Chapter 5 : Bagaimana kakek dan nenek bisa bertemu?
Pintu rumah tertutup, kedua anak dan ibu itu masuk ke dalam.he Jing tahu bahwa putranya selalu merasa tidak nyaman jika neneknya datang. Dia segera tersenyum, “A-Yu, apa kamu tidak menyukai nenekmu?”
He Yu mengelengkan kepalanya. “Nenek tidak jahat hanya saja dia terlalu aktif.”
He Jing menganggukkan kepalanya.”Dia memang selalu aktif sejak dia masih Muda.”
“Bagaimana ibu tahu?”
He Jing tersenyum, “Ibumu ini adalah orang yang cerdas, bagaimana aku tidak tahu hal seperti itu.”
He Yu menyipitkan matanya. Jika dia seperti ini, ini lebih mirip He Kuan ketika dia sedang marah. He Jing tertawa. “Ibu bercanda, tentu saja karena dia pernah bercerita tentangnya. Kamu ingin mendengar kisah kakek dan nenekmu?”
He Yu menganggukkan kepalanya. He Jing membawa putranya ke dalam gendongannya lalu mereka pergi ke lantai dua. “Saatnya tidur siang. Tapi ibu akan menceritakan kisah kakek dan nenekmu, bagaimana dengan itu?”
He Yu menganggukkan kepalanya sekali lagi. meskipun dia tidak banyak ekspresi, namun He Yu adalah anak yang manis. Mereka sudah didalam kamar, He Jing mengatur AC untuk putranya.
Ruangan cukup dingin dan dia mulai bercerita. “Baiklah, dari mana ibu akan bercerita. Hm…”
He Yu juga sedikit penasaran. Dibandingkan dengan ayah dan ibunya. Pasangan kakek dan neneknya jauh lebih normal. Karena He Yu tidak pernah mendengar bahwa keduanya bertengkar.
“Ibu, bagaimana kakek dan nenek bisa bertemu?”
He Jing terkejut dengan pertanyaan dari putranya. Bukankah dia terlalu Muda untuk tahu kisah cinta mereka. “A-Yu, kamu suka dengan seseorang?”
He Yu memberikan tatapan bingung, setelah beberapa detik dia menggelengkan kepalanya. “Ibu apa arti suka dengan seseorang? Apakah arti suka itu sama dengan ibu dan ayah?”
He Jing hampir tertawa terbahak-bahak ketika dia mendengar jawaban lucu dari putranya. “A-Yu, perasaan suka itu, ketika kamu bertemu dengan seseorang yang akan membuat jantungmu berdetak lebih kencang.”
Ketika He Yu memikirkan ini, dia menatap ke langit sebentar lalu berbicara. “Seperti bertemu dengan nenek?”
He Jing menutupi mulutnya dan batuk. “A-Yu, apakah jantungmu selalu berdetak cepat jika bertemu dengan nenekmu?”
He Yu tanpa memikirkan lagi dia langsung menganggukkan kepalanya. He Jing tertawa kali ini. “Ah, putraku tidak tahu tentang suka tapi bertanya tentang ini. Baiklah biar ibu perjelas. Kamu akan menyukai seseorang ketika kamu menemukan Omega yang membuat jantungmu berdetak lebih cepat. Ketika kamu melihatnya, kamu selalu ingin melindunginya.”
“Lalu bagaimana dengan kakek dan nenek?”
“Dimasa Mudanya, nenekmu adalah Omega tercantik yang pernah ada dimasa kuliahnya. Ketika ada pemenang pertama kontes kecantikan. Tidak hanya cantik, nenekmu dulunya seorang ya bisa dikatakan preman. Dia bahkan bertarung dengan banyak Alpha dan mengalahkan mereka semua. Sampai kakekmu datang dan mereka berdua mulai menerima satu sama lain. Ah, kakekmu dulunya adalah pria tertampan di masa kuliahnya, dia juga memenangkan kontes pria paling tampan dan ada begitu banyak Omega yang datang mengincarnya. Sampai akhirnya keduanya bersama.” He Jing tersenyum. Lalu He Yu bertanya. “Apakah ini sama dengan ayah dan ibu?”
Ketika He Jing mendengarkan pertanyaan dari putranya. Dia tersenyum. “Kalau kami? Hm, kamu masih terlalu Muda untuk tahu. Ayo sekarang waktunya tidur siang!”
He Yu menganggukkan kepalanya. dia langsung memejamkan matanya. He Jing berdiri dan membungkukkan tubuhnya mencium dahi putranya. Dia keluar dari ruangan He Yu dan pergi ke dapur.
He Yu mendengarkan pintu terbuka dan tertutup. Namun dia terlalu malas untuk membuka matanya kembali dan langsung tertidur.
______
Siang sudah berlalu sekarang sudah sore, He Yu bangun pada waktu yang sama. Ketika dia melirik kearah jam yang ada disamping tempat tidurnya. Dia pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.
Setelah itu He Yu berjalan menuju lemari dan mengampil pakaiannya. Dia menganti dengan piyama panjang. Setelah selesai, anak kecil itu keluar dari kamarnya dan berjalan menuju lantai bawah.
