English Translate : saehan01

Indo Translate : norkiaairy

Editor : Chin

“Han Jia, apakah kamu membawa anak laki-laki ke sini hari ini? …… bagaimana kondisinya saat ini? …… bawa dia padaku. Aku ingin anak itu …… kita akan bicara saat kamu turun.”

Xiao Li menutup telepon dan menghadapi Qi Xiu Yuan yang sedang duduk di depannya: “Qi Laoshi, muridmu baik-baik saja. Dia akan berada di sini sebentar lagi. Jangan khawatir dan tunggu sebentar. Ah benar, apa yang ingin kamu minum?”

“Tidak, terima kasih.” Qi Xiu Yuan melihat sekeliling kiri dan kanan, “Ini …… kantormu?”

Xiao Li menggelengkan kepalanya: “Qi Laoshi, kau lucu. Bagaimana kami bisa memiliki kantor seperti ini? Ini adalah lobby lounge (tempat santai). Aku selalu suka berada di sini. Sekarang sudah menjadi tempat khusus untuk kugunakan.”

Qi Xiu Yuan hanya bisa membalas dengan ‘oh’ sebelum ruangan senyap lagi. Dia santai dalam pikirannya untuk sementara tapi akhirnya dia tidak tahan lagi dan membuka mulutnya untuk berbicara lagi: “Apakah kamu …… membuka tempat ini?”

Xiao Li tampak benar-benar ingin tertawa: “Kamu berpikir terlalu banyak tentangku.”

Qi Xiu Yuan mengeluarkan desahan lega yang tak terlukiskan. Namun, dia merasa bahwa kelegaan ini sedikit menipu dirinya sendiri dan orang lain.

Sambil tersenyum canggung, terdengar ketukan di pintu.

Pada saat bersamaan, suara tawa terdengar dari luar pintu.

“Xiao Li, keluar dan ambil orang ini! Kamu menerima berita dengan cepat bukan? Kamu pembohong. Tidakkah kamu mengatakan hal seperti ini tidak sesuai dengan keinginanmu ya?”

Xiao Li membuka pintu. Seorang pria berpakaian hitam, membawa Jiang Xiao Ning di tangannya dan masuk. Berjalan di belakangnya adalah pria yang dilihat Qi Xiu Yuan kemarin di ‘Ge An’.

“Han laoban.”

Pria berpakaian hitam itu menempatkan Jiang Xiao Ning di sofa. Qi Xiu Yuan menatapnya dari jarak dekat. Pipinya merah padam dan ekspresinya penuh kebingungan, dan mengigau. Melihat muridnya seperti ini, Qi Xiu Yuan menjadi sangat khawatir.

Dia segera pergi ke arah Jiang Xiao Ning dan menepuk pipinya dan dengan suara rendah dia memanggilnya: “Xiao Ning. Xiao Ning.”

Jiang Xiao Ning benar-benar tidak merespon.

Dada Qi Xiu Yuan diperketat karena cemas. Dia tidak bisa menahan diri untuk mengangkat kepalanya dan menatap Xiao Li.

Xiao Li malah menoleh dan bertanya pada Han Jia, “Ada apa dengannya?”

“Aku pikir kamu ingin mencicipi daging segar, jadi aku memberinya pil. Jadi, kamu sebenarnya tidak ingin mencoba – “

Matanya menghindar dan mendarat dengan jahat pada Qi Xiu Yuan. Tiba-tiba, wajahnya dilukis dengan terkejut saat dia berkedip beberapa kali, bingung untuk berkata, “Pria tampan ini, apakah kamu gurunya?”

Qi Xiu Yuan menggerutu dengan kemarahan, begitu banyak sehingga dia sangat ingin pergi ke Han Jia dan memukulinya, tapi ini adalah wilayah mereka. Selain itu, dia sudah mengembalikan Jiang Xiao Ning.

Tahan saja ini, tahan, dia berulang kali mengatakan pada dirinya sendiri meskipun nada suaranya masih penuh cibiran. “Maaf merepotkanmu, tolong sembuhkan dia karena pil ini!”

Mendengar ini, senyum Han Jia menjadi semakin cemerlang. “Ini, aku tidak bisa menyembuhkannya. Bagaimanapun, hidangan utama sudah ada di sini. Siapa pun yang makan itu pasti akan menikmatinya dengan benarkan? Kalian berdua bisa memutuskan siapa yang bisa menikmatinya.”

