Shao Nan menatap senang ke arah kedua orangtua barunya. Ia bersyukur dilahirkan kembali ke dalam tubuh ini dan merasakan kasih sayang mereka. Ia tahu bahwa kini keluarganya dalam kondisi ekonomi yang kurang bagus namun ia tak perduli tentang itu. Menurutnya mempunyai harta banyak dengan anggota keluarga yang tak rukun adalah hal yang paling mengerikan seperti dikehidupannya sebelumnya. Tak apa keluarga mereka sederhana asal penuh kehangatan dan kasih sayang.

“Kau sudah siap sayang?” tanya Lin Xiao- ibu Win.

“Sudah Bu.” jawabnya.

“Baiklah kalau begitu kita pulang sekarang.” ucap Shao Qicheng- ayah Shao Nan.

Shao Nan berjalan keluar ruang inapnya dengan digandeng oleh ibunya dan ayahnya di kedua sisi. Sebenarnya ini agak berlebihan mengingat kondisi tubuhnya yang sudah baik-baik saja, tapi Shao Nan tetap menuruti kemauan kedua orangtuanya karena ia tahu itu merupakan wujud perhatian mereka.

Di Mobil

“Nan-er, kau sudah berterima kasih dengan Bai Feng atas biaya rumah sakitmu yang ia tanggung?” tanya Lin Xiao pelan.

“Sudah Bu.” jawab Shao Nan singkat. Hal ini sontak membuat Lin Xiao dan Shao Qicheng saling berpandangan, bingung melihat putra mereka yang bersikap tenang walau nama Bai Feng disebutkan.

Shao Nan merasakan keraguan dari kedua Orangtuanya. Ia pun berkata, “Bu, Yah, tenang saja aku tak akan terobsesi dengan Bai Feng lagi. Mulai saat ini Nan-er akan berhenti mengejar cintanya. Nan-er juga tahu kalau kita jauh berbeda.” ucap Shao Nan membuat kedua paruh baya itu merasa bersalah.

“Nan-er, maaf. Kalau bukan karena Ayah tertipu dan perusahaan kita bangkrut… kau mungkin tak akan malu untuk mengejar Bai Feng.” sesal Shao Qicheng. Nan-er menggeleng dan tersenyum menenangkan rasa bersalahnya.

“Sstt… tidak Yah. Jangan berkata begitu. Walau keluarga kita masih seperti dulu, derajat klan Bai tetap di atas kita. Hanya klan no.2 yang bisa bersanding dengannya Yah.” Lin Xiao dan Shao Qicheng mengangguk setuju. Namun dalam hati, mereka tetap menyesali bangkrutnya perusahaan mereka. Jika tidak bangkrut, setidaknya Shao Nan tak akan terlalu malu untuk mengejar Bai Feng.

Tapi, sepertinya Tuhan mengabuli permintaan mereka agar Shao Nan berhenti mengejar Bai Feng. Sebagai orangtua yang mereka inginkan hanyalah kebahagiaan anak mereka. Melihat Shao Nan sering menangis akibat penolakan Bai Feng, membuat hati mereka ikut sakit.

Sepertinya Shao Nan banyak berubah, menjadi pribadi yang lebih tenang dan dewasa setelah bangun dari komanya. Keduanya ikut senang akan hal itu.

*****

Setelah seminggu cuti sakit akhirnya Shao Nan masuk kuliah juga. Walau sempat ditentang oleh kedua orangtuanya Shao Nan tetap masuk. Ia merasa sudah sehat dan dapat beraktivitas seperti biasa.

Mobil yang dikendarai Shao Qicheng berhenti di tempat parkir. Shao Nan pamit kepada ayahnya dan turun dari mobil. Ia menatap rindu bangunan besar di depannya. Rasanya senang sekali dapat kembali kuliah. Setidaknya ia dan Shao Nan asli mempunyai satu kesamaan yakni kuliah di tempat yang sama. Namun jurusan mereka berbeda. Ia dulu mengambil jurusan teknik, sedangkan Shao Nan mengambil jurusan Bisnis.

Walau kini berada dalam jurusan yang berbeda Shao Nan tak merasa terbebani. Karena di kehidupan sebelumnya ia sering mengikuti ayahnya di beberapa pertemuan bisnis. Itu membuatnya cukup mengerti dunia bisnis. Jadi, ia rasa tak akan ada yang curiga kalau dirinya bukanlah Shao Nan yang asli karena tidak tahu apa-apa tentang dunia bisnis.