Disana ibunya sedang sibuk memasak. Dia bahkan bisa mendengar suara ibunya bersenandung. Sepertinya ibunya sedang senang saat ini. He Yu datang mendekat, “Ibu?”
Ketika He Jing menatap kearah putranya. Dia tersenyum. “A-Yu, sudah bangun dan mandi ya?”
He Yu menganggukkan kepalanya. ketika dia melihat ada tumpukan bahan makanan diatas meja dapur, He Yu mengerutkan alisnya dan menatap dengan bingung.
“Ibu, kenapa ada banyak bahan makanan disini?”
“Oh, ibu mendengar bahwa ayahmu akan mengundang teman-temannya. Kamu mungkin mengenal teman ayahmu paman Wu, tapi masih ada paman Zhao dan paman Zi. Mereka akan pergi makan malam disini.” He Jing tersenyum menjelaskannya. He Yu menganggukkan kepalanya.
Tidak lama dari mereka berbicara, suara pintu terbuka. He Yu berjalan ke depan dan melihat ayahnya sudah datang. He Kuan melihat putranya menyambut kedatangannya. Dia segera tertawa dan mengendong He Yu.
Ketiga pria datang dari belakang He Kuan. Mereka semua mulai melepaskan sepatu mereka dan masuk ke dalam rumah. Karena He Jing ada didapur, dia melepaskan semua bahan makanan yang ada ditangannya dan pergi ke depan untuk menyambut kedatangan mereka.
“Kalian datang lebih cepat dari yang kubayangkan. Aku baru saja mulai memasak.” He Jing muncul, dibandingkan dengan He Jing masa kuliahnya, He Jing sekarang lebih lembut dan ramah.
Zhao Fang dan Zi Lin segera tersenyum. Zi Lin bertanya dengan nada ramah. “Mungkin kami datang terlalu cepat. Bagaimana dengan kabarmu He Jing?”
He Jing tersenyum. “Sangat baik. Sebaiknya kalian pergi ke ruangan tamu. Aku akan memasak segera.” He Jing menatap kearah suaminya, He Kuan tahu bahwa dia harus mengikuti perintah istrinya.
Dia membawa mereka semua pergi ke ruangan tamu. Zhao Fang dan Zi Lin mengangguk dan bertukar beberapa kata sehingga membuat He Jing tertawa kecil. Setelah itu mereka langsung pergi ke ruangan tamu.
He Jing kembali ke dapur dan mulai memasak. Untung saja kari masih ada, namun dia ingin memasak setidaknya 5 – 7 jenis makanan untuk malam ini. He Kuan datang dan membantu mereka di ruang tamu. Dia mengambil bunga dari tangan Wu Zi dan pergi meninggalkan ketiganya.
Begitu tiga orang ditinggalkan itu, mereka bisa tahu apa yang akan terjadi. Untung saja He Yu menemani mereka. Tentu saja anaklah keponakan mereka semua. He Jing terlalu sibuk dengan memasak dia sampai tidak menyadari bahwa seseorang mengendap-ngendap ke belakangnya dan memeluknya.
“Kyaa…”
He Jing berbalik dan melihat bahwa suaminya mencoba menakutinya. “Kamu bajinga….humphh.” Kutukan He Jing langsung ditutupi oleh ciuman He Kuan.
Chapter 6 : Makananmu sangat enak.
Ketika He Jing merasakan bahwa dirinya sedang dicium. Dia tidak melawan, tidak seperti mereka adalah pasangan musuh. He Kuan tentu saja dimasa lalunya adalah seorang playboy, dia tidur dengan banyak wanita sebelum bertemu dengan He Jing.
Namun orang yang dia pilih adalah wanita Beta, dia tidak pernah ingin bermain dengan Omega karena itu sangat merepotkan. Skill berciuman He Kuan tentu saja diatas He Jing. Pria itu menjulurkan lidahnya dan menjilati bibir He Jing.
Setelah puas, dia melepaskan ciumannya. Wajah He Jing memerah. Dia langsung melototi kearah suaminya. Pria itu tersenyum. Dia memperlihatkan bunga mawar yang masih berada didalam pot bunga dan menyerahkan pada istrinya.
“Sayang aku minta maaf.”
He Jing mengembungkan wajahnya dan menoleh ke samping. Namun dia tidak bisa menyembunyikan telinganya yang memerah. “Letakkan bunga itu di balkon!”
He Kuan tertawa. “Suami ini siap untuk melayani istri tercinta.”
He Jing tersenyum. He Kuan langsung berjalan menuju balkon dan dia melihat pot bunga yang terpotong, dia tersenyum. Istrinya meskipun ini adalah bunga kesukaannya. Namun dia tidak akan pernah semarah orang lain.
Selama dia mengantinya dengan yang baru, dia tidak akan marah. Dia pernah melihat ibunya (Omega Male) sangat marah dengan ayahnya dan bahkan melarang pria itu untuk masuk ke dalam kamar. Sejak saat itu, ayahnya tidak berani untuk membuat ibunya marah kembali.
Keduanya tidak tahu bahwa seseorang melihat adegan romantis mereka. Wu Zi memasang ekspresi datar. Dia menyesal pergi ke dapur hanya untuk meminta minum. Jika dia tahu ini akan terjadi, dia lebih baik merasa haus sampai mati.
