Arc 1.2 – Istri Bangsawan Memiliki 2 Wajah
Translator : Chintralala
Yu Zhou seolah tidak melihat ekspresi Sheng Yan yang tidak menyenangkan atas penjemputannya, dia melewati mobil dan mengambil koper dari asisten.
Pada saat yang sama, dia mencondongkan tubuh ke dekat telinga asisten dan berbisik: “Aku baru saja habis minum anggur, tidak nyaman untuk mengemudi, kamu yang bawa ya.”
Mendadak didekati oleh wajah yang indah dan lembut, yang tidak dapat terlihat adanya pori-pori, dan dengan beberapa bulu-bulu halus. Dibawah cerahnya langit, sinar matahari melapisi wajah Yu Zhou, yang membuat asisten melompat dengan cepat dan tubuhnya membeku, dan ada saat ketika dia tidak bisa bergerak.
Ini terjadi sangat singkat, Sheng Yan hanya sempat untuk melihat apa yang dibisikkan oleh istri dan asistennya. Ketika Yu Zhou meletakkan koper ke bagasi, mata tajamnya Sheng Yan jatuh ke arah si asisten. Asisten merasa akan gila. Dia benar-benar tidak memiliki hubungan kecil pada Yu Zhou. Dia mengumpulkan keberanian [1] dan tidak berani mengkhianati Sheng Yan.
[1] 吃了熊心豹子胆 : Kata asli diartikan “makan hati beruang dan empedu macan tutul” – yang berarti untuk mengumpulkan keberanian.
Asisten yang ideal itu menjelaskan satu atau dua kalimat. Gerakan tangan dan kaki Yu Zhou sangat cepat, dan dia sudah kembali dalam beberapa detik, sembari tertawa dengan sepasang mata aprikot melingkar dalam bentuk bulan sabit, dia berperilaku baik di depan Sheng Yan, sungguh sangat licik dan menipu.
“Supir mendadak ada urusan yang genting di rumah. Aku memintanya untuk pergi mengurusi urusannya terlebih dulu. Kabetulan aku sedang tidak sibuk, jadi aku datang.” Yu Zhou mengatakan alasan yang sudah lama dia pikirkan.
Mata dingin Sheng Yan menatap Yu Zhou. Setelah beberapa detik, Sheng Yan masih tampak dingin: “Kamu tidak perlu melakukan ini.”
Bukannya Yu Zhou secara pribadi ingin datang untuk menjemput, hal ini juga melelahkan bagi Yu Zhou. Subtek sebenarnya adalah melakukan lebih banyak hal, tidak peduli seberapa banyak, dia tidak akan menyerah. Semoga Yu Zhou tidak melakukan tugas dengan sia-sia ini.
Yu Zhou mengerti, bibirnya terangkat dan senyum ceria itu menghilang tanpa jejak.
Asisten berdiri di samping dan merasakan bahwa atmosfir semakin mencekam, dia terbatuk dan membuka pintu.
“Boss Sheng, Nyonya Sheng, silakan masuk ke mobil.”
Sheng Yan melewati Yu Zhou bahkan tanpa memandang Yu Zhou.
Asisten itu menyelinap masuk setelah Yu Zhou masuk, dan melihat ekspresi gelap Yu Zhou. Dia ingin cepat-cepat mengantar kedua orang itu pulang dan kemudian segera pergi.
Ketika Sheng Yan duduk di dalam mobil, Yu Zhou melirik sekilas sebelumnya. Dia berbalik ke sisi kiri mobil dan hendak membungkuk. Tiba-tiba dia berhenti sejenak.
Sudut bibir Yu Zhou memiliki sekilas lengkungan senyum, dan bagaimana proses misi-nya itu tidaklah penting, Dia sudah mendapat skor untuk 2 poin.
Yu Zhou duduk di samping Sheng Yan, pria itu bahkan sepertinya mengungkapkan semacam ketidakpedulian yang sombong, tetapi di mata Yu Zhou, dia merasa bahwa ekspresi Sheng Yan menyenangkan mata. Yu Zhou menyukai wajah dan tubuh pria seperti Sheng Yan ini, tubuh yang dimilikinya terlalu halus dan indah, wanita mungkin lebih menyukainya. Itu tidak sepenuhnya memenuhi estetika pribadi Yu Zhou, tetapi itu adalah Sheng Yan. Yu Zhou akan bersedia untuk melihat lebih banyak.