Shao Nan melangkahkan kakinya ke dalam gedung bercat coklat putih tersebut. Ia pun bergegas ke departemen bisnis. Awalnya biasa saja tapi, semakin lama Shao Nan merasa ada yang aneh. Kenapa setiap mahasiswa yang dilewatinya menatapnya dengan berbagai macam pandangan sambil bisik-bisik dengan teman mereka? Samar-samar ia dapat mendengar perkataan mereka.

“Psstt… itu siapa? Imut sekali!”

“Iya ya, apakah dia mahasiswa baru?”

“Yak dasar bodoh. Perhatikan dengan baik-baik. Itu ShaNan!”

“Hah? serius? Kenapa ia terlihat berbeda sekali dari Shao Nan yang kita kenal?”

“Tentu saja berbeda. Apa kau tak lihat hari ini ia tak memakai riasan smokey-nya?”

“Wah… kau benar! Kenapa tak dari dulu ia seperti ini? ia terlihat sangat baik dengan riasan normal seperti itu.”

“Benar, ia terlihat sangat tampan dan imut dengan penampilannya yang sekarang.”

“Cih, apa gunanya merubah penampilan kalau masih saja menyebabkan berbagai masalah.”

“Haha… benar, lihat saja pagi ini ia kembali menyebabkan satu kampus heboh tentang skandalnya bersama Bai Feng.”

Shao Nan mencoba mengabaikan semua tatapan dan gosip tersebut. Ia terus berjalan menuju kelasnya. Baru saja masuk ke dalam kelas Su Bei sudah menghampirinya dengan wajah penuh khawatir.

Wanita itu memegang kedua tangannya. Dengan mata berkaca-kaca dan pandangan penuh kasihan ia berkata, “Nan nan, apa kau baik-baik saja?”

Shao Nan menghela napas melihat tingkah Su Bei yang berlebihan. “Tentu saja aku baik-baik saja. Memangnya kenapa Su Bei?” tanya Shao Nan.

Shao Nan mengigit bibir bawahnya dan ragu untuk berbicara namun ia pun berkata, “Nan nan… hm, itu forum kampus…” Shao Nan tak sabar melihat Su Bei berbicara setengah-setengah. Ia pun mengambil handphonenya dari saku bajunya kemudian membuka forum kampus.

Shao Nan menyipitkan matanya melihat berita paling atas yang dikomentari oleh ribuan mahasiswa di kampusnya. Berita itu berisi fotonya yang sedang bertengkar dengan Bai Feng di tengah jalan. Lalu di bawah foto tersebut ada tulisan yang sangat panjang yang intinya adalah tentang dirinya yang tak tahu malu, dan berusaha menjadi burung phoenix dengan mengejar Bai Feng.

Shao Nan menatap datar foto tersebut. Ia curiga ada orang yang mengikuti Shao Nan saat hendak bertemu Bai Feng. Pasti orang terdekatnya, karena lokasi foto tersebut diambil adalah di depan perusahaan Bai Feng. Shao Nan meyakini itu karena kebanyakan orang tak berani berurusan dengan Bai Feng apalagi sampai mengambil fotonya secara diam-diam.

Shao Nan menatap Su Bei yang masih memandangnya khawatir. Shao Nan curiga dengannya. Sepertinya ia ingat kalau Shao Nan asli selalu menceritakan segala hal padanya termasuk rencananya untuk menemui Bai Feng hari itu. Berarti hanya Su Bei orang terdekatnya yang mungkin mengambil foto mereka berdua.

“Aku pergi dulu.” ucap Shao Nan. Melihatnya pergi begitu saja Su Bei langsung berlari keluar kelas mengikuti langkah cepat sahabatnya.

“Nan nan tunggu aku! Kau mau kemana?” tanya Su Bei sambil berlari kecil.

Shao Nan menatap Su Bei sekilas dan menjawab singkat, “Menemui admin forum kampus.” Su Bei mengerti maksud Shao Nan menemui admin tersebut pasti untuk menghapus berita tentangnya. Su Bei gelisah ia tak ingin berita itu dihapus. Walau satu kampus sudah menganggap sikap Shao Nan yang tak tahu malu karena berani mengejar Bai Feng, namun masyarakat belum mengetahuinya. Ia ingin semua warga China tahu tentang Shao Nan yang ingin menjadi seekor phoenix. Keinginan terbesarnya adalah melihat Shao Nan hancur hingga menangis darah.

Sambil berlari kecil mengikuti langkah cepat Shao Nan, Su Bei bertanya, “Nan nan ada apa dengan penampilanmu hari ini? kau terlihat berbeda dari sebelumnya.” Shao Nan meliriknya dan menjawab singkat, “Hanya ingin suasana baru. menurutku penampilan seperti ini lebih cocok untukku dibandingkan dengan riasan smokey yang biasa kupakai. Bukan begitu, Su Bei?” tanya Shao Nan sarkastik.

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!