Zhao Fang dan Zi Lin yang menatap kearah Wu Zi yang jelas baru beberapa detik pergi dan kembali lagi. Zhao Fang tentu saja merasa sangat bingung. Apa yang terjadi dengan orang ini.
“Kenapa kamu cepat kembali? Apakah kamu sudah minum?”
“Aku lebih suka haus sampai mati dari pada melihat pasangan *PDA.”
*PDA adalah pasangan yang memperlihatkan kemesraan mereka didepan umum.
Namun dalam kasus He Jing dan He Kuan, tentu saja bisa dianggap PDA atau tidak. Ketika Zhao Fang mendengarkan ini, dia langsung tertawa terbahak-bahak. Untung saja He Yu berada dipangkuan Zi Lin.
Jika tidak, dia mungkin merasa bahwa telinganya akan sakit. Zhao Fang menertawakan kesialan Wu Zi. “Kamu… ahaha… kamu menikmatinya?”
“Sialan, jika aku menikmatinya. Aku mungkin akan mengoleksi banyak video porno dirumah?”
Ketika Zi Lin mendengarkan ini, dia langsung melototi kearah Wu Zi. He Yu yang mendengarkan ucapan pamannya. Dia segera bertanya dengan wajah bingung. “Paman Wu, apa itu video porno?”
Orang-orang dewasa dan single itu melupakan bahwa anak kecil ada disekitar mereka. Wu Zi yang menatap wajah polos He Yu dan bertanya tentang film apa itu. Tentu saja dia berkeringat.
Wu Zi. “Itu… itu hanya film aneh, jangan menontonnya.”
“Oh, itu sebabnya paman Wu tidak mengoleksinya.” He Yu membuat keputusan. Wu Zi langsung tertawa. “Tentu saja. Hanya orang aneh yang mengoleksi film tersebut. Xiao Yu jangan menjadi orang aneh dimasa depan, oke?”
Pria tampan itu langsung menepuk kepala He Yu. He Yu senang, dia cukup mengenal paman Wu, orang ini sangat baik dengannya. Dia juga sering membelikan beberapa makanan. He Jing biasa mengantar makanan ke tempat Wu Zi dan membawa He Yu bersamanya.
He Kuan mengatakan bahwa dia ingin mandi, lalu lebih dari satu jam. Masakan He Jing akhirnya siap. He Kuan ingin membantunya, namun He Jing melarangnya. Dia tidak ingin pria ini menghancurkan dapur.
Dia ingat pertama kali dia demam dimasa kehamilannya, ketika pria itu memasak. Dia bahkan hampir meledakkan dapur mereka. Terpaksa He Jing memanggil seorang pelayan selama beberapa bulan dimasa kehamilannya.
Ketika He Jing hamil, dia tidak bisa mencium bau minyak dan api dari kompor. Dia pasti akan muntah. Jadi selama beberapa bulan, dia harus menyewa pelayan. He Kuan tidak kecewa karena di tolak istrinya.
Dia tahu kemampuan memasaknya adalah nol. Istrinya pasti takut bahwa dia akan menghancurkan dapur. Dia mengatakan bahwa dia akan pergi mandi. He Jing menata semua makanan diatas meja.
Setelah selesai, dia melepaskan celemek biru Muda dan pergi ke ruangan depan. Dia melihat bahwa ketiga pria besar itu bercanda dengan He Yu. Putranya hanya sedikit tersenyum. Namun ini membuat He Jing senang.
“Kalian semua, makanan sudah siap. Ayo pergi ke dapur.”
Ketiganya menatap kearah He Jing. Mereka menganggukkan kepalanya. Zi Lin mengendong He Yu dan berjalan menuju dapur. Pada saat yang bersamaan, He Kuan juga turun dari lantai dua dan sudah mengganti pakaiannya.
Dia mengenakan pakaian serba hitam dan celana panjang hitam. Otot tubuhnya jelas terlihat dengan kasus hitam seperti itu. Mereka semua duduk dan melihat ada banyak makanan diatas meja.
Ketiga teman He Kuan langsung tercengang. Semua makanan ini, benar-benar terlihat sangat enak. Mereka tidak pernah meragukan kemampuan He Jing dalam memasak. Karena sebelumnya He Jing pernah memasak untuk mereka semua.
Ketiga orang dewasa duduk, He Jing berdampingan dengan anak dan suaminya. Jadi dia berada diantara keduanya. Setelah mengambilkan semua orang masing-masing nasi diatas piring.
He Jing memberikan lauk diatas makanan He Yu. He Kuan menatap kearah anaknya dan menyipitkan kepalanya. He Yu memiliki wajah yang sombong. Tentu saja ibunya selalu mengutamakannya daripada ayahnya.
Ketika ketiga orang didepan mereka menatap kearah pemandangan anak dan ayah ini. Mereka memiliki keringat pada dahi mereka.
He Kuan, pada anakmu juga kamu akan cemburu.
Ketika Zhao Fang dan Zi Lin memakan masakan He Jing. Mereka bersemangat untuk makan malam. Zhao Fang langsung memuji masakan He Jing. “He Jing, masakanmu semakin enak saja. Jika aku mendapatkan Omega sepertimu, aku pasti akan sangat bahagia.”
