi ini?”

Kakek tua itu tersenyum senang. “Ya. Mau minum teh bersama?”

“Tidak perlu. Aku harus segera pergi ke tempat kerja. Kakek dan nenek Lou, selamat tinggal.” Jiang Zuirui menggoyangkan tangannya. Dia berjalan menjauh dari halaman rumah kakek dan nenek Lou.

Jiang Zuirui tidak pernah marah, tentu saja. Setiap kali orang melihat penampilannya, dia akan selalu dipanggil Nona, wanita cantik. Namun tidak ada yang tahu bahwa dia sebenarnya adalah seorang lelaki.

Lelaki murni, menjadi wanita adalah untuk mendapatkan pekerjaan yang cukup baik. Jiang Zuirui sangat puas dengan pekerjaannya sekarang. Dia menyukai anak-anak, untuk seorang yang memiliki pendidikan lulusan sekolah menengah pertama.

Pekerjaan apa yang layak untuk lelaki sepertinya. Jalan satu-satunya adalah menjadi wanita dan mendapatkan pekerjaan sebagai pengasuh dan gajinya perbulan sangat mendukung kehidupannya.

Jiang Zuirui berjalan menuju gedung, ‘Kindergarden’. Dia membuka pintu kaca itu dan melihat bahwa ketua sudah datang.

“Pagi ketua!”

“Pagi. Oh selalu pagi seperti biasa, Zuirui.”

“Ya. Karena menyenangkan berjalan dipagi hari.”

“Ahaha… itu benar-benar kamu seperti biasa.”

Jiang Zuirui tertawa dan pergi untuk meletakkan tas kerjanya. Satu persatu pegawai gadung ini  berdatangan. Ada 5 anggota termasuk ketuka. Mereka semua berkerja untuk menjaga anak-anak yang dititipkan ke gedung ini.

Bisa dikatakan bahwa ‘Kindergarden’ ini termasuk kelas menengah. Ada banyak anak-anak orang kaya yang dititipkan di sini. Para pegawai saling menyapa satu sama lain, tentu saja, semuanya tahu bahwa dianggota ini.

Mereka semua tahu bahwa Jiang Zuirui adalah lelaki yang bekerja digedung ini. tentu saja kinerjanya sangat baik karena dia tidak dipermasalahkan gendernya. Selama dia mengenakan pakaian wanita tidak ada yang akan menyadarinya.

 

Chapter 2

Ketika pintu rumah besar itu dibuka oleh pelayan. Anak-anak yang berusia sekitar 5-6 tahun berlari kedepan pintu rumah. wajah mereka 100% identik.  Tidak ada sama sekali perbedaan pada wajah mereka.

Ketika dia melihat  ayahnya, kedua wajah itu tersenyum cerah. Mereka berdua menyambut kedatangan dua orang dengan wajah seperti anak kecil kebanyakan.

“Ayah, ayah, kamu membawa pengasuh baru untuk kami?”

Qin Tongtian tersenyum. Meskipun dia memiliki wajah seperti robot dipekerjaannya, tentu saja dia sangat lembut dan mencintai kedua anaknya. Wajah itu tersenyum kecil. Kedua anak yang berada didepannya tertawa senang.

Ayah mereka selalu tersenyum pada mereka. Hal ini juga membuat kedua anak ini berubah menjadi tidak menentu. Tentu saja mereka suka berbuat sesuka hatinya. Dan memikirkan hal ini, beberapa pelayan rumah keluarga Qin menjadi pusing karena Tuan besar mereka terlalu memanjakan anak-anaknya.

“Ya. Ayah membawakan pengasuh baru untuk kalian. Namanya Hua Xien. Ayo perkenalkan nama kalian berdua!” Qin Tongtian memerintah kedua anaknya dengan suara lembut seorang ayah yang penuh kasih pada anak-anaknya.

Kedua anak itu dengan patuh menegakkan kepalanya dan berdiri tegap. Mereka memperkenalkan dirinya sendiri.

“Namaku Qin Tongyun.”

“Aku Qin Tongmin.”

Kedua anak itu bertingkah sangat lucu membuat pengasuh barunya merasa sangat lucu. Pengasuh baru itu seorang wanita yang sangat Muda, dia berusia 22 tahun, tahun ini. dia menatap kearah kedua anak itu dan tertawa kecil melihat tingkah lucu mereka.

Qin Tongtian melihat kedua anaknya yang begitu patuh. Dia segera tersenyum. Dia menatap kearah wanita yang menjadi pengasuh kedua anaknya. “Aku akan pergi bekerja dan pulang terlambat. Kamu harus menjaga kedua anakku. Pelayan rumah akan mengantarkanmu dimana kamar kamu tinggal.”

Wanita itu tersenyum manis kearah Qin Tongtian. Dia melihat bahwa karakter pria didepannya cukup lembut meskipun awal pertemuan mereka. Pria ini sama sekali tidak menunjukkan senyum sedikitpun.

Ketika dia bertemu dengan anak-anaknya, dia menjadi sosok ayah yang lembut. Pria ini, tentu saja menjadi pria idaman semua wanita. Hua Xien mengantarkan Tuan barunya ke depan pintu dan tetap tersenyum lembut dengan wajah memerah.

Siapa sangka bahwa kedua anak itu memperhatikan wanita yang berada didepan pintu. Mata lebar mereka menyipit seperti menilai sesuatu. Merasakan tatapan dingin, Hua Xien segera menoleh kearah kedua anak itu.

Mereka berdua menampilkan senyuman indah anak-anak. Hua Xien merasa bahwa dia mungkin mengkhayal tentang punggung belakangnya yang terasa dingin. Sesuai dengan perintah Qin Tongtian, Hua Xien dibantu oleh pelayan dan membawanya ke kamar dimana wanita itu akan tinggal.

Setelah mendapatkan kamar, pelayan itu tersenyum. Dan pergi meninggalkan Hua Xien yang sedang mengemaskan pakaiannya dan menyimpannya dengan rapi. Dia keluar untuk mengasuh kedua anak itu.

Ketika dia datang, kedua anak kembar itu sedang bermain permainan diruang tamu. Dia mengenakan wajah lembut dan senyuman. “Tongyun dan Tongmin, apakah kalian sudah makan siang?”

Kedua anak itu mengerutkan alisnya. Qin Tongyun berbicara. “Apakah kamu pemilik rumah ini? Memanggil kami berdua dengan nama depan? Apakah kamu merasa bahwa kamu sudah menjadi ibu kami?”

Seketika ekspresi Qin Tongyun dan Qin Tongmin berubah. Jika tadi mereka adalah anak kecil yang lucu. Sekarang jelas bahwa mereka adalah hewan buas kecil.

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!