Terjemahan Indo oleh @norkiaairy dari www.kenzterjemahan.com

 

Chapter 74 – Memenuhi Keinginan Terakhir

Dua jam setelah bertemu sendiri dengan Huo Zaiyuan, nenek Zhang meninggal dunia. Di antara kata-kata terakhirnya, dia meminta Huo Zaiyuan untuk mengambil barang penting dari rumahnya dan meminta dia untuk mengawal para korban selamat dari desa ini ke zona aman yang ditetapkan dikota X.

Huo Zaiyuan secara alami setuju.

Sebelum meninggalnya  Nenek Zhang, beliau adalah orang tua yang paling dihormati dan bergengsi di desa ini. Sejak awal kiamat sampai hari ini, penduduk desa selalu dilindungi olehnya dan sangat sedih atas kematiannya. Pada hari itu, mereka mengadakan pemakaman kecil tapi khusyuk dan bermartabat bagi wanita tua itu.

Di rumah mendiang nenek Zhang, Huo Zaiyuan mengingat kata-kata terakhirnya dan mencari barang yang diinginkannya. Di bawah altar kecil yang didedikasikan untuk Dewa Tao Zhang Tianshi1], ia menemukan sebuah peti kayu kuno. Item itu sendiri tidak terlalu besar, seukuran CPU desktop, cukup kecil untuk dibawa oleh Huo Zaiyuan dengan kedua tangan.

[1] Dewa yang bertugas mengawasi Taoisme dan Tao:



TAP.

Suara kecil mendadak terdengar, menyebabkan Huo Zaiyuan mengangkat kepalanya ke arah kebisingan. Di pintu rumah berdiri siluet ramping milik gadis yang berlutut di samping dukun saat mereka berada di kuil leluhur.

Menyadari pandangan Huo Zaiyuan padanya, sedikit kegelisahan meresap ke wajahnya, matanya melesat kesana kemari.

“Itu … aku minta maaf. Aku…aku… hanya ingin melihat-lihat rumah nenek. Wu… wu… [2] ” Mengatakan ini, air mata mengalir di matanya. Dia terlihat sangat menyedihkan bahkan seorang pria berhati batu sekalipun tidak bisa tidak mengasihani. “Sejak monster-monster itu muncul … nenek Zhang menggunakan kemampuannya untuk melindungi penduduk desa yang belum berubah … sekarang dia – dia sudah mati … wu wu … aku sangat sedih …”

[2] Suara tangisan

“Jangan menangis lagi.” Huo Zaiyuan menghibur gadis  itu, lalu membuka kotak peti kuno.

Dia tidak tahu bagaimana menghibur orang, terutama wanita, bahkan jika penampilannya yang menyedihkan tidak mengganggu hatinya. Di dalam kiamat, dia tidak akan menyisakan sepotong pemikiran untuk memikirkan apa pun yang tidak bisa dia pahami. Tujuannya sangat sederhana, untuk terus hidup.

Di dalam kotak itu ada tumpukan kertas kuning kosong, serta sepuluh stoples ubin seukuran telapak tangan seseorang. Dua kuas, satu besar dan satu kecil, terletak di tepi, dan di sudut adalah sepotong batu giok putih dengan Delapan Trigram diukir ke permukaannya.

Mengangkat giok untuk melihat lebih dekat, Huo Zaiyuan menyadari bahwa liontin giok Delapan Trigram ini sebenarnya adalah kompas yang sangat rumit. Ukiran di permukaannya sangat teliti dan rumit, masing-masing karakter berukuran sebesar kacang hijau dan berjarak sempurna di sekitar lingkaran Yin-Yang di tengah [3].

[3] Bayangkan ini, kecuali gioknya putih, dan lingkarannya adalah simbol Yin-Yang


Di dunia saat ini, benda-benda seperti batu permata, logam mulia, dan batu giok dianggap sebagai benda berharga, tetapi benda yang ditinggalkan nenek Zhang ini bukanlah tentang nilai. Sebaliknya, itu adalah sesuatu yang mungkin menyelamatkan kehidupan. Untuk menyelamatkan penduduk desa dari segerombolan zombie, hadiahnya adalah buku teks kuno itu. Untuk mengawal para penduduk desa ke zona aman terdekat, hadiahnya adalah peti kayu ini dan barang-barang di dalamnya.

“Apakah ini yang diberikan nenek Zhang padamu?” Suara pelan  seorang gadis dengan rasa penasaran terdengar dari sampingnya. Awalnya masih berdiri di ambang pintu, siapa yang tahu kapan dia berjalan ketika dia sedang sibuk memeriksa isi kotak itu.

Menyentak sedikit saat ia dibawa keluar dari renungannya, Huo Zaiyuan menutup tutup dan dengan tenang menatap wanita itu. “Kenapa kamu masih disini?”

Wajahnya sedikit memerah dan dia bergeser canggung. “aku… itu bukan apa-apa. Aku  ingat nenek Zhang memintamu untuk mengawal kami ke zona aman sebelum meninggal. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih secara pribadi. “

“Tidak perlu berterima kasih kepadaku. Lagi pula, dia sudah memberiku bayarannya. Ini hanyalah transaksi bisnis.” Karena kehadiran wanita itu, dia tidak bisa menyimpan peti ini di ruangnya dan hanya bisa membawanya dalam pelukannya. Untungnya, tidak terlalu berat.

“Aku masih harus.” Melihatnya, dia tersenyum samar. “Itu … namaku adalah Shen Yueran, kalau namamu?”

Melihat Shen Yueran, Huo Zaiyuan tetap diam selama beberapa saat sebelum menjawab. “Zi Yuan.”

“Eh? Bukankah  Huo Zaiyuan?”


<< Rebith Of MC 73

Recommended Articles

0 Comments

  1. […] Chapter 74 – Memenuhi Keinginan Terakhir […]

  2. Itu cewe.y kok tau,, nguping ya??
    Agak mencurigakan,, 🤔

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!