Setelah dia mengatakan ini, dia memberi Xiao Li lirikan sekilas dan dengan tatapan gila itu, dia dengan santai berbalik dan pergi. Pria berpakaian hitam mengikutinya keluar dari ruangan.

Qi Xiu Yuan terbakar karena cemas dan ingin mengejarnya, tapi Xiao Li mengulurkan tangannya, menghalanginya.

“Jangan dengarkan dia. Anak ini baik-baik saja.”

Suara Xiao Li hampir menenangkan Qi Xiu Yuan yang tidak sabar.

“Biarkan dia duduk sebentar di air dingin, tidur dan dia akan lebih baik.”

Xiao Li membungkuk dan mengangkat Jiang Xiao Ning, sebelum mengisyaratkan Qi Xiu Yuan untuk membuka pintu lain di ruang lobi. Di dalamnya ada kamar mandi yang sangat mewah.

Xiao Li meletakkan Jiang Xiao Ning di dalam bak mandi dan menyalakan kran mandi ke air dingin.

Jiang Xiao Ning berteriak dalam reaksi terhadap air dingin yang membasahi tubuhnya sebelum dia mengerang, “Ayah …… tolong aku …… laoshi ……tolong aku ……”

Beberapa detik kemudian, wajahnya basah kuyup, sulit untuk mengatakan apakah itu air mata atau air biasa.

Qi Xiu Yuan merasa tertekan dan sedih memandangnya seperti ini. Dia tidak bisa tidak mengalihkan pandangannya dan mengamuk pada Xiao Li: “Kalian …… anak ini tidak mau. Bagaimana kalian bisa melakukan ini?”

Xiao Li sedikit melirik ke samping, mengeluarkan sebatang rokok dari saku jasnya dan menyalakannya tanpa berkata apapun.

Qi Xiu Yuan tiba-tiba menyadari bahwa ini adalah pertama kalinya dia melihat Xiao Li merokok.

Bagaimana kamu ingin dia menjawabmu? Bagaimana kamu ingin gangster tanpa hukum ini menjawabmu?

Qi Xiu Yuan mendesah, suasana hatinya sangat berkecil hati.

Di seluruh kamar mandi ini, yang bisa didengarnya hanyalah suara air yang mengalir turun.

Kedinginan secara berangsur-angsur menghantam Jiang Xiao Ning sehingga membuatnya bersuara keras. Matanya kemudian mendadak terbuka dan pupilnya perlahan bergerak. Begitu melihat Qi Xiu Yuan, matanya langsung cerah, menunjukkan rasa lega dan kedamaian.

“Laoshi ……” Dia membuka mulutnya dengan lemah.

Qi Xiu Yuan mematikan airnya. Dia menggulung lengan bajunya dan menarik Jiang Xiao Yuan dari bak mandi.

“Mr. Li, kita pergi sekarang.” Dia bahkan tidak repot-repot melihat keberadaan Xiao Li saat dia mulai berjalan.

“Bagaimana kalian akan pergi dengan keadaan seperti ini?” Suara Xiao Li terasa dalam dan rendah namun tetap halus dan mantap. Dan seperti itu Qi Xiu Yuan tidak menanyakannya lebih lanjut.

“Pertama keringkan tubuh muridmu dulu, kalau tidak dia akan terserang flu.”

Dengan rokok yang menggantung di mulutnya, dia membuka lemari di dekatnya dan mengeluarkan handuk putih besar dan lembut.

“Handuk ini belum pernah dipakai. Kamu bisa menggunakannya sesukamu.” Dia memberi Jiang Xiao Ning yang berada di lengan Qi Xiu Yuan tatapan sekilas, “Jika tidak nyaman baginya untuk kembali ke rumah, aku akan membawa kalian ke rumahmu.”

“Tidak perlu merepotkan dirimu sendiri.” Qi Xiu Yuan masih tidak menatapnya.

Tapi saat itu, Xiao Li sudah berjalan menuju pintu. Ketika dia mendengar kata-kata itu, dia hanya melambaikan tangannya karena tidak setuju.

“Setelah kamu merapikannya, turunlah. Aku akan menunggumu di pintu masuk.”

Recommended Articles

0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!