TDTB – Chapter 2 (Tuan Rood)

“Wah, ternyata benar kau memang sangat cantik seperti yang dijanjikan”

Tuan Rood yang sudah dinantikan datang. Tanpa basa-basi sosok dewasa dengan wajah bringas itu mendekat dan menyentuh wajah cantik bocah omega malang itu. Seringainya tergambar jelas ketika tuan Rood lebih memperhatikan bagaimana sempurna bocah omega kecil di depannya ini.

Pikirannya seketika dipenuhi dengan beragam hal menjijikkan yang nantinya akan sangat menyiksa Sin.

“Hahah! Xenon memang terbaik. Mengapa baru kemarin dia menawariku barang bagus seperti ini?” tawanya terdengar menjijikan.

Xenon? Itu adalah nama dari laki-laki alpha dewasa yang telah membawanya kepada tempat terpuruk ini.

“Ah, Swan! Aku bebas membawa bocah ini selama waktu yang dijanjikan, bukan?” laki-laki alpha dewasa yang bernama Rood itu memandang Swan. Meminta kepastian dari hal yang sudah dijanjikan olehnya dan Xenon.

Selama dua sosok itu bercakap, Sin hanya diam termenung. Memikirkan kira-kira hal apa yang akan terjadi padanya sesaat lagi?

Akankah tuan Rood akan memintanya melakukan hal yang seperti para pelanggannya minta? Ataukah mungkin, tuan Rood akan meminta hal yang lebih menjijikkan dan menyiksa daripada itu?

Sungguh, Sin sudah tidak sanggup membayangkan hal mengerikan itu.

Seandainya, ia bisa kabur.

Seandainya,

“Sayang, jangan melamun seperti itu. Lihat? Wajah cantikmu jadi terlihat tidak segar”

Teguran dari tuan Rood segera menyadarkan Sin dari lamunan. Mata besar dengan manik coklatnya dengan takut segera melirik Swan. Dan benar, wanita beta itu sudah menunjukkan ekspresi sangat tidak menyenangkan. Sin tahu, jika ia tidak segera memasang wajah menyenangkan maka akan habislah ia.

“Maaf, tuan. Sin hanya terlalu terpaku pada tuan…” senyum manisnya merekah. Manik lembut matanya hangat menatap sosok tuan Rood yang bringas dalam balutan jas hitamnya. Sin akui, wajah tuan Rood memang cukup tampan. Tubuhnya tinggi dan tegap. Suaranya juga terdengar begitu tegas namun tetap kebringasan ada di dalamnya.

Sudah beragam pelanggan yang Sin layani, sedikitnya ia mengerti bagaimana karakter tiap pelanggannya.

Untuk pelanggan kali ini, Sin tidak terlalu yakin. Karena, sejenak Sin dapat melihat sikap tuan Rood yang sangat mudah mengikuti alur.

Dan sepertinya, tuan Rood juga tipe yang mudah menyembunyikan emosi.

Padahal, biasanya alpha adalah makhluk yang bertemperamen tinggi dan mudah sekali terbawa emosi. Sangat berbeda dengan para kaum beta dan omega.

“Tuan…” bocah omega itu melangkah mendekatkan jarak antara dirinya dan tuan Rood. Begitu dekat, tangan kecilnya terulur untuk meraih ujung jas hitam tuan Rood. Wajah cantiknya mendongak, memperlihatkan bagaimana sempurna semua itu terlihat. Senyumnya perlahan mengembang, begitu nampak lembut dalam sayu pandangan mata besarnya.

Siapapun akan terjerumus kedalamnya. Siapapun tidak akan ada yang bisa menolaknya. Termasuk tuan Rood di depannya.

Swan yang melihat, segera mengembangkan senyum puas karena bocah omega aset terbaik milik tuannya menurut dan bekerja dengan sangat baik sesuai dengan perintahnya.

“Ya Tuhan, bagaimana kau bisa semenggiurkan ini?” Sin menyadari, saliva yang dengan indahnya tertelan begitu manik hitam tuan Rood menangkap sosok cantiknya. Setahu Sin, jika para pelanggannya sudah menelan saliva seperti itu maka, usahanya untuk menggoda telah berhasil. Karena setelahnya, para pelanggannya akan segera menelanjanginya kemudian memakan tubuhnya hingga cairan putih kental dari dalam tubuh mereka tak bisa lagi dikeluarkan.

Prosesnya memang akan terasa sangat menyakitkan. Tetapi, saat ini hanya inilah yang dapat Sin lakukan untuk mempertahankan hidupnya.