Ketika He Kuan mendengarkan ini, dia langsung melototinya. “Tidak ada Omega yang sama dengan He Jing. Bahkan ketika kamu mencarinya di seluruh penjuru dunia.”
He Jing merasa malu dengan pujian temannya dan He Kuan. Zhao Fang merasa bahwa dia menyesal ketika menyebutkan kata-katanya. Zi Lin menganggukkan kepalanya. “Keterampilan memasakmu bahkan menjadi sangat baik. He Kuan memang yang paling beruntung.”
He Jing tersenyum. “Karena aku memasak setiap hari jadi mungkin ini alasan kenapa aku memilikinya.”
“Istri sepertimu lah yang ingin kami cari.” Zhao Fang menganggukkan kepalanya. He Jing menatap ketiganya, dia ingat bahwa mereka sama sekali belum menikah. “Kalian, kapan akan menikah?”
Ketika ketiga orang ini mendengarkan pertanyaan menusuk dari He Jing. Mereka hampir menyemburkan makanan mereka.
Chapter 7 : Aku percaya suamiku
Ketiganya langsung batuk ketika mendengarkan pertanyaan dari He Jing, sedangkan untuk He Kuan. Dia tidak bisa menahan senyuman cerah pada wajahnya. Dia menatap kearah istrinya.
“Sayang, jangan memberikan pertanyaan seperti itu?”
He Jing menatap bingung kearah suaminya. “Oh. Maafkan aku.”
Wu Zi segera menggoyangkan tangannya. “Jangan khawatir. Kamu sudah terbiasa dengan pertanyaan tersebut.”
Zu Lin segera tersenyum. “Bukan kami belum ingin menikah, hanya saja. Untuk sekarang kami belum menemukan orang yang tepat. Tapi kalian bisa menunggu jika waktunya tiba.”
He Jing menganggukkan kepalanya. “Kalian mungkin bekerja terlalu keras, sesekali ambillah libur dan pergi ke beberapa tempat dan cari pasangan. Kalian semua memiliki wajah yang tampan, aku yakin akan banyak Omega yang menyukai kalian.”
Ketika He Kuan mendengarkan ucapan istrinya, dia merasa tidak senang. “Sayang, diantara mereka mereka. Akulah yang paling tampan.”
He Jing tertawa kecil. Wajah ketiga pria itu langsung menjadi datar. Tidak bisakah kalian membiarkan kami santai.
Makan malam selesai, He Jing berpamitan pada mereka semua untuk pergi membawa He Yu ke dalam kamarnya. He Jing selalu menemani He Yu belajar sebelum dia tidur. Ada begitu banyak piring kotor.
He Kuan mengambil sarung tangan pencuci piring dan mulai membersihkan piring kotor. Dia selesai membersihkannya dan menatanya dengan rapi. Ketiga teman dewasa itu berjalan menuju ruangan tamu.
He Kuan membawa banyak botol bir yang sudah didinginkan. Dia menatap ke atas meja. Tiga temannya itu mengambil satu botol setiap orang. Mereka membuka tutupnya dan merasakan dingin melintasi tenggorokannya.
Zhao Fang tidak bisa untuk tidak memuji bir dan makanan malam ini. “Ah, setelah makan dan meminum bir adalah yang terbaik.”
Wu Zi tidak mengatakan apapun namun dia tidak menolak ucapan Zhao Fang. Zi Lin meminum minumannya. He Kuan membuka kaleng dan meminumnya. Mereka berempat langsung bercerita dan membahas beberapa pekerjaan.
Satu jam kemudian, He Jing datang dan duduk disamping He Kuan. Pria dengan rambut pirang dan mata biru itu menatap kearah He Jing. “Apakah A-Yu sudah tertidur?”
He Jing menganggukkan kepalanya. “Tadi siang, ayah dan ibu berkunjung ke rumah.”
Ketika He Kuan mendengarkan ini, dia sedikit terkejut. “Kenapa kamu tidak memberitahuku. Aku pasti akan kembali tadi.”
He Jing tertawa. “Bagaimana mungkin? Kantor dan rumah memiliki jarak yang jauh, jadi itu terlalu menghabiskan waktumu di perjalanan daripada dirumah.”
Zhao Fang mendengarkan ini, dia langsung tertawa. “Ah, aku masih ingat bagaimana kamu melamar He Jing di rumah orang tuanya?”
Wu Zi menambahkan. “Masih ingatkah kalian, He Kuan harus masuk kamar mandi sebanyak 5 kali sebelum pergi.”
Zi Lin langsung tertawa sambil menunjukkan tangannya. “Saat itu wajahnya langsung pucat.”
He Kuan ingin memarahi mereka semua. Namun itu adalah kenyataannya. Dia sangat takut saat itu. Dia tidak berpikir bahwa ibu He Jing bahkan menantangnya untuk bertarung. Jika He Jing tidak menghentikannya saat utu, dia mungkin akan kehilangan nyawanya sekarang.
Berbeda dengan He Jing, He Qiong meminta sesuatu yang realistis. Dia masih ingat bagaimana He Kuan memperjuangkan kisah cintanya saat itu. Ah mengingat itu saja membuatnya merasa malu.