Ketika mobil melaju, tidak ada suara lain di dalam mobil selain suara mesin.
Setelah melewati jembatan layang, Sheng Yan bersandar dan menutup matanya, mengabaikan Yu Zhou yang ada disekitarnya.
Asisten berkonsentrasi mengemudi di depan, menahan matanya agar tidak melihat ke belakang.
Yu Zhou dengan lembut menoleh dan sangat menyadari bahwa alis Sheng Yan tampaknya tidak rileks.
“Dia begadang kemarin?” Yu Zhou bertanya pada sistem kecil.
“Ya, dia bekerja sampai jam 3 pagi, dan bangun jam 6 pagi.”
“Apakah menurutmu orang-orang muda begitu tidak menghargai tubuh mereka?” Yu Zhou berkata dengan dangkal.
“Ada seseorang di dewan yang ingin merebut kekuasaan. Dia tidak bisa tidur nyenyak akhir-akhir ini.”
Yu Zhou tersenyum dan tidak terus bertanya. Dengan kemampuan pribadi Sheng Yan dalam hal ini, dia tidak percaya bahwa pihak lain tidak bisa menanggani beberapa serangga.
“Apa ada skor untuk memberinya pijatan di pelipis?” Topik Yu Zhou berubah dengan cepat.
Sistem kecil itu agak terkejut: “0.5 poin.”
“Sangat sedikit?”
“Jika kondisinya lebih sakit lagi, skornya akan lebih tinggi.”
“Tidak akan.” Yu Zhou tidak menginginkan poin.
“Kalau begitu, kamu mau melakukannya?”
“Ya,” Minat kecil juga layak diperjuangkan. [2]
[2] 苍蝇腿也是腿 : Diartikan, kaki lalat juga kaki. Selayaknya uang juga uang.
Yu Zhou berpindah posisi dimana tangannya terentang, dan menekan dahi Sheng Yan. Segera pergelangan tangannya ditangkap, pada saat yang sama Sheng Yan tiba-tiba membuka matanya, matanya seterang obor, menatap Yu Zhou yang tiba-tiba mendekat.
“Kamu tampak tidak enak badan, aku akan membantumu.” Suara Yu Zhou sangat ringan, dengan beberapa kehati-hatian yang mudah dideteksi.
“Tidak perlu.” Sheng Yan menahan tangan Yu Zhou.
Cahaya di mata Yu Zhou redup dalam sekejap, mulutnya mengerucut dan seluruh semangatnya hilang dan rapuh.
Sheng Yan menarik kembali pandangannya, dia tidak pernah menghibur orang, apalagi orang yang disengaja dan tidak berkompromi untuk menjadi istrinya.
Sheng Yan tidak pernah ditakdirkan seperti ini dalam kehidupannya. Malam itu dia mabuk, dia tidak memberikan kesan dan sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Yu Zhou, tetapi pihak lain menganggap ini sebagai kesempatan. Dan bahkan menekan seluruh keluarga untuk memaksa-nya menikah dengannya.
Dia sekarang menikah dengan Yu Zhou, tetapi hanya sebatas ini saja. Yu Zhou ingin memberikan status-nya ini padanya, adapun yang lain, Sheng Yan tidak akan memberikan padanya sekarang dan bahkan nanti. (*status pernikahan)
***
Sesampainya dirumah, bibi yang datang ke sini masih memasak. Sheng Yan benar-benar tidak punya nafsu makan. Dia pergi ke kamar tidur utama, mandi dan mengganti setelan pakaian rumah.
Ketika Sheng Yan turun, meja makan telah selesai disiapkan. Yu Zhou mengambil semangkuk sup, memberikan pada Sheng Yan untuk menghangatkan perutnya terlebih dulu, Sheng Yan menerimanya, wajah Yu Zhou disampingnya tersenyum. Saat sedang makan, Yu Zhou mengatakan bahwa dia akan mentraktir pamannya untuk makan malam sabtu depan, dan berharap Sheng Yan mau ikut bersamanya.
“Aku tidak punya waktu hari itu.” Yu Zhou telah dianggap sebagai satu-satunya kompromi bagi Sheng Yan. Dia mau saja berurusan dengan anggota keluarga Yu Zhou, dan dia tidak tertarik berurusan dengannya.
“Hanya makan di malam itu, tidak bisa ditunda…..” Kalimat berikutnya tertahan karena ketidakpedulian Sheng Yan. Yu Zhou meraih sumpit di tangannya. Setelah agak lama, dia membuka bibirnya dan tersenyum.