Mati mungkin akan lebih baik namun, ia juga ingin tetap bertahan untuk melanjutkan hidup yang tak pasti ini. Ia hanya mengandalkan doa dan harapannya, suatu saat takdir baik akan berpihak kepadanya.

“Sudahlah, Swan. Aku akan membawanya, besok pagi akan aku pulangkan.” Tuan Rood menggandeng tangan kecil dan mungil Sin. Membawanya pergi meninggalkan rumah lacur yang selalu dipenuhi manusia menjijikkan di setiap malam.

Hari ini, Sin tidak dipakaikan pakaian anak perempuan. Kali ini, ia mengenakan celana pendek berwarna hitam dan baju berenda dengan warna yang sama. Pakaian khas dari boneka porselen yang biasa dipajang di toko.

“Namamu, Sin?” tuan Rood bertanya setelah mereka tiba di depan sebuah mobil berwarna hitam. Sin mengangguk manis sebagai jawaban.

“Ayo, masuk”

Tuan Rood membiarkannya masuk ke dalam mobil terlebih dahulu. Setelah dipastikan bocah porselen yang sudah dibelinya untuk semalam itu masuk dan duduk, tuan Rood segera masuk. Menutup pintu mobil, kemudian wajah bringas itu menoleh padanya.

Refleks Sin tersenyum.

“Apa kau tahu apa yang akan aku lakukan padamu?” tuan Rood bertanya dengan seringai tipis diwajahnya.

Jujur saat ini Sin sangat takut namun, ia harus bisa menahan semuanya.

Hanya beberapa jam. Hanya beberapa jam. Berulang kali Sin mengucapkan mantra itu didalam hati.

Tenanglah. Dan lakukan tugas dengan baik. Pulanglah dengan keadaan memuaskan.

“Terserah apapun yang akan tuan lakukan padaku…” lembut Sin membalas.

“Terserah? Tentu saja. Aku sudah membelimu dari Xenon dengan harga yang cukup tinggi.”

Sin hanya tersenyum.

Hatinya membatin.

Tentu saja, kau akan memperlakukanku dengan lebih kejam dari para pelanggan yang lain karena kau membeliku dengan harga tinggi.

“Apa kau bisa menebak kita akan pergi kemana?”

Sin tidak tahu, jika tuan Rood adalah tipe laki-laki alpha yang cukup senang berbicara.

“Bukankah kita akan pergi ke kamarmu, tuan?”

Sin juga tidak tahu, jika jawabannya akan mengundang gelak tawa tuan Rood.

Apa yang salah dari jawabannya?

Biasanya jika ia membalas seperti itu, para pelanggannya akan sangat senang dan puas.

“Pada akhirnya, kita memang akan pergi ke kamarku. Kau menarik hahah”

“Jadi, apa kita akan mengunjungi suatu tempat terlebih dahulu?”

“Tentu saja.”

“Baiklah, tuan”

“Apa benar usiamu baru menginjak delapan tahun?” sembari menjalankan mobil, tuan Rood bertanya.

“Ya”

Ketika, mobil melaju saat itulah Sin berdoa semoga malam ini tidak akan terlalu menyakitkan bagi batin dan tubuhnya.

“Sin?”

“Ya”

“Sudah berapa orang yang kau layani?”

“Eh?”

“Maksudku, dalam satu malam kau bisa melayani berapa orang?”

Sin tidak langsung membalas. Bocah omega malang itu terdiam cukup lama.

“Hahahah kenapa kau menjadi diam seperti itu? Apa pertanyaanku begitu berat?”

“Ah, tidak tuan”

“Xenon mengatakan, dalam satu malam kau bisa melayani sampai tujuh orang. Hahah apa itu benar?”

“….ya”

“Waaahh, beruntung sekali aku jika begitu”

Sin hanya mengembangkan sebuah senyum miris.

Bagaimana bisa seorang dewasa seperti dia mampu mengatakan hal itu adalah keberuntungan baginya?

Disaat seorang bocah menahan rasa sakit sampai membuatnya ingin mati, para laki-laki dewasa biadab seperti itu malah bersuka cita.

“Lalu, malam ini ….” Tuan Rood lambat menggerakan jemari tangannya menyentuh wajah manis Sin. Jemari besar dan panjangnya perlahan beralih kepada leher terus menuju dada kecil miliknya.

“Malam ini, tolong puaskan aku. Hingga aku lupa caranya bergerak dan hanya bisa menahan nikmat karena perbuatanmu, Sin”

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!