He Jing tertawa. Saat itu memang wajah suaminya sangat pucat. Dia berpikir bahwa orang ini sakit. Melihat wajah pucat He Kuan, ibu dan ayah He Jing langsung meragukannya. Seorang playboy seperti He Kuan sangat pucat ketika hari lamarannya.
Tentu saja kedua orang tua He Jing meragukan He Kuan pada saat itu. He Jing tertawa begitu ketiga temannya juga tertawa. He Kuan menyandarkan kepalanya pada bahu He Jing. “Sayang, apakah aku benar-benar lucu dulu?”
“Ya. Bahkan sampai di rumah kamu juga ingin ke kamar mandi.” He Jing tertawa. He Kuan melihatnya, dia langsung tersenyum. “Aku benar-benar ketakutan saat itu. Tentu saja itu pertama kalinya dalam hidupku.”
He Jing tersenyum. “Untuk seorang playboy sepertimu dan ketakutan ketika hari melamarku?”
He Kuan tertawa. “Istri, jangan membawa masa lalu. aku sangat mencintaimu sekarang.”
Wu Zi dan ketiga lainnya harus menjadi angin sekarang. Lalu Wu Zi ingat sesuatu. “Ngomong-ngomong soal playboy, kamu dulu suka bermain dengan para wanita Beta.” Ketika He Kuan mendengarkan ini. He Kuan langsung melototi Wu Zi. Dia tanpa sengaja menatap kearah He Jing yang tersenyum namun wajahnya menjadi gelap.
Wu Zi yang mendapatkan pelototan dari He Kuan, dia langsung mengecil. Aku hanya berbicara kenapa dia begitu melototiku.
“Ini tentang asistenmu. Dia adalah wanita Beta, namun aku merasa aneh dengannya. Mungkinkah dia mencoba mengincarmu!”
Ketika He Kuan mendengarkan ini, dia bahkan sama sekali tidak merasakannya. Zhao Fang juga menganggukkan kepalanya. “Itu benar, ada baiknya kamu mengundurkan wanita itu. Dia sepertinya agak licik.”
Zi Lin tidak mengatakan apapun. namun dia melihat kearah wajah He Jing. Lelaki ini terlihat sangat tenang. Mendapatkan tatapan Zi Lin, He Jing tersenyum. “Aku percaya pada suamiku. Sejak kami menikah, dia selalu bersikap baik dan tidak pernah bermain, jadi aku tidak akan pernah meragukannya.”
Ketika He Kuan mendengarkan ini. Hatinya benar-benar menghangat, dia selalu mencintai istrinya. Entah setiap hari dia semakin mencintainya. “Sayangku…”
He Jing menatap kearahnya, dia masih tersenyum namun wajahnya sangat gelap. “Namun ketika dia berselingkuh didepanku. Aku akan memotong adik kecilnya.”
Ketiga pria itu langsung merinding ketika dia mendengarkan ucapan He Jing. Sedangkan untuk He Kuan. Dia jelas juga merinding, namun dia tidak akan pernah melakukannya. “Istriku tercinta, aku tidak akan pernah tertarik dengan siapapun didunia ini selain padamu.”
He Jing tersenyum. “Aku tahu itu.”
Sekali lagi hati ketiga pria itu ditumpahi garam. He Jing dan He Kuan mengantarkan ketiganya keluar. Setelah menutup pintu, He Jing dipeluk oleh He Kuan. “Jangan terlalu memikirkan ucapan mereka. Aku bahkan sama sekali tidak tertarik dengannya.”
He Jing menghadapi tubuh He Kuan. “Aku tahu. Kamu tidak akan pernah melakukannya.” Dia mendekatkan wajahnya dan mencium bibir He Kuan. Pria itu tidak terkejut, dia menerima ciuman He Jing.
Ketika ciuman keduanya dilepas, He Kuan berbisik. “Istri, aku pikir He Yu sudah cukup besar. Bagaimana kalau kita memberikannya adik?”
Ketika He Jing mendengarkan ini, wajahnya langsung memerah. He Kuan membawa tubuh He Jing ke dalam pelukannya. Dia langsung pergi ke kamar tamu. Dia tidak mungkin pergi ke atas, karena itu berdampingan dengan kamar anaknya.
Jadi He Kuan membawa He Jing ke kamar tamu. He Jing merasa malu dan tidak lama mereka sudah datang ke kamar tamu.
Chapter 8 : Seks (1)
Tubuh He Jing diletakkan dengan lembut diatas tempat tidur. Lalu diatas tubuh He Jing. He Kuan menekan tempat tidur dengan satu tangannya. Wajah He Jing memerah karena wajah tampan suaminya.
Sejujurnya, He Jing sangat beruntung. Dia mendapatkan suami tampan dan sangat perhatian padanya. Bahkan hampir semua Omega akan cemburu padanya. He Kuan tersenyum. Dia berbicara.
“Sayang, ketika melihat wajahmu yang memerah. Adik kecilku selalu bersemangat.”
Wajah He Jing semakin memerah. “Kamu…. mesum.”
He Jing memalingkan wajahnya ketika dia mendengarkan ucapan dari He Kuan. Pria itu melihat bahwa He Jing memalingkan wajahnya. Dia menekan bagian selangkangannya yang sudah membengkak dan menggosokkannya dengan adik kecil He Jing.