“Ji Tong, jika kamu lupa apa yang aku katakan hari itu, aku bisa mengatakannya lagi. Jangan lakukan apapun, aku tidak akan pernah menyukaimu.” Sheng Yan berkata dengan tegas dan tidak peduli, tidak ada ruang untuk negosiasi. Sheng Yan menghindari kekuatan keluarga Yu Zhou. Semua yang dia miliki sekarang adalah usahanya selangkah demi selangkah. Sebenarnya dia tidak takut pada Keluarga Ji*, tetapi ada begitu banyak orang yang telah mengikutinya selama bertahun-tahun, orang yang bekerja keras bersamanya, jadi dia tidak ingin menghancurkan kerja keras yang telah dilakukan oleh semua orang hanya karena ketidaksukaan-nya.
Bahkan jika dia benar-benar ingin memiliki pertengkaran sengit dengan Keluarga Ji, tapi tidak untuk sekarang.
*T/N (Keluarga Ji : Ji dari nama Ji Tong, tubuh yang ditempati Yu Zhou saat ini).
Suasana di meja makan itu terasa mencekik, Yu Zhou berhenti sejenak, dan mengambil sumpit untuk melanjutkan makan. Sheng Yan selesai makan lebih cepat, terutama karena dia tidak ingin melihat Yu Zhou.
Setelah makan, Sheng Yan meninggalkan meja dan langsung pergi ke ruang kerja. Pergi melakukan perjalanan bisnis perusahaan membuat banyak hal disini menumpuk, yang membutuhkan dia untuk menanganinya sendiri.
Ketika dia tiba di ruang kerja, dia membuka notebook dan mulai bekerja.
Di tengah malam, bibi membawa secangkir teh panas ke ruang kerja, Sheng Yan mendongak dan mengucapkan terima kasih, sikapnya terhadap bibi lebih baik daripada ke Yu Zhou.
“Istirahatlah lebih awal setelah kamu selesai.” Sheng Yan mengambil cangkir teh dan minum.
Bibi mengangguk dan keluar dari ruang kerja.
Dia menutup pintu dan menatap Yu Zhou yang berada disebelah pintu. Yang tampaknya sudah menunggu untuk sementara waktu.
“Tuan Sheng meminum tehnya.” Kata bibi.
“Serius? Syukurlah. Aku cemas dia akan mengetahuinya.” Yu Zhou sangat senang.
“Xiao Tong, lain kali kamu masuk sendiri.” Bibi dibawa dari Keluarga Ji. Dia yang telah merawat Yu Zhou sebelumnya, di matanya, dia selalu berpikir bahwa Yu Zhou adalah anak yang berperilaku baik.
“Jika dia tahu itu tehku, dia pasti tidak akan meminumnya,” Yu Zhou tersenyum dan meratap.
Bibi tidak tahu jelas tentang apa yang terjadi di antara kedua orang itu. Hanya ketika suami istri mengalami sedikit perdebatan, bibi menyuruh Yu Zhou untuk tidak terlalu memikirkannya. Ini semua hanyalah pertengkaran di samping tempat tidur, dan semuanya akan baik-baik saja.
Yu Zhou mengangguk dan tidak ingin bicara terlalu banyak.
Sebelumnya, saat Sheng Yan tidak pulang, Yu Zhou menempati kamar tidur utama. Sekarang setelah Sheng Yan pulang, dia tidak bisa tetap tinggal di kamar tidur utama. Ranjang di kamar tidur kedua telah dirapikan sebelumnya, Yu Zhou selesai mandi dan berbaring di ranjang.
Setelah chat dengan teman-teman di ponsel, Yu Zhou mematikan lampu di samping ranjang, menutup matanya dan tidur.
Sheng Yan sedikit mengantuk, mematikan notebook, dia berjalan melewati kamar tidur utama, meraih pegangan pintu, dan meletakkan tangannya ketika dia mendorongnya.
Sheng Yan pergi ke kamar tidur kedua. Awalnya dia berpikir bahwa Yu Zhou pasti tidur di kamar tidur utama, dan tidak menduga saat dia menyalakan lampu, dia menemukan seseorang sedang berbaring di kamar tidur kedua.
Berdiri di pintu sejenak, Sheng Yan mematikan lampu dan berbalik tanpa ekspresi.
Penasaran dg lanjutan ceritanya