Wajah He Jing sekali lagi di semburi oleh rona merah. Dia terkejut dengan benda keras yang menggosok benda diselangkangannya. Dia menatap kearah He Kuan yang tersenyum nakal padanya.
“Lihat.”
He Jing ingin menutup wajahnya. Namun sebelum tangannya benar-benar menutup matanya. He Kuan langsung memegang tangannya. Dia menundukkan kepalanya dan menggosokkan ujung hidupnya pada hidung kecil He Jing.
Lelaki itu melihat bahwa He Kuan ingin bermain-main dengannya. Dia menangkap leher belakang He Kuan dan menekannya ke bawah. He Kuan sama sekali tidak menolak. Dengan ini, He Jing yang menciumnya.
He Jing menjulurkan lidahnya dan menjilati bibir pria berambut pirang. He Kuan tersenyum geli, mereka sudah melakukannya. Namun orang ini selalu merasa kaku ketika melakukannya.
He Jing merasakan tiba-tiba mulut He Kuan terbuka lebar dan memasukkan lidahnya ke dalam mulutnya. Disana lidah pria itu langsung menangkapnya dan bermain dengannya. Mata He Jing yang semulanya terbuka sekarang tertutup.
He Jing merasakan lidah kuat dan lincah bermain dengannya. Dia tidak akan menang melawan pria yang ada didepannya. ketika He Kuan merasa bahwa He Jing sudah kehilangan napasnya.
Dia melepaskan ciuman panasnya. Dia melihat bahwa He Jing mengambil napas yang banyak, He Kuan menggunakan satu tangannya dan mengusap wajah He Jing yang memerah. “Istriku, aku mencintaimu.”
He Jing yang pikirannya setengah melayang ke luar, dia menatap dan memberikan pandangan bingung. He Kuan tersenyum. “Aku selalu mencintaimu, bahkan dari hari ke hari semakin mencintaimu. Tidak ada yang lebih sempurna darimu didunia ini.”
He Kuan mencium dahi diantara alis He Jing. Lalu ciumannya turun ke bawah. Pria itu sangat senang mencium He Jing terutama pada bagian wajahnya. He Kuan mencium mata kanan He Jing.
Lelaki yang berada dibawah itu memejamkan satu matanya dan gerakan He Kuan berubah menjadi mata sebelah kiri. Dia melakukan hal yang sama yaitu mencium mata kiri He Jing.
He Kuan menurunkan ciumannya. Bahkan hidup kecil He Jing, dia menciumnya tanpa menyisakan satu kulitpun. He Jing selalu merasa geli dan senang setiap kali He Kuan mencium wajah dan hidungnya.
Sampai akhirnya ciuman itu jatuh ke mulutnya. He Kuan menjulurkan lidahnya dan mencium He Jing, sekali lagi mereka berciuman panas. He Kuan melepaskan ciumannya, lalu bibir He Jing bergerak ke bawah bibirnya dan mencium disana.
Ciumannya langsung berubah menjadi dileher He Jing. Lelaki itu langsung memiringkan kepalanya. He Kuan melihat reaksi He Jing, dia tersenyum senang. Dia menjilati kulit leher yang putih dan menghisapnya.
“Ahh….” He Jing terkejut karena rasa sakit yang muncul pada lehernya. He Kuan langsung melepaskan bibirnya dari leher istrinya dan melihat bahwa tanda merah kuat terbentuk pada leher putih itu.
He Jing tahu bahwa orang ini pasti akan meninggalkan jejak ciumannya. He Kuan membuka dua kancing pakaian tidur He Jing. Dia menggunakan tangan kanannya untuk menyusup ke pakaian He Jing.
Dia menemukan puting istrinya yang sudah tegang. Dia menggunakan jari telunjuknya dan menggosok kepala puting tersebut. wajah He Jing langsung berubah, matanya sedikit terbuka.
He Kuan selalu merekam banyak ekspresi He Jing setiap kali mereka bercinta. He Kuan melepaskan semua kancing pakaian He Jing. Kali ini memperlihatkan tubuh putih yang terlihat sangat jelas.
He Kuan langsung melepaskan pakaian He Jing. Lalu dia menegakkan tubuhnya dan melepaskan pakaian hitam yang dia kenakan. Pria berambut pirang itu melemparkan pakaian keduanya di lantai.
He Jing secara kebetulan menatap kearah He Kuan. Dia melihat tubuh yang berotot didepannya. sejujurnya dia mengagumi tubuh He Kuan. Selalu kuat dan keras. Dia menggunakan tangannya untuk merasakan otot-otot perutnya.
He Kuan membawa tangan He Jing langsung berada dibawahnya. Wajah He Jing memerah ketika tangannya berada didekat batang daging He Kuan. Ujung tangannya merasakan bulu-bulu kasar suaminya.
Tentu saja tangannya bergerak semakin ke bawah dan meraskaan batang daging yang keras. Karena batang daging itu masih dibungkus oleh kain, jadi dia tidak akan bangkit dengan keras.
He Kuan berbisik. “Sayang turunkan celananya. Aku merasa sesak.”
Wajah He Jing memerah. Dia mengikuti ucapan He Kuan. Lelaki itu menurunkan celana He Kuan dan melihat batang daging besar yang berdiri tegak. He Kuan tersenyum bangga. Benda ini selalu memuaskan istrinya.
He Kuan tahu bahwa istrinya selalu bermain dengan ini, hanya saja dia terlalu pemalu. “Istri, bantu aku mengosoknya.”
He Kuan menundukkan kepalanya. Dia memudahkan He Jing yang berbaring untuk mengosok batang dagingnya. He Jing sudah melakukan ini sebelumnya, namun tetap saja dia merasa malu.
He Kuan menurunkan wajahnya, dua benda merah Muda kecil ini terlalu menggoda. Jika dia melepaskannya itu akan sia-sia. Sedangkan untuk He Jing, dia mulai mengikuti perintah He Kuan.
Dia membantu batang daging itu. He Jing mulai menggosoknya. Batang daging itu mulai bersemangat. He Kuan tanpa sadar bernapas pada dada He Jing sehingga membuat dada itu semakin tegang.
Tidak hanya batang daging He Kuan yang menjadi tegang, bahkan adik kecil He Jing juga sudah tegak. He Kuan langsung menarik tubuh He Jing ke atas. He Jing terkejut, namun tiba-tiba tubuhnya diangkat ke atas paha suaminya.
He Kuan tersenyum. “Sayang, ayo menggosoknya bersama.”
He Kuan menggeser tubuh istrinya untuk lebih dekat padanya. Dua batang daging itu bertemu, yang satu terlihat lebih kecil dan imut dari yang lainnya. Tentu saja adik kecil Omega dan Alpha sangat berbeda.
He Jing menggunakan kedua tangannya untuk mengenggam benda itu. He Kuan mengunakan tangannya untuk membantu He Jing menggosok adiknya. Ketika tangan keduanya mulai bergerak.
He Jing merasakan panas yang datang padanya. Wajahnya memerah dan benda bagian bawahnya juga bersemangat. He Kuan melihat ekspresi istrinya.
Dia mencium bibir He Jing. Lelaki berambut hitam itu juga mencium bibir suaminya.
Chapter 9 : Seks (2)
Wajah He Jing memerah padam. Dia berada diatas paha suaminya. Wajah He Kuan juga memerah ada beberapa keringat bermunculan pada wajahnya. Ketika dia melihat wajah He Jing, pria berambut pirang itu langsung menjilati bibirnya.
Ketika He Jing melihat ekspresi suaminya, wajahnya semakin memerah. Ketika He Kuan menggerakkan tangan keduanya. He Jing tidak bisa menahan erangannya.
“Nghhh…. ahh…”
He Kuan harus menggertakkan giginya. Dia merasakan cairannya ditembakkan keluar. He Jing juga sama. Tembakan pertamanya. He Jing meletakkan kepalanya di bahu suaminya. Napasnya terdengar kasar.
He Kuan mengusap kepalanya. Ketika He Jing memiringkan kepalanya. Ujung hidung menyentuh leher He Kuan. He Kuan memiringkan kepalanya dan mencium dahi He Jing.
“Sayang, apakah kita akan ke adegan selanjutnya?”
He Jing merasa kesal. Mereka sudah seperti ini dan suaminya masih menggodanya. Dia membuka mulutnya dan mengigit leher pria didepannya. He Kuan merasakan sakit pada lehernya, dia juga merasa lucu.
Istrinya sangat manis dan imut.
“Baiklah, baiklah, aku tidak akan menggodamu lagi.”
Detik berikutnya, tubuh He Jing sudah berada ditempat tidur. Sekarang posisi He Kuan berada diatas. Dia tersenyum melihat istrinya. “Sayang, aku hanya menggodamu, okey?”
“Anda bajingan, masih ingin menggodaku sekarang?”
He Kuan tertawa. “Sayang, kamu sangat cantik.”
He Jing merasa malu. “Aku tidak cantik.”
“Baiklah, istriku hanya manis.”
Lalu sebuah tangan kasar langsung menarik celana yang dikenakan oleh He Jing. Tubuh lelaki ini terlihat polos dan putih. Tentu saja, sejak menikah, He Jing tidak pernah keluar dari rumahnya.
He Kuan juga melepaskan celananya dan dua orang dewasa itu tidak mengenakan apapun. He Kuan ingin memasukkan benda miliknya, namun sebelum itu, He Jing bertanya padanya.
“Kamu tidak menggunakan kondom?”
“Bukankah aku sudah mengatakan bahwa untuk memberikan A-Yu adik yang baru.”
“Kamu…”
He Kuan langsung tertawa. Dia memasukkan batang dagingnya ke dalam krisan He ing yang sudah basah. Dia masuk dalam satu dorongan. Ketika benda itu masuk ke dalam krisannya. Tubuhnya langsung menegang, terlihat jelas ekspresi terkejutnya.
“Gahh…”
He Kuan memegang wajah istrinya. Dua aliran mata sudah mengalir dan matanya juga basah. He Kuan tersenyum, dia menundukkan kepalanya dan menjilati sisa air mata yang berada dibulu matanya.
“Aku akan bergerak sekarang.”
He Kuan sudah mendiamkan adik kecilnya didalam tubuh He Jing. Krisan itu mulai merasa cocok dengan benda kecilnya. Dia mulai menggoyangkan pinggangnya dan He Jing merasakan tubuhnya terdorong ke depan.
Benda besar ini bergerak didalam tubuh bagian bawahnya dan membuat dia tersentak setiap kali He Kuan mendorongnya.
“Ahh… oh… pelan-pelan…”
He Kuan tersenyum namun dia tidak menjawab ucapan istrinya. Dia terus mendorong dengan kecepatan sama. Meskipun ini belum seperti biasa, hanya saja dia ingin mencari sesuatu.
Ketika ujung kepala jamur itu menyentuh titik kesenangan He Jing. Wajah lelaki itu langsung memerah dan berteriak.
“Ahh..”
He Kuan tersenyum. “Aku menemukannya.”
Pria berambut pirang langsung tersenyum dan terus mendorong benda miliknya pada titik yang sama. Ini membuat He Jing merasakan pikirannya sudah menghilang, sekarang kesenangan tiada akhir yang datang padanya.
“Ahh… oh… ahh…”
He Kuan sangat menyukai suara He Jing ketika dia mendesah. Ini benar-benar terdengar sangat nyaman. Dia sudah mendorong benda miliknya hampir 20 menit, He Kuan akhirnya merasakan benda miliknya membengkak.
“Ah… ha….ah..”
He Jing tahu bahwa dia akan menembakkan cairannya, ketika He Kuan merasakan bahwa cairannya sudah diujung batang miliknya, dia mendorong lebih keras dan cairan panas itu ditembakkan ke dalam.
Mata hitam He Jing melebar. Dia merasakan panas ini didalam tubuhnya. He Kuan jatuh ke tubuh He Jing. Namun dia masih memiliki tenaga agar tubuhnya tidak terlalu berat. Dia melihat wajah istrinya yang sudah memerah.
Pria tersebut mencium dahi istrinya. He Jing dengan mata memerah menatap kearah suaminya. Tidak lama dari itu, tubuh He Jing dibalikkan oleh He Kuan. Kali ini mereka mengubah gayanya.
He Jing menggunakan kedua tangannya untuk menahan wajahnya agar tidak menyentuh tempat tidur. Dia belum memiliki istirahat yang cukup, pria ini sudah mengajaknya ke putaran selanjutnya.
He Jing merasakan benda panjang dan besar itu kembali bergerak didalam tubuhnya. Lelaki berambut hitam tidak memiliki kata-kata yang banyak kecuali hanya erangan yang terlepas dari mulutnya.
Ketika He Kuan hampir menembakkan cairannya kembali, pria berambut pirang itu menundukkan kepalanya dan membuka mulutnya. Dia memberikan sebuah gigitan besar pada leher belakang He Jing.
Ketika He Jing merasakan luka pada lehernya. Air matanya kembali terjatuh. Setelah penandaan ini, He Kuan tidak berhenti bermain sampai He Jing benar-benar kehabisan tenaga. He Kuan melihat banyak cairan putih di perut istrinya.
Sedangkan untuk lelaki itu, dia sudah tidak sadarkan diri. He Kuan melihat ujung mata He Jing yang memerah. Dia hampir menangis sepanjang mereka melakukannya. Dia menggunakan jari telinjuknya untuk menyingkirkan sisa air mata yang sangkut dibulu matanya.
He Kuan tersenyum. “Kamu semakin dan semakin dicintai olehku. Istri tercintaku.”
Ketika mata biru itu menatap kearah perutnya yang hampir dipenuhi oleh cairan putih kental itu. He Kuan tidak tahu entah itu cairan siapa. Pria itu tersenyum dan menundukkan kepalanya.
“Kami akan menunggu kedatangan si kecil yang baru lagi.”
Setelah berbicara, He Kuan mencium perut He Jing. Dia berdiri untuk mengambil handuk basah yang diisi oleh air hangat. Dia menggosok tubuh He Jing dengan handuk basah dan membersihkan seluruh tubuhnya.
Lalu setelah itu, dia membawa tubuh He Jing yang tidak menggunakan apapun. He Kuan pergi ke kamar mereka yang berada dilantai atas. Setelah menyelimuti tubuh He Jing. He Kuan juga masuk ke dalam selimut dan memeluk tubuh lelaki didepannya.
Dia membawa wajah He Jing ke dadanya. Ketika dia melirik kearah jam pada kamar mereka. Dia tidak tahu bahwa mereka bermain selama lebih dari dua jam. Karena He Jing pingsan, He Kuan tidak lagi melakukannya.
He Kuan terus memperhatikan tubuh wajah He Jing. Wajah He Jing tidak cantik maupun lembut seperti Omega kebanyakan. Dia justru terlihat lebih seperti Beta. Dia masih ingat kejadian beberapa tahun silam ketika mereka pertama kali bertemu.
“Pada akhirnya, ucapan teman-temanku selalu benar. Kamu dan aku akan menikah dimasa depan. Sepertinya ramalan itu juga tidak berbohong.” He Kuan tersenyum. Dia membelai wajah istrinya. Sebelum dia benar-benar tidur, dia mencium dahi He Jing. “Istriku tercinta, selamat